Pengantar
Salah satu ciri Pramuka Siaga adalah banyak bergerak. Pramuka Siaga sangat senang menggunakan seluruh waktunya untuk bergerak baik dalam lingkup gerakan kasar seperti berlari, melompat, dan melempar maupun melakukan gerakan tubuh yang bersifat keterampilan terbatas dan halus seperti menggunting, menempel, dan mendorong. Secara sederhana pola gerak tubuh Pramuka Siaga dapat dibagi kedalam tiga bentuk yaitu :
- Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat: misalnya jalan, lari, dan loncat. .
- Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) di mana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat: misalnya mendorong, menarik, menekuk, memutar.
- Manipulatif, di mana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan sesuatu.
Ketiga bentuk gerak tersebut sering berdiri sendiri-sendiri, namun adapula gerakan-gerakan yang mengkombinasikan ketiga bentuk gerakan di atas, misalnya berlari sambil menangkap, melempar dan memasukan bola ke keranjang.
Para Pembina Pramuka Siaga perlu memberikan perhatian dan melatih perkembangan gerak motorik para peserta didiknya sebagai bagian dari materi kegiatan dan latihan di perindukannya.
Bentuk Permainan
- Kombinasi berbagai gerakan seperti berlari, menjatuhkan diri, tiarap, merayap, menembak, berlindung, berguling-guling, dsb yang disimulasikan dalam sebuah adegan perang gerilya mempertahankan Kemerdekaan RI.
- Kegiatan ini merupakan kegiatan yang membutuhkan persiapan matang oleh karenanya tepat jika dilaksanakan dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI, Hari Pahlawan, dan hari-hari bersejarah lainnya.
Perlengkapan
- Untuk mendukung bentuk permainan ini dibutuhkan naskah, lapangan terbuka yang cukup luas, property sederhana seperti tongkat, bendera merah putih, tali rafia, audio playar, soundsystem dsb.
- Naskah dapat direkaam terlebih dahulu atau dibacakan ketika permainan berlangsung.
- Di lapangan disiapkan tanda-tanda pos yang dibaratkan pos tentara Belanda yang harus diserang dan direbut para gerilyanan Indonesia.
- Agar penghayatan para Siaga lebih mendalam, Pembina bisa mengarahkan agara para Siaga dapat menggunakan pakaian seperti pasukan gerilyawan Indonesia zaman dahulu sesuai dengan kreasi masing-masing. Pakaian harus yang menyerap keringat, memudahkan untuk bergerak, sesuai untuk kegiatan lapangan, tidak terlalu banyak asesoris yang bisa mengganggu jalannya permainan.
Korelasi dengan Area Pengembangan Pramuka Siaga
- Permainan ini dominan mengembangkan area fisik terutama dalam mengembangkan gerak motorik kasar melalui gerakan berlari, berguling, melompat, memanjat dan juga gerak motorik halus seperti menembak, melucuti, gerakan bela diri, dsb.
- Permainan ini juga dominan mengembangkan aspek kecerdasan sosial dengan menanammkan kesadaran bahwa kehidupan sebuah bangsa membutuhkan pengorbanan, kerjasama, kesediaan berkorban, kesediaan menerima dan meberi untuk kemajuan bersama.
- Permainan ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan emosional dengan menumbuhkan kesadaran berempati terhadap perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa didalam mempertahankan kemerdekaan dan membela tanah airnya.
- Permainan ini dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dengan melatih konsentrasi mendengarkan narasi dan memberikan respon terbaik terhadap apa yang dituntut oleh narasi.
- Permainan ini terbuka untuk digunakan sebagai area pengembangan kecerdasan spiritual dengan cara para Pembina menekankan deskripsi khusus tentang makna kemerdekaan sebagi anugerah Tuhan, kekebebasan manusia sebagi hak azasi, penjajahan adalah salah satu bentuk kedzoliman manusia dan sikap untuk terus mensyukuri kemerdekaan.
Cara bermain
Tahap Persiapan
- Sehabis upacara pembukaan latihan siaga, Bunda/Yanda mengingatkan bahwa hari ini adalah peringatan HUT Kemerdekaan RI. Bunda/Yanda menjelaskan tentang arti kemerdekaan, beratnya perjuangan para pahlawan, banyaknya pahlawawan yang gugur, penderitaan bangsa Indonesia yang luar biasa.
- Bunda/Ya juga menjelaskan meski berat bangsa Indonesia tetap bisa merdeka karena ada semangat pantang menyerah, bahu membahu, sikap berani mati membela negara, dan sejumlah contoh teladan lainnnya.
- Bunda/Yanda menyampaikan bahwa untuk mengenang para pahlawan bangsa, hari ini Buda/Yanda akan mengajak para Siaga untuk berperan sebagai gerilyawan yang gagah berani untuk mengusir tentara Belanda dengan merebut 3 pos yang dikuasainya.
- Kemudian Bunda/Yanda memberi kesempatan para Siaga untuk bergati pakaian lapangan seperti para gerilyawan zaman dahulu. (Pada latihan minggu lalu Bunda/Yanda sudah memberi tugas para Siaga bahwa untuk latihan hari ini harus membawa pakaian lapangan seperti pakaian para gerilyawan)
Babak Pemanasan :
Setelah semua Siaga berkumpul membentuk barisan, Bunda/Yanda memutarkan lagu atau mengajak para Siaga bernyanyi “Hari Merdeka”. Sambil menyanyi para Siaga melakukan gerakan pemanasan dengan melakukan gerakan berjalan di tempat dan mengepalkan tangan ke atas dengan penuh semangat. Selesai bernyanyi para siaga, dalam posisi siap menyerbu pasukan Belanda.
Babak Pelaksanaan
Merebut Pos 1 : Pos Penjagaan
Narasi : " Merdeka ... merdeka .... " para gerilyawan Indonesia yang gagah berani, kini siap melawan tentara Belanda yang kembali ingin menjajah Ibu Pertiwi.
Adegan : Para Siaga ikut beteriak "Merdeka ... merdeka ...." kemudian mengambil sikap siap maju berperang mempertahankan kemerdekaan Indonesia seperti gerilyawan Indonesia tempo dulu.Narasi : “Tidak lama kemudian, dari Pos Belanda di kajauhan berbunyi tembakan sahut-menyahut yang diarahkan kepada para gerilyawan Indonesia. Dengan gagah berani para gerilyawan langsung menjatuhkan diri, bertiarap, kemudian maju merayap pelahan-lahan dengan keberanian luas biasa terus maju untuk merebut pos pertama dari pasukan Belanda".
Adegan : Dengan mengikuti narasi, Para Siaga harus melakukan gerakan : menjatuhkan diri, bertaiarap, kemudian merayap sampai mendekati pos I tentara Belanda.
Narasi : "Ditengah desing peluru tentara Belanda, para Gerilyawan Indonesia tidak mengenal takut demi membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan cekatan mereka mengepung tentara Belanda menyerbu bersama-sama dari berbagai arah. Ada yang menembak. ada yang melompat, lari sambil berjongkok, tiarap, ada yang satu lawan satu dengan gerakan bela diri, ada yang menggotong temannya yang terluka dan ada pula yang menawan tentara Belanda yang menyerah..."
Adegan : Dengan megikuti narasi para Siaga merayap kemudian mengepung pos 1 dan melakukan gerakan imajinatif (karena memang tidak ada yang berperan sebagai lawan/Tentara Belanda) : Para siaga melakukan gerakan seolah-olah sedang menembak, menjatuhkan diri, menembak, tiarap, melakukan gerakan bela diri melawan musuh, melakukan gerakan menolong temannya, dan melakukan gerakan menawan tentara Belanda.
(Catatan : agar suasana meriah dan gembira, gerakan-gerakan atau narasi tidak perlu diberi tahu terlebih dahulu kepada para Siaga. Para Siaga diminta untuk berinisiatip sendiri dan spontan dalam melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan peran yang dipilihnya).
Merebut Pos II : Menuju Benteng Musuh
Narasi : "Setelah pos penjagaan berhasil direbut, kini para gerilyawan Indonesia yang gagah berani terus maju pantang mundur untuk merebut benteng musuh. Dengan gagah berani mereka sekarang lari berpencar, memanjat tebing didepannya dengan tiada kenal lelah - memanjat lagi - jatuh lagi - memanjat lagi - jatuh lagi, hingga akhirnya semua berhasil memanjat tebing ...."
" ... Dikejauhan terlihat benteng tentara Belanda yang akan direbut, namun sayangnya terhalang sungai berbatu yang sangat lebar. Kini para gerilywan berjalan sambil jongkok menuju sungai yang ada di depannya, ada yang berjalan jongkok secara cepat ada yang lambat namun mereka penuh semangat. Sampailah mereka si sungai yang lebar dan mereka menyebarang sungai dengan cara melompat dari satu batu ke batu lain. Ada yang terpeleset, ada yang terlambat, ada yang cepat ..."
Adegan : Para siaga melakukan gerakan sesuai narasi, berlari berpencar, melakukan adegan seolah-olah memanjat tebing dengan cara jatuh bangun, berjalan jongkok beberapa lama, melompat-lompat seolah-olah menyebarang sungai dengan menginjak batu-demi batu.
Merebut Pos III : Menguasai Benteng
Narasi : "Setelah bersusah payah, kini para gerilyawan Indonesia yang gagah berani, tibalah disasaran untuk merebut benteng Belanda. Mereka kini beristirahat sejenak sebelum melakukan penyerbuan akhir. Ada yang berbaring telentang menatap langit, ada yang tengkurap dengan memegang senjatanya erat-erat, ada yang tidur dengan memiringkan tubuhnya, dan nada yang tetap tiarap waspada mengawasi gerakan musuh ..."
" .... Kini penyerangan akan dimulai, para gerilyawan bergeser keberbagai arah dengan cara berguling-guling agar tidak diketahui musih. Mereka terus berguling, berpencar dengan berguling ke kanan ada yang berguling ke kiri ...."
" ..... Tidak lama kemudian mereke berhasil mendekati benteng musuh dan menyerang dengan melakukan tembakan bertubi-tubi. Benteng musuhpun jatuh. Tentara Belanda satu demi satu keluar benteng sambil mengibarkan bendera putih dan meletakkan tanganya di atas kepala tanda menyerah.
Para Gerilyawan, berdiri, berlari, mendekati tentara Belanda – mereka menangkap satu persatu dan melucuti tentara Belanda dari arah kaki hingga kepala berkali-kali .... "
Adegan : Para siaga melakukan gerakan sesuai narasi : tidur terlentang, tidur tengkurap, tidur miring, berguling-guling, menembak dengan tiarap, menembak dengan berlari, dan seolah-olah melucuti tentara belanda dengan gerakan berdiri - jongkok – berdiri – jongkok.
Babak Akhir :
Narasi : " .... Kini benteng telah berhasil direbut para gerilyawan Indonesia, tentara Belanda sudah menyerah, maka selamatlah kemerdekaan Indonesia dari ronrongan tentara Belanda. Para Gerilyawan tampak mengitari bendera merah putih, dengan sigap memberi hormat dan kemudian bersama-sama menyanyikan lagu “Hari Merdeka” dan diakhir lagu mereka teriak lantang “MERDEKA ……!!!!”
Adegan : Para Siaga mengitarai bendera merah putih, memberi hormat, menyanyikan lagu "Hari Merdeka" dan berteriak lantang "MERDEKA ...."
Permainan selesai.
Catatan :
- Permainan ini bisa disederhanakan tema dan narasinya, yang penting tema dan narasi bisa mengarahkan para Siaga untuk melakukan berbagai gerakan yang melatih gerak motoris para Siaga.
- Narasi, ilustrasi musik dan efek suara sangat penting untuk menciptakan suasana. Oleh sebab itu Bunda/Yanda harus betul-betul menyiapkan narasi sebaik-baiknya.
- Semua gerakan-gerakan dilakukan dengan imajinasi dan kreasi para Siaga oleh sebab itu spontanitas menjadi penting untuk membangun kegembiraan dan keceriaaan.
Selamat memandu. Salam Siaga
Membahagiakan Siaga, membahagikan Indonesia.
Lihat entri/topik terkait :
Area Pengembangan Pramuka Siaga, Pembina Siaga (Peran & Tanggungjawabnya)Sumber :
Dari berbagai sumber : buku, jurnal ilmiah dan media onlineDiadaptasi dan ditulis ulang untuk "Ensiklopedia Pramuka" ('aiw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar