Minggu, 27 Oktober 2013

Berkemah : Simpul & Ikatan Tali Untuk Mendirikan Tenda



Pengantar

Untuk mendirikan tenda diperlukan pengetahuan mengenai simpul atau ikatan yang digunakan. Yang perlu diperhatikan adalah gunakan simpul atau ikatan pada tenda yang mudah mengikat dan melepaskannya. Simpul atau ikatan pada tenda dapat terdiri dari dua hingga empat macam simpul, tergantung dari situasi dan kondisi cuaca pada saat berkemah. 

Simpul & Ikatan Tali pada Tenda

Simpul atau Ikatan yang biasa digunakan sewaktu mendirikan tenda, yaitu : 

 

Simpul atau Ikatan Pangkal
Digunakan untuk mengikat ujung tiang tenda atau pasak yang berlobang. 



Simpul atau lkatan Tiang
Digunakan untuk mengikat ujung tiang tenda atau pasak yang berlobang.



 Simpul atau Ikatan Nelayan
Digunakan untuk mengikat pada lobang diujung pojok tenda. 


Simpul atau Ikatan Jangkar
Digunakan untuk mengikat lobang di pinggir tenda agar kencang atau tegang.


Untuk mengantisipasi perubahan cuaca€ yang datang secara mendadak, ikatan tali pada tenda-tenda yang dipasang haruslah :
  1. Ikatan pada pasak tenda harus mudah dibuka dan dipasang kembali
  2. Penggunaan simpul pangkal tidak cocok, karena itu
  3. Pergunakan tali wangsul.
Lingkungan Tenda

Selokan Sekeliling Tenda
  1. Galilah selokan disekeliling tenda jika berkemah pada musim penghujan.
  2. Tanah galian ditumpuk di dalam, sehingga tidak perru menggali terlalu dalam.
  3. Jika perlu taburkan garam pada sekeliling selokan untuk mencegah ular masuk tenda.

Gapura dan Pagar Batas Regu
Pintu Gapura berfungsi sebagai pintu pekarangan, sebab itu :
  1. Ketuklah pintu bila berkunjung ke tenda kelompok/Regu lain.
  2. Cantumkan nama Regu, Nama Pinru, Wakil dan Anggota Regu pada Pintu Gapura.
Pagar batas merupakan batas tanggung jawab setiap kelompok/Regu, untuk itu :
  1. Keluar/masuk perkemahan harus melalui pintu gapura.
  2. Arena di dalam batas pagar harus dibersihkan sehingga sampah tidak menumpuk.

Selamat Berkemah. Salam Pramuka

Lihat topik/entri terkait :

Sumber :




Minggu, 20 Oktober 2013

Kepemimpinan Pramuka : Menyelesaikan Konflik



Metode-metode Pengelolaan Konflik

  1. Stimulasi konflik, yaitu upaya  menstimulasi konflik yang terlalu rendah sehingga pelaksanaan program menjadi lambat dengan agar menjadi konflik yang dapat memicu untuk persaingan untuk menuju ke hal-hal positip seperti percepatan kerja, pencapaian target yang lebih tinggi, memacu inovais dan kreativitas baru, dsb.
  2. Pengurangan atau penekanan konflik , yaitu upaya untuk mengurangi konflik yang terlalu tinggi sehingga berpotensi produktivitas, mengganggu kerjasama kelompok, terlantarnya pelaksanaan program, terganggunya emosi anggota kelompok, dsb.
  3. Penyelesaian konflik, yaitu upaya menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi agar tidak menganggu jalannya organisasi.

Metode Stimulasi  Konflik

Konflik yang terlalu rendah dapat  menyebabkan kehidupan organisasi menjadi pasif, kurang menantang, monoton sehingga menurunkan produktivtas, sikap inovatif dan motivasi meraih prestasi terbaik. Dalam menghadapi situasi semacam kehidupan organisasi perlu distimulasi agar dapat menumbuhkan konflik yang terukur.  Metode stimulasi konflik meliputi :
  • Memasukan atau penempatan orang baru atau orang luar ke dalam kelompok
  • Penyusunan kembali strukur organisasi dan penempatan personal
  • Penawaran bonus, penghargaan dan bentuk-bentuk apraisal lain untuk mendorong persaingan dan semangat kerja
  • Pemilihan pemimpin kelompok baru  yang tepat
  • Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan yang selama ini dilakukan atau mengembangkan pola pikir dan pola kera "out of the box"

Metode Pengurangan Konflik

Pada sisi lain konflik yang terlalu tinggi sangat membahayakan kehidupan organisasi, oleh sebab itu perlu upaya "pendinginan suasana". Metode pengurangan konflik adalah metode mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana” tetapi tidak menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik. Metode yang digunakan :
  • Mengganti tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok
  • Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ‘ancaman’ atau ‘musuh’ yang sama
  • Mempertemukan sisi-sisi persamaan dan mendialogkan sisi-sisi perbeadaan anggota kelompok untuk merumuskan konsensus-konsensus baru.

Metode Penyelesaian Konflik   

  • Metode dominasi dan penekanan, metode ini diterapkan dengan mengedepankan otoritas/kekuasaan dengan cara menerapkan kekerasan, penenangan, penghindaran atau aturan mayoritas - suara terbanyak adalah suara yang wajib diikuti.
  • Metode kompromi, metode ini diterapkan dengan mengedepankan mencari sisi-sisi yang sama dan mendilogkan sisi-sisi yang berbeda melalui upaya pemisahan, arbitrasi, kembali ke peraturan-peraturan, menunjuk kelompok penengah, dsb.
  • Metode pemecahan masalah secara integratif, metode ini diterapkan dengan mengedepankan pemecahan masalah yang telah memperhitungkan semua aspek terjadinya persoalan secara komprehensi melalui upaya konsensus (mencari titik temua), konfrontasi  (mempertentangkan untuk menemukan kesamaan), penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi atau kepentingan yang lebih besar.


Mengenali Gaya dalam Mengeloa Konflik

Drs.H.Ahmad Thontowi, mensitir  pendapat Johnson (Supratiknya, 1995)  mengemukakan 5 gaya yang dapat dikenali untuk engelola konflik, yaitu :
  • Gaya kura-kura : Seperti halnya kura-kura yang lebih senang menarik diri untuk bersembunyi di balik tempurungnya, maka begitulah orang yang mengalami konflik dan menyelesaikannya dengan cara menghindar dari pokok persoalan maupun dan orang-orang yang dapat menimbulkan masalah. Orang yang menggunakan gaya ini percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan sia-sia. Lebih mudah menarik diri dari konflik, secara fisik maupun psikologis, daripada menghadapinya.
  • Gaya ikan hiu : Menyelesaikan masalah dengan gaya ini adalah menaklukkan lawan dengan cara menerima solusi konflik yang ditawarkan. Bagi individu yang menggunakan cara ini, tujuan pribadi adalah yang utama, sedangkan hubungan dengan pihak lain tidak begitu penting. Konflik harus dipecahkan dengan cara satu pihak menang dan pihak lain kalah. MencaSpiritual kemenangan dengan cara menyerang, mengungguli, dan mengancam.
  • Gaya kancil : Pada gaya ini, hubungannya sangat diutamakan dan kepentingan pribadi menjadi kurang penting. Penyelesaian konflik menggunakan cara ini adalah dengan menghindari masalah demi kerukunan.
  • Gaya rubah : Gaya ini lebih menekankan pada kompromi untuk mencaSpiritual tujuan pribadi dan hubungan baik dengan pihak lain yang sama-sama penting.
  • Gaya burung hantu : Gaya ini sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadi sekaligus hubungannya dengan pihak lain, bagi orang-orang yang menggunakan gaya ini untuk menyelesaikan konflik menganggap bahwa konflik adalah masalah yang harus dicari pemecahannya yang mana harus sejalan dengan tujuan pribadi maupun tujuan lawan. Gaya ini menunjukkan bahwa konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi antar dua pihak yang bertikai.

Menyelesaikan Konflik

Banyak alternatif yang bisa digunakan untuk menyelesaikan konflik, tergantung pada ruang lingkup, eskalasi, tipe dan tujuan organisasi serta personal-personal yang terlibat didalamnya. Kompetensi seorang pemimpin dan kesadaran para anggota organisasi untuk menempatkan kepentingan yang lebih besar di atas kepentingan pribadi dan kelompok seringkali menjadi "pintu" penyelesain konflik yang lebih efektif

Pada bagian lain  Drs.H.Ahmad Thontowi, mensitir pendapat Prijosaksono dan Sembel (2003) mengemukakan berbagai alternatif penyelesaian konflik dipandang dari sudut menang-kalah masing-masing pihak. Dalam sudut pandang ini terdapat empat kuadran manajemen konflik yaitu :
  • Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi) : Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya. Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh. Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut.
  • Kuadran Menang-Kalah (Persaingan) :  Kuadran kedua ini memastikan bahwa ada pihak yang memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya menggunakan kekuasaan atau pengaruh untuk mencaSpiritual kemenangan. Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.
  • Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi) : Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kalah-menang ini berarti ada pihak berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya digunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan. Mengalah dalam hal ini bukan berarti kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak.
  • Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik) : Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut. Cara ini sebenarnya hanya bisa dilakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting.

Kode Kehormatan Pramuka sebagai Acuan Nilai Penyelesaian Konflik

Konflik memang tidak selamanya negatif  karena ada juga konflik yang positip yang dapat mendinamisasikan kehidupan organisasi dalam mencapai tujuan. Konflik umumnya terjadi pada tataran "implementasi" atau "operasionalisasi" program dalam rangka mencapai tujuan organisasi, oleh sebab itu kembali ke "sistem nilai dasar" biasanya menjad pedoman resolusi konflik yang sangat efektif.

Kode Kehormatan Pramuka adalah sistem nilai yang bisa dijadikan salah satu pedoman dalam menyelesaikan konflik.  Hal itu karena Kode Kehormatan Pramuka :

  • merupakan  budaya organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatan berorganisasi.
  • merupakan  kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka, yang berperan sebagai landasan serta ketentuan moral, yang diterapkan bersama berbagai ketentuan lain yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggung jawab antar anggota serta pengambilan keputusan oleh anggota. 
  • merupakan landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang kegiatannya mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;

    Selamat Memandu. Salam Pramuka


    Lihat enteri/topik terkait
    Kepemimpinan Pramuka : Menejemen Konflik
    Kode Kehormatan Pramuka


    Sumber :
    • Prof. DR. Sadu Wasistiono,   MS, dalam http://www.ipdn.ac.id/wakilrektor/wp-content/upu loads/MANAJEMEN-KONFLIK.pdf, diakses tanggal 18 Oktober 2013
    • Drs.H.Ahmad Thontowi - Widyaiswara Madya Balai Diklat Kemenag Palembang,  dalam http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemenkonflik.pdf, diakses tanggal 18 Oktober 2013
    •  Arie Febrianto M, Jur. Tek. Industri Pertanian, FTP-UB, dalam  ariefm.lecture.ub.ac.id/files/2013/05/9.-Manajemen-Konflik.ppt‎, diakses tanggal 18 Oktober 2013.
    Ditulis ulang dan diadaptasi untuk keperluan "ensiklopedia pramuka on line"  (-aiw)

    Jumat, 18 Oktober 2013

    Kepemimpinan Pramuka : Menejemen Konflik



    Latar Belakang
    • Sebagai pribadi atau individu manusia memiliki persamaan dan perbedaan  perilaku, pemikiran, motivasi, cara pandang, keinginan dan kebutuhan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan tersebut sering memicu terjadinya konflik.
    • Organisasi merupakan tempat manusia berinteraksi dalam kehidupan sosial untuk mencapai tujuan bersama. Tidak jarang dalam sebuah organisasi terjadi "konflik" karena perbedaan-perbedaan individual dimaksud di atas terbawa dalam kehidupan berorganisasi.
    • Konflik dalam organisasi yang tidak ditangani  dengan baik dapat merusak kehidupan organisasi dan berpengerauh pada kepribadian masing-masing personal yang ada didalamnya. Oleh sebab itu "mengelola konflik" kini menjadi perhatian para ahli agar tidak menganggu kehidupan organisasi maupun pribadi.
    Pandangan Lama dan Baru 

    Dalam pandangan lama konflik dalam organisasi dipandang sebagai :
    • Konflik dalam organisasi  dapat dihindarkan, oleh sebab itu dalam kehidupan organisasi tidak dibolehkan adanya konflik.
    • Konflik disebabkan oleh kesalahan manajemen dan perilaku personal-personal yang cenderung bersikap  menjadi  perusak/pengacu - "trouble maker".
    • Konflik mengganggu organisasi, menghalangi pelaksanaan program dan menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi.
    • Tugas seorang pemimpin adalah menghilangkan konflik karena organisasi yang efektif membutuhkan penghapusan konflik.
    Dalam pandangan baru konflik dalam organisasi dipandang sebagai :
    • Konflik dalam organisasi tidak dapat dihindarkan, konflik merupakan keniscayaan sebagai dampak dari "perbedaaan individu" yang ada dalam organisasi.
    • Konflik dalam organisasi dapat terjadi karena struktur organisasi dan urain pekerjaan yang tidak jelas, adanya perbedaan tujuan dari tiap individu yang tidak terkonsolidasi dan adanya perbedaan persepsi dan nilai-nilai pribadi yang menentukan cara pandang terhadap sebuah masalah.
    • Konflik dapat membantu pencapaian tujuan organisasi jika dikelola dengan baik atau konflik justru dapat  menghambat pencapaian tujuan organisasi jika dibiarkan menjadi "penyakit organisasi"
    • Tugas seorang pemimpin adalah  mengelola tingkat konflik dan mencari cara-cara penyelesaian yang efektif, elegan dan menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan indivisu. Organisasi yang sehat, dinamis, mampu memacu inisiatif dan kreativitas memerlukan tingkat konflik yang moderat. 
     Pengertian Menejemen Konflik
    • Manajemen konflik adalah manajemen jangka panjang yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik yang mendasar. Istilah manajemen konflik diberikan untuk menggambarkan berbagai cara orang menyelesaikan keluhan tentang hak untuk melawan sesuatu yang dianggapnya salah. (wikipedia.com).
    • Manajemen konflik tidak sama dengan pemecahan konflik. Pemecahan konflik merujuk pada upaya memecahkan perselisihan dengan persetujuan satu atau kedua belah pihak. Sedangkan menejemen konflik lebih merujuk pada perbedaan pandangan untuk mencapai tujuan organisasi.
    • Agar konflik individu dalam organisasi maupun konflik keorganisasian tidak melebar dan akhirnya mengganggu jalannya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka konflik perlu dikelola dengan baik, terutama oleh seorang pemimpin. 

    Konflik dalam Organisasi
    Konflik memiliki jenis-jenis  yang berbeda yaitu : (1). Konflik dalam diri individu. (2)  Konflik antar individu. (3) Konflik antara individu dan kelompok. (4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. (5) Konflik antar organisasi, dan berbagai jenis konflik lainnya.

    Terdapat  empat area struktural yang dapat menyebabkan  terjadinya  konflik organisasi  yakni :
    1. Konflik hierarkhi, yakni konflik antara beberapa jenjang dalam organisasi, dapat disebabkan karena tumpang tindih kewenangan, atau rebutan pekerjaan.
    2. Konflik fungsional, yakni konflik karena tumpang tindih atau perebutan fungsi, misalnya antara pejabat fungsional dengan pejabat struktural yang menangani bidang yang sama.
    3. Konflik antara lini dan staf, seringkali disebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kewenangan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
    4. Konflik organisasi formal dengan informal.

    Kunci Mengelola  Konflik Organisasi

    Untuk dapat mengelola konflik maka tahap pertama adalah memahami anatomi terjadinya konflik dengan memberi perhatian terhadap 4 hal, yaitu : fungsi konflik, pemicu konflik, spiral konflik dan alternatif penyelesaian konflik

    Fungsi Konflik
    Dalam pendekatan baru konflik organisasi tidak dipandang hanya semata-mata sebagai penghambat namun juga bisa difungsikan  sebagai alat pencapaian tujuan. Konflik dapat difungsikan sebagai alat bantu mencapai tujuan, yaitu :
    • Sebagai alat membangun kohesi, yaitu alat untuk membangun kekompakan dalam menghadapi kompetisi, tidak menjelek-jelekan kompetitor, serta menjadikan kompetisi sebagai medan pendewasaan organiasi. Konflik harus dipersepsikan sebagai situasi  saling BERPACU dalam PRESTASI.
    • Sebagai alat  stimulan/penimbul kreativitas. Pemimpin organisasi harus mampu menyediakan forum  forum bagi anggota organisasi yang berbeda pendapat dalam bentuk diskusi yang sehat dan mencerahkan. Diskusi diarahkan untuk melahirkan ide-ide baru atau terobosan-terobosan kreatif yang disepakati bersama sebagai jalan keluar dari persoalan.
    • Sebagai alatt pelepas/katup. Pemimpin  organisasi harus mampu  memberi kesempatan para anggotanya  untuk menyampaikan pendapat, pikiran, pandangan  yang tak berkenan di hati sampai yang bersangkutan puas dan merasa dihargai.
    • Sebagai alat penjaga keseimbangan.  Organisasi perlu menjaga agar konflik pada tingkat  moderat dapat  terus ada  dan  menjadi bagian dari kehidupan organisasi. Konflik yang moderat adalah ibarat "sambal sebagai pelengkap makan siang". Meseki demikian  keseimbangannya perlu terus dijaga jangan sampai tidak terkendali dan monoton.

    Pemicu konflik
    Dalam kehidupan organisasi banyak hal yang dapat menjadi pemicu konflik. Konflik terjadi umumnya akibat hal-hal sbb :
    • Faktor pebedaan prinsip/nilai yang dianut :  latar belakang, pengalaman, kepercayaan, dan pendidikan membentuk sistem nilai dalam diri seorang individu yang biasanya dipegang erat-erat dan mudah menjadi pemicu konflik ketika terjadi perbedaa prinsip.
    • Faktor memperlakukan dan meihat fakta : fakta-fakta yang sama jika dilihat dari dimensi dan kepentingan yang berbeda jga akan dapat menjadi pemicu konflik
    • Faktor sentimen/subyektivitas : seringkali  "sikap asal beda dan mau menang sendiri" menjangkiti seseorang dalam organisasi. Sikap  ini menjadi salah satu pemicu konflik dalam organisasi, bahkan 85% konflik organisasi disebabkan oleh sentimen.
    • Faktor harapan : perbedaan harapan dan  kekecewaan terhadap harapan yang tidak tercapai umumnya juga dapat menjadi pemicu konflik
    • Faktor kompensasi : ukuran dan pemberian kompensasi yang tidak adil, transparan dan akuntabel juga sering menjadi pemicu konflik dalam organisasi.
    Spiral Konflik
    Spiral  konflik menunjukan bahwa konflik jika terus dibiarkan semakin lama akan semakin lebar, semakin tidak fokus, semakin subyektif, semakin mengundang campur tangan pihak-pihak yang tidak tahu duduk persoalan sebenarnya. Konflik semacam itu akan berkembang secara eskalatif hingga kemudian mencapai titik puncak dan bersifat destruktif /negatif.

    Untuk menghindari terjadinya  spiral konflik maka yang harus dilakukan adalah :
    • Jangan mengungkit masalah-maslah pribadi yang menyangkut kehormatan diri dan keluarga besarnya.
    • Jangan mengungkit masalah masa lalu
    • Jangan mengubah masalah,  harus tetap fokus pada sumber konflik yang inti.
    • Jangan bertindak anarkis dengan menyakiti secara fisik dan juga jangan melakukan kekerasan psikis melalui kata-kata yang disebarkan melalui media (termasuk media sosial) secara tidak proporsional dan obyektif.

    Lihat enteri/topik terkait
    Kepemimpinan Pramuka : Menyelesaikan Konflik

    Sumber :
    • Prof. DR. Sadu Wasistiono,   MS, dalam http://www.ipdn.ac.id/wakilrektor/wp-content/upu loads/MANAJEMEN-KONFLIK.pdf, diakses tanggal 18 Oktober 2013
      • Drs.H.Ahmad Thontowi - Widyaiswara Madya Balai Diklat Kemenag Palembang,  dalam http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/manajemenkonflik.pdf, diakses tanggal 18 Oktober 2013
      •  Arie Febrianto M, Jur. Tek. Industri Pertanian, FTP-UB, dalam  ariefm.lecture.ub.ac.id/files/2013/05/9.-Manajemen-Konflik.ppt‎, diakses tanggal 18 Oktober 2013.
      Ditulis ulang dan diadaptasi untuk keperluan "ensiklopedia pramuka on line"  (-aiw)

      Permainan Pramuka Berkebutuhan Khusus : Pemboyong Sang Merah Putih




      NAMA PERMAINAN
      PEMBOYONG SANG MERAH PUTIH

      KATEGORI
      Permainan Pramuka Tuna Daksa

      TUJUAN
      Permainan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat patriotisme dan jiwa  nasionalisme

      SASARAN
      Setelah mengikuti permainan ini peserta mampu :
      • Meningkatkan semangat patriotisme dan jiwa nasionalisme
      • Memiliki kecintaan dan kebanggaan terhadap bendera nasional
      • Menggunakan kursi roda dengan terampil
      • Meningkatkan koordinasi mata dan anggota gerak
      METODE
      Permainan

      PESERTA
      Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak

      WAKTU
      45 menit, dengan rincian :
      • 10 menit Pengantar dan briefing.
      • 25 menit Proses
      • 10 menit Debriefing
      TEMPAT
      Di luar - di dalam ruangan

      PERALATAN
      • Tongkat untuk tiang gawang dan tongkat bendera (3 buah)
      • Lingkaran plastik/gelang-gelang dari selang/alat holahoop ukuran kecil sejumlah peserta (10 buah)
      • TaIi Pramuka/rafia / kapur secukupnya untuk tanda batas arena
      • Bendera merah putih di pinggir arena
      • Peluit 1 buah
      PELAKSANA
       

      Pengantar dan briefing (10 menit)
      • Pembina mengumpulkan peserta dan membentuk setengah lingkaran.
      • Pembina mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berdoa.
      • Pembina mengajak peserta melakukan tepuk pramuka/satu macam tepuk lainnya dan satu lagu kepramukaan.
      • Pembina menjelaskan cara permainan sebagai berikut : (1)    Pembina membentuk 2 kelompok, masing-masing beranggotakan 5 orang. (2)    Setiap peserta mendapatkan 1 lingkaran plastik. Setiap kelompok harus memasukkan kelima lingkaran plastik yang dipegang anggota kelompok ke tongkat lawan yang terletak diseberang. (3)    Anggota kelompok harus menghalangi gerak lawan untuk menghambat. (4)    Kelompok yang berhasil memasukkan seluruh lingkaran plastik menjadi pemenang dan berhak untuk memboyong bendera sang merah putih.
      Proses (25 menit)
      • Pembina menyiapkan arena permainan dengan memberi batas dan memasang tongkat gawang diujung kanan dan ujung kiri arena.
      • Setiap anggota kelompok harus mengayuh kursi rodanya secepat mungkin untuk memasukkan semua lingkaran plastik yang dipegang ketongkat gawang lawan sambil berusaha menghalangi lawan memasukkan lingkaran plastiknya.
      • Peserta melakukan permainan sesuai aturan selama 25 menit.
      • Pembina mengamati proses permainan untuk melihat kemungkinan terjadinya pelanggaran.
      • Setelah bendera berhasil diperoleh oleh salah satu kelompok, pembina menghentikan permainan.
      • Pembina mengumpulkan seluruh peserta dan mengumumkan pemenang.
      Debriefing (10 menit)
      • Pembina menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti permainan.
      • Pembina menanyakan manfaat permainan yang dilaksanakan.
      • Pembina menutup kegiatan dengan menyanyikan lagu lndonesia Raya dan dilanjutkan berdoa bersama.
      PENILAIAN
      • Ukuran : Proses interaksi antar peserta melibatkan aktivitas fisik dan intelektual, karena ada strategi untuk memasukkan lingkaran plastik sambil menghalangi lawan.
      • Cara : Mengamati proses permainan dan hasil yang dicapai.

      CATATAN
      • Pembina dapat memodifikasi permainan dengan memperhitungkan jumlah peserta dan waktu permainan.

      Selamat Memandu. Salam Pramuka


      Sumber :
      Permainan Pramuka Luar Biasa Tuna Daksa, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011

      Permainan Pramuka Berkebutuhan Khusus : Mengenal Tempat Pelayanan Umum




      NAMA PERMAINAN
      MENGENAL TEMPAT PELAYANAN UMUM

      KATEGORI
      Permainan untuk Pramuka Tuna Daksa

      TUJUANPermainan ini bertujuan untuk mengenalkan tempat-tempat pelayanan umum dan fungsinya.

      SASARAN
      Setelah mengikuti permainan ini peserta mampu:
      • Menyebutkan tempat-tempat pelayanan umum
      • Menyebutkan fungsi tempat-tempat pelayanan umum
      • Melakukan koordinasi mata dan anggota gerak.

      METODE
      Permainan, Tanya Jawab

      PESERTA
      Pramuka Penggalang dan Penegak

      WAKTU
      45 menit, dengan rincian :
      • 15 menit Pengantar dan briefing
      • 25 menit Proses
      •   5 menit Debriefing
      TEMPAT
      Di luar - di dalam ruangan.

      PERALATAN
      • Bola
      • Kertas untuk menuliskan nama tempat pelayanan umum, dipasang di dada peserta
      • Alat tulis
      PELAKSANAAN

      Pengantar dan briefing (15 menit)
      • Pembina mengumpulkan peserta membentuk lingkaran.
      • Pembina mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berdoa.
      • Pembina mengajak peserta melakukan tepuk Pramuka.
      • Pembina menjelaskan tentang macam-macam tempat pelayanan umum dan fungsinya.
      • Pembina menjelaskan cara permainan sebagai berikut: (1)    Setiap peserta harus mengganti namanya dengan nama tempat pelayanan umum yang dipilihnya sendiri dan menuliskannya dikertas, misalnya Posyandu, Rumah Sakit dll. Diharapkan nama tidak boleh sama. (2)    Setiap kali pembina melemparkan bola ke arah peserta, maka peserta harus menangkap bola, lalu menyebutkan nama barunya (tempat pelayanan umum pilihannya) dan fungsinya. Permainan dilakukan sampai semua peserta mendapatkan giliran. (3)    Peserta yang tidak dapat menangkap bola atau lupa nama barunya akan melakukan atraksi.
      Proses (25 menit)
      • Pembina meminta seluruh peserta bersiap di tempat dan memulai permainan.
      • Peserta melakukan permainan sesuai aturan selama 25 menit.
      • Pembina mengamati proses permainan untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam permainan.
      • Setelah permainan selesai, pembina mengumpulkan seluruh peserta dan mengevaluasi proses permainan.
      Debriefing (5 menit)
      • Pembina menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti permainan. 
      • Pembina menanyakan manfaat permainan yang dilaksanakan dan memotivasi peserta untuk mencari tahu tempat-tempat pelayanan umum yang berada di lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing, dan mau memberikan informasi kepada orang lain. Pembina menutup kegiatan dengan bernyanyi dan dilanjutkan berdoa bersama.
      PENILAIAN
      • Ukuran : Proses permainan mencakup ranah emosional, sosial, intelektual, dan aktivitas fisik yang menitikberatkan pada pengembangan intelektual dan kemampuan fisik.
      • Cara : Mengamati proses permainan serta dapat menyebutkan macam-macam tempat pelayanan umum dan fungsinya.

      CATATAN
      • Pembina dapat menggunakan model permainan ini untuk menjelaskan materi-materi lain dalam SKU.
      • Model permainan ini dapat digunakan untuk permainan Siaga dengan menyesuaikan materi.


      Selamat Memandu. Salam Pramuka


      Sumber :
      Permainan Pramuka Luar Biasa Tuna Daksa, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011







      Kamis, 17 Oktober 2013

      Ice Breaker : "Jika - Maka"



      Pengantar
      • Kerjasama kelompok yang efektif membutuhkan pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan para anggota kelompok satu sama lain. Hakekat kerjasama kelompok adalah mensinergikan semua kekuatan dan  saling menutup kekurangan yang dimiliki oleh tiap individu untuk mencapai tujuan bersama.
      • Salah satu pilar dalam pembentukan kelompok yang efektif adalah komunikasi yang sehat, terbuka dan jujur. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melatih  kemampuan berkomunikasi secara sehat, jelas dan jujur sehingga  dapat menjadi  "salah satu sikap positip" seorang anggota pramuka.

      Tujuan
      • Memberikan pengalaman kepada anggota kelompok bahwa komunikasi yang sehat, terbuka dan jujur membutuhkan kemauan dan kebersamaan. 
      • Memberikan dasar-dasar pentingnya membangun suasana kehidupan kelompok yang cair, penuh kegembiraan, saling mengisi dan saling menginspirasi.   
      • Melatih konsentrasi, kerjasama dan pentingnya keterbukaan

      Alat yang Dibutuhkan
      Alat yang dibutuhkan : Selembar kertas dan spidol

      Waktu
      15 - 30 menit

      Prosedur

      Putaran 1 :
      • Kakak Pembina membuka acara degan permainan tepuk tangan, bernyanyi bersama, sulap/permainan lucu atau juka joke dan stand up comedy.
      • Kakak Pembina membagi peserta didik dalam dua kelompok - duduk dan saling berhadapan
      • Kakak Pembina membagikan kertas kosong kepada dua kelompok peserta masing-masing 4 lembar dengan 4 spidol.
      • Kakak Pembina memberikan nama kelompok pertama dengan nama  “Kelompok Jika”, kelompok dua dengan nama “Kelompok Maka”
      • Setelah siap, Kakak Pembina memberi perintah kepada masing-masing kelompok untuk membuat 4 jenis kalimat pendek dengan "kata awal" sesuai nama kelompoknya. Misalnya kelompok "jika" menulis kalimat "jika aku jadi pak lurah", sedangkan kelompok "maka" menulis kaliman "maka saya akan tidur"
      • Waktu membuat kalimat batasi waktu untuk menulis, 2-3 menit.
      • Setelah selesai menulis. Kakak pembina menunjuk 4 orang dari  masing-masing kelompok untuk siap membacakan berdidi dan siap membacakan kalimat hasil kerja kelompoknya. 
      • Kakak  Pembina menjelaskan kepada para peserta : “Jika,  Kakak  bilang silakan BACA!", maka seorang yang saya tunjuk dari “kelompok Jika” membaca tulisannya dengan lantang, kemudian langsung disusul oleh seorang yang ditunjuk dari “kelompok Maka”.
      • Kakak Pembina menjelaskan bahwa permainan ini ada hadiahnya bagi pasangan yang kalimatnya cocok yaitu antara "jika ...."   dan  "maka ...." sambung.
      • Kakak Pembina memulai permainan dengan memberi perintah "Jika silakan BACA" ... kemudian kelompok "MAKA" melanjutkan.
      • Ulangi beberapa kali sehingga terdapat pasangan  kalimat yang sambung dengan  peserta lainnya sampai selesai atau sampai Kakak Pembina menganggap cukup.
      • Terdapat beberapa kemungkinan : (1)  kalimat tidak sambung sama sekali sehingga menjadi lucu, misalnya, "jika saya lapar" - "maka saya akan berlari-lari". (2) Kalimat cukup sambung tapi aneh "jika cita-cita saya tercapai" - "maka saya akan ke langit".  (3) Kalimat sambung "jika saya ingin sukses" - "maka saya akan rajin belajar".
        Putaran 2 :
        • Jika pada putaran pertama merupakan tugas kelompok, maka pada putaran kedua merupakan tugas individu.
        • Kakak Pembina membagikan kertas kepada tiap peserta kemudian memberikan perintah, peserta di kelompok pertama membuat kalimat dengan awalan "jika" peserta pada kelompok kedua membuat kalimat denga awalan "maka"
        • Waktu membuat kalimat dibatasi dalam 2 - 3 menit.
        • Setelah semua selesai membuat kalimat. Kakak Pembina memerintahkan kelompok "jika" dan kelompok "maka" untuk berbaur mencari pasangan kalimat yang pas. Waktu dibatasi 5 menit.
        • Setelah 5 menit selesai, Kakak Pembina memerintahkan untuk membuat kelompok baru yaitu : (1) kelompok yang kalimatnya sambung dan masuk akal. (2) kelompok yang kalimatnya sambung tetapi tidak masuk akal, misalnya "jika saya pramuka" - "maka saya akan ke langit". (3) kelompok yang kalimatnya tidak sambung sehingga menjadi lucu. Dan kelompok-kelompok lainnya.
        • Kakak Pembina memberi kesempatan secara acak kelompok masing-masing anggota kelompok untuk membacakan kalimatnya.
        • Pasangan-pasangan kalimat yang dihasilkan selanjutnya ditempel di papan tulis/karton dan dipasang selama pelatihan berlangsung.

        Diskusi :

        • Perbedaan apa yang ditemukan antara permainan pada putaran 1 dan putaran 2 ?
        • Apa kesulitan yang dihadapi pada permainan putaran 1 dan putaran 2 ?
        • Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang terjadi ?
        • Apa makna keterbukaan, diskusi, tukar informasi, saling konfirmasi dalam sebuah proses kerjasama kelompok ?
        • Apa hikmah dari permainan di atas?
        Selamat Memandu. Salam Pramuka


        Lihat entri/topik terkait :
        Ice Breaker sebagai Media Pendidikan Kepramukaan

        Sumber :
        Dari berbagai sumber - ditulis ulang dan diadaptasi untuk keperluan "ensiklopediapramuka on line" (-aiw)


        Rabu, 16 Oktober 2013

        Api Unggun : Tata Acara & Naskah Pembawa Acara



        Persiapan :

        • Semua peserta sudah berkumpul membentuk lingkaran besar mengitari  kayu api unggun
        • Petugas : Pembawa Acara, Sesepuh Upacara, Pemimpin Upacara, Pembawa Obor Utama, Pembawa Obor Dasa Darma, Petugas Do'a - telah siap.
        • Semua perlengkapan upacara telah dicek dalam keadaan lengkap serta siap digunakan. 

        Pelaksanaan  
        Pembawa Acara Pramuka Putra & Putri :
        "Assalamualaikum warokhmatullahi wabarakatuh ..."
        "Salam Sejahtera bagi kita semua ..."
        "Salam Pramuka ...."

        Pembawa Acara Pramuka Putra :
        "Di malam yang hening dan sunyi, kita berkumpul membentuk lingkaran ..."

        Pembawa Acara Pramuka Putri :
        "Mempererat rasa persaudaraan, agar rasa kasih sayang yang ada tetap terpatri di hati ..."

        Pembawa Acara Putra :
        "Kita sering kehilangan arah, agar kita tak tertusuk panah, maka kita perlu Pemimpin Upacara ... "

        Pemimpin Upacara :
        Pemimpin upacara memasuki arena api unggun
         
        Pembawa Acara Putri :
        "Kapal sudah tertambat di dermaga makna, lalu kita lempar sauh agar mudah tuk berlabuh ..."

        Pembawa Acara Putra :
        "Kami takkan bisa hidup sendiri, kami bisa berbuat untuk Gerakan Pramuka, tak kan sempurna bila kami tak dibantu Kakak Pembina ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Jemputlah Kakak yang telah banyak membantu kita, untuk hadir di tengah-tengah kita, agar kita tenang dalam melakukan kegiatan ..." 

        Pemimpin Upacara :
        Pemimpin upacara menjemput  Kakak Pembina - Kakak Pembina menempatkan diri di tempat yang ditentukak, Pemimpin Upacara menempatkan diri di tempat semula menghadap Kakak Pembina.

        Pembawa Acara Putra :
        "Malam ini kita berkumpul untuk melaksanakan Upacara Api Unggun ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Yang diawali degan penghormatan kepada Kakak Pembina selaku Sesepuh Upacara oleh Pemimpin Upacara ..." 

        Pemimpin Upacara :
        Memimpin Penghormatan kepada sesepuh upacara dan laporan pemimpin upacara :

        Pembawa Acara Putra :
        "Kita terkadang hanya bisa mengucapkan, namun sering kita tak menghayati ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Apa lagi mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam  Dasa Darma, cobalah renungkan ..."

        Pembawa Acara Putra :
        "Bagaimana bisa kita menjadi panutan, sedangkan kita sendiri tak pernah berbuat ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Kita masuki acara pokok api unggun ini, dengan penyalaan obor utama, yang diikuti dengan api-api Dasa Darma ..."

        Petugas Pembawa Obor Utama :
        Petugas pembawa obor memasuki arena api unggun di tempat yang ditentukan.

        Pembawa Acara Putra :
        "Pembakaran Api Unggun diawali oleh sesepuh upacara ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Dan dilanjutkan dengan pengucapan moto Gerakan Pramuka ..."

        Prosesi Pembakaran Api Unggun :
        (Prosesei "pembakaran api unggun" sangat beragam versinya, tergantung pada kreasi Kakak Pembina dan juga para Peserta Didik. Tentunya, makin kreatif akan makin berkesan).

        Contoh prosesi 1 : 
        • Petugas menyerahkan Obor Utama kepada Sesepuh Upacara.
        • Sesepuh  Upacara  menyalakan obor Dasa Darma - di mulai dari Petugas  Pengucap Dasa Darma kesatu.
        • Setelah obor menyala - petugas pengucap Dasa Darma kesatu  mengangkat obornya dan dengan lantang mengucapkan darma ke satu, kemudia menyalakan obor pengucap darma kedua.
        • Setelah obor kedua menyala, petugas pengucap Dasa Darma kedua  mengangkat obornya dan dengan lantang mengucapkan darma ke dua, kemudia menyalakan obor pengucap darma ketiga, dst hingga10 obor Dasa Darma menyala semua.
        • Setelah 10 Obor Dasa Darma menyala - maka dilanjutkan dengan pengucapada moto Gerakan Pramuka "SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “ 
        • Sesepuh Upacara  maju menyalakan api unggun dengan obor utama, kemudian dilanjutkan dengan ke 10 obor dasar darma yang maju bersama-sama menyalakan api unggun.
        • Setelah api menyala - semua kembali ke tempat masing-masing.
        Contoh prosesi 2 :  
        • Di dalam unggunan kayu digantungkan bensin di dalam plastik, dan dibawahnya diberi triplek yang berpaku, tali gantungan adalah sebuah senar yang agak tebal dan dihubungkan ke sesepuh upacara) 
        • Petugas menyerahkan Obor Utama kepada Sesepuh Upacara 
        • Petugas obor Dasa Darma no.1 dan no. 10 maju menghadap Sesepuh Upacara untuk menyalakan obor 
        • Setelah obor menyala, petugas kembali ke tempat semula, dan dilanjutkan dengan penyalaan obor dari no. 1 ke no. 2 dan dari no 10 ke no. 9, selanjutnya dari no. 2 ke no. 3 dan no. 9 ke no. 8, dan seterusnya
        • Setelah menyala semua, selanjutnya mengucapkan Dasa Darma Pramuka di mulai dari no. 1 dan seterusnya sampai ke no. 10 
        • Sesepuh Upacara dan Petugas obor Dasa Darma serentak mengucapkan Motto Gerakan Pramuka: “SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”, setelah itu Sesepuh Upacara membakar tali senar yg telah disediakan dengan menggunakan obor utama di tempat Sesepuh Upacara berdiri (bisa juga menggunakan alat media lain, misalnya kendi yang dipukul)
        • Petugas obor Dasa Darma meletakkan obornya di tempat dia berdiri (tonggak telah disediakan), selanjutnya Petugas keluar dari lingkaran dan bergabung dengan peserta lainnya ke dalam lingkaran
        Pembawa Acara Putra :
        "Api-api Dasa Darma Gugahlah hati kami, agar kami dapat menghayati dan mengamalkan nilai luhur Dasa Darma ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Berilah kami semangat seperti kobaran Dasa Darma"

        Pembawa Acara Putra :
        "Api semangat akan membakar, gairah mudahmu yang menggebu, tonggak telah terpancang, lanjutkan perjuangan ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Tanpa kenal putus asa, kita akan mengatur langkah, membuka kata tanpa makna, tuk taklukan dunia fana ...:

        Pembawa Acara Putra :
        "Kakak jangan tinggalkan kami, karena kami bukanlah apa-apa, banyak yang harus kami lakukan, tapi tanpa bimbinganmu tak ada yang dapat kami perbuat ..." 

        Pembawa Acara Putri :
        "Kakak ...  Kami masih butuh petuahmu, yang dapat menggugah kami untuk berbuat, untuk itu marilah kita dengarkan amanat sesepuh upacara ..."

        Sesepuh Upacara 
        Amanat sesepuh upacara

        Pembawa Acara Putra :
        "Dikala suka terkadang kami lupa, dikala kami berduka selalu menyebut nama Mu ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Tuhan Bimbinglah kami agar tetap di jalan MU. Untuk itu marilah kita panjatkan doa ..."

        Petugas Doa :
        Memimpin dan membacakan doa.

        Pembawa Acara Putra :
        "Ada pertemuan ada perpisahan, ada awal ada akhirnya ..."

        Pembawa Acara Putri :
        "Tapi kami ingin akhir dari acara api unggun ini, bukan akhir dari pengabdian kami pada Gerakan Pramuka ..."

        Pembawa Acara Putra :
        "Kita telah melaksanakan acara pokok api unggun, dan untuk menandai berakhirnya acara ini, kita dengarkan laporan Pemimpin Upacara yang dilanjutkan dengan penghormatan kepada Sesepuh Upacara ..."

        Pempimpin Upacara :
        Laporan pemimpin upacara dan penghormatan kepada Sesepuh Upacara

        Pembawa Acara Putri :
        "Kakak sesepuh upacara dapat meninggalkan arena Api Unggun, namun kami masih mengharapkan kehadiran Kakak untuk tetap dalam lingkaran persaudaraan walaupun acara pokok telah selesai ..."

        Pembawa Acara Putra & Putri :
        "Acara penyalaan api unggun telah selesai. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan limpahan taufik dan hidayah kepada kita semua. Amin ya robbal alamin. Terimakasih. Wassalamualaikum warokhmatullahi wabarokatuh.  Salam sejahtera bagi kita semua. Salam Pramuka ..."

        Catatan :
        • Upacara penyalaan api unggun selesai, dilanjutkan dengan acara atraksi yang biasanya dipimpin oleh Pembawa Acara yang lain.
        • Contoh naskah di atas hanya untuk upacara api unggun, bukan untuk upacara-upacara resmi. Untuk upacara resmi tetap mengacu kepada paraturan yang berlaku.

        Lihat Entri/Topik Terkait
        Api Unggun sebagai media pendidikan kepramukaan

        Sumber :
        Naskah di atas ditulis oleh  Ayah Absar (Pelatih) atau Kak Abdullah Sarie Kapusdiklatcab Gerakan Pramuka Kota Jambi, untuk keperluan  KML 2000/KOTA JAMBI.

        Permainan Pramuka Berkebutuhan Khusus : Tugas Rahasia

         


        NAMA PERMAINAN
        TUGAS RAHASIA

        KATEGORI
        Permainan untuk Pramuka Tuna Daksa


        TUJUAN
        Permainan ini bertujuan untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap tugas.

        SASARAN
        Setelah mengikuti permainan ini peserta mampu:
        • Bertanggungjawab menyampaikan pesan dengan benar
        • Berkomunikasi dengan baik
        METODE
        Permainan

        PESERTA
        Pramuka Penggalang dan Penegak

        WAKTU
        45 menit, dengan rincian :
        • 10 menit Pengantar dan briefing
        • 25 menit Proses
        • 10 menit Debriefing
        TEMPAT
        Di luar - di dalam ruangan

        PERALATAN
        • Kertas.
        • Alat tulis.
        PELAKSANAAN

        Pengantar dan briefing (10 menit)
        • Pembina mengumpulkan peserta.
        • Pembina mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berdoa.
        • Pembina mengajak peserta melakukan tepuk pramuka/satu macam tepukan lainnya dan satu lagu kepramukaan.
        • Peserta membentuk lingkaran besar dan merentangkan tangan untuk mengatur jarak.
        • Pembina menjelaskan cara permainan sebagai berikut : (1)    Pesan disampaikan oleh pembina secara berbisik kepada peserta pertama. Peserta pertama harus menuliskan pesan tersebut pada kertas, kemudian kertas dilipat. (2)    Peserta pertama menyerahkan lipatan kertas pesan dan membisikkan pesan ke peserta kedua. Pesan melalui bisikan dan tertulis dalam lipatan kertas disampaikan secara beranting hingga peserta terakhir. (3)    Peserta terakhir menyampaikan isi pesan yang diterimanya melalui bisikan di depan seluruh peserta, setelah itu membaca isi pesan dalam lipatan kertas. Seluruh peserta akan membandingkan kedua pesan untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan secara berbisik tersebut tersampaikan atau tidak dengan benar (sama dengan tulisan pesan).
        Proses (25 menit)
        • Pembina meminta seluruh peserta bersiap di tempat dan memulai permainan.
        • Peserta melakukan permainan sesuai aturan selama 25 menit.
        • Pembina mengamati proses permainan untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam permainan.
        • Setelah permainan selesai, pembina mengumpulkan seluruh peserta dan mengevaluasi proses permainan.
        Debriefinng (10 menit)
        • Pembina menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti permainan.
        • Pembina menanyakan manfaat permainan dan memotivasi agar peserta berusaha mendengarkan, menyampaikan dan melaksanakan setiap pesan/tugas dengan baik dan benar.
        • Pembina menutup kegiatan dengan bernyanyi dan berdoa bersama.
        PENILAIAN
        • Ukuran : Proses permainan mencakup ranah emosional, sosial, intelektual, dan aktivitas fisik yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan fisik.
        • Cara : Mengamati proses permainan dan melihat hasil permainan.
        CATATAN
        • Aturan permainan dapat ditentukan sendiri oleh pembina dengan memperhitungkan jumlah peserta. Bila jumlah peserta dan luas arena kurang sesuai, maka peserta dapat membentuk satu lingkaran lagi di bagian dalam lingkaran pertama.
        • Setelah tiba di peserta terakhir pada lingkaran pertama, maka dia akanmelanjutkannya ke peserta lingkaran kedua yang berada di depannya.

        Selamat Memandu. Salam Pramuka


        Sumber :
        Permainan Pramuka Luar Biasa Tuna Daksa, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011

        Permainan Pramuka Berkebutuhan Khusus : Roda Kilat




        NAMA PERMAINAN
        RODA KILAT

        KATEGORI
        Permainan untuk Pramuka Tuna Daksa

        TUJUAN
        Permainan ini bertujuan untuk menghafalkan Dasa Darma Pramuka.

        SASARAN
        Setelah mengikuti permainan ini peserta mampu :
        • Menyebutkan isi Dasa Darma
        • Melakukan motorik kasar dan motorik halus
        • Menggunakan kursi roda dengan terampil
        METODE
        Permainan

        PESERTA
        Pramuka Penggalang dan Penegak

        WAKTU
        45 menit, dengan rincian :
        • 10 menit Pengantar dan briefing
        • 25 menit Proses
        • 10 menit Debriefing
        TEMPAT
        Di luar - di dalam ruangan

        PERALATAN
        • Kertas putih sejumlah Peserta
        • Alat tulis
        • Meja 1 buah diletakkan ditengah lingkaran
        PELAKSANAAN

        Pengantar dan briefing (10 menit)
        • Pembina mengumpulkan peserta dan membentuk lingkaran.
        • Pembina mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berdoa.
        • Pembina mengajak peserta melakukan tepuk Pramuka dan satu macam tepuk lainnya.
        • Pembina menjelaskan cara permainan sebagai berikut : (1)    Setiap peserta membawa selembar kertas dan alat tulis. (2)    Setelah mendengar aba-aba, setiap peserta menuliskan Darma kesatu di kertas dan mengayun kursi rodanya ketengah lingkaran untuk meletakkan kertas tersebut dimeja, lalu kembali ke tempat semula. Pembina akan menyembunyikan satu kertas. (3)    Setelah mendengar aba-aba, setiap peserta berusaha mengambil kertas di meja dan menuliskan Darma kedua. (4)    Permainan dilanjutkan dengan cara yang sama sampai penulisan Darma ke sepuluh. (5)    Di setiap penulisan Darma akan terdapat peserta yang tidak mendapatkan kertas/gugur. Pemenang adalah peserta yang dapat menuliskan lengkap isi- Dasa Darma.
        Proses (25 menit)
        • Pembina meminta seluruh kelompok bersiap ditempat dan memberi aba-aba/dengan bunyi peluit tanda permainan dimulai. Aba-aba akan dilakukan disetiap tahapan penulisan isi Dasa Darma.
        • Peserta melakukan permainan sesuai aturan selama 25 menit.
        • Pembina mengamati proses permainan untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam permainan.
        • Setelah permainan selesai, pembina mengumpulkan seluruh peserta dan mengumumkan pemenangnya.
        • Peserta yang telah gugur harus melakukan satu atraksi sebagi hadiah bagi peserta yang berhasil.
        Debriefing (10 menit)
        • Pembina menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti permainan.
        • Pembina membimbing peserta untuk mengucapkan isi Dasa Darma secara lengkap dan benar agar peserta hafal.
        • Pembina menutup kegiatan dengan bernyanyi dan berdoa bersama.
        PENILAIAN
        • Ukuran : Proses permainan mencakup ranah emosional, sosial, intelektual, dan aktivitas fisik yang menitikberatkan pada pengembangan intelektual dan fisik.
        • Cara : Mengamati proses permainan serta dapat menuliskan dan menyebutkan isi Dasa Darma dengan benar.
        CATATAN
        • Pembina dapat memodifikasi aturan permainan disesuaikan dengan jumlah dan kondisi peserta.
        • Bagi peserta yang mengalami kesulitan menulis dapat dibantu oleh pembina.

        Selamat Memandu. Salam Pramuka

        Sumber :
        Permainan Pramuka Luar Biasa Tuna Daksa, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011

        Selasa, 15 Oktober 2013

        Pusdiklatcab Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Jambi


        Badge  Pusdiklatcab Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Jambi


        TALISATU :
        • Kependekan dari kata “TANAH PILIH PESAKO BETUAH” yang juga merupakan Motto/Semboyan dari Pemerintah Kota Jambi.
        • Mengandung arti  bahwa para Pelatih dihimpun dalam satu wadah/ikatan atau dihimpun di Pusdiklat TALISATU.

        MAKNA "TANAH PILIH PESAKO BETUAH" 

        "Tanah Pilih Pesako Betuah" mengandung pengertian secara harfiah, sebagai berikut :
        • Tanah : permukaan bumi paling atas atau kondisi area suatu tempat. 
        • Pilih : pilihan yang dipilih dari yang lain dengan teliti. 
        • Pesako : warisan. 
        • Betuah : memiliki kelebihan luar biasa (sakti) yang tidak dimiliki oleh yang lain 

        "Tanah Pilih Pesako Betuah" pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai berikut :
        • Melambangkan suatu pernyataan bahwa Kota Jambi adalah berasal dari tanah yang dipilih oleh Raja Jambi untuk dijadikan Pusat Pemerintahan Kerajaan Melayu Jambi yang diwariskan kepada kita yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang sangat berharga untuk kita jaga dan pelihara untuk kemudian kita wariskan kepada anak cucu kita kelak. 
        • Menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Jambi yang rukun, damai, aman, makmur dan sejahtera lahir-batin karena mengutamakan kegotongroyongan. 
        Sedangkan secara filosofis "Tanah Pilih Pesako Betuah" mengandung pengertian sebagai berikut :
        • Mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas, berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku



          Lihat Topik/Entri Terkait
          Pusdiklatcab Gerakan Pramuka 

          Sumber :
          Kak Abdullah Sarie, Kepala Pusdiklatcab Kwarcab Kota Jambi





          Jumat, 11 Oktober 2013

          Permainan Pramuka Berkebutuhan Khusus : Mencari Rembulan/Bulan




          NAMA PERMAINAN
          MENCARI REMBULAN

          KATEGORI
          Permainan untuk Pramuka Tuna Daksa

          TUJUAN
          Permainan ini bertujuan untuk mengenalkan arah mata angin.

          SASARAN
          Setelah mengikuti permainan ini peserta mampu :
          • Menyebutkan 4 arah mata angin utama
          • Melakukan koordinasi anggota tubuh
          • Bekerjasama dalam kelompok
          METODE
          Permainan

          PESERTA
          Pramuka Siaga dan Penggalang

          WAKTU
          45 menit, dengan rincian :
          • 10 menit Pengantar dan briefing
          • 25 menit Proses
          • 0 menit Debriefing
          TEMPAT
          Di luar - di dalam ruangan

          PERALATAN
          • Balon/bola (1 buah) diibaratkan sebagai rembulan
          • Tongkat pramuka 4 buah
          • Kartu huruf bertuliskan huruf-huruf SELATAN, UTARA, BARAT, TIMUR
          • Peluit 1 buah
          PELAKSANAAN
            
          Pengantar dan briefing (10 menit)
          • Pernbina mengumpulkan peserta dan membentuk angkare.
          • Pembina mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berdoa.
          • Pembina mengajak peserta melakukan tepuk Pramuka.
          • Pembina menjelaskan cara permainan sebagai berikut : (1)    Pembina membentuk kelompok beranggotakan 4 - 5 orang dan memilih pemimpin kelompok. Setiap kelqmpok akan berlomba mencari bulan dengan menentukan arah mata angin. (2) Pembina menentukan urutan kelompok dengan cara undian. (3) Pembina menentukan 4 sudut arah mata angin secara acak dan meletakkan sebuah tongkat penjuru dengan kartu-kartu huruf yang diletakkan terbalik dalam 1 tumpukan, yang bila disusun akan membentuk satu nama mata angin. (4)    Setiap kelompok memilih tongkat penjuru yang ada dan mengambil satu kartu huruf yang tersedia di dekat tongkat lalu membukanya. (5)    Saat satu kelompok membuka satu kartu huruf dan kelompok lain memperhatikan untuk bersiap memilih tongkat penjuru yang akan dimainkan selanjutnya. (6)    Setelah seluruh kelompok membuka satu kartu, maka kelompok yang mendapatkan giliran pertama bebas memilih dan membuka satu kartu lainnya ditongkat yang dipilihnya sendiri, boleh di tongkat pilihan pertama atau mengganti pilihan tongkat penjuru. Kelompok lainnya melakukan yang sama. (7)    Bila kelompok sudah mengetahui nama mata angin dari sebagian kartu yang sudah terbuka, maka kelompok tersebut dapat mengangkat tongkat penjuru sebagai tanda bisa menebak. Tebakan harus tepat, dibuktikan dengan kartu-kartu yang masih belum terbuka. (8) Pemenang adalah kelompok yang dapat menemukan rembulan (menyebutkan arah mata angin yang ditebaknya dengan benar dan mengambil balon/bola).
          Proses (25 menit)
          • Pembina meminta seluruh kelompok bersiap di tempat dan memberi aba-aba/dengan bunyi peluit tanda permainan dimulai.
          • Peserta melakukan permainan sesuai aturan selama 25 menit.
          • Pembina mengamati proses permainan untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam permainan.
          • Meskipun sudah terdapat kelompok yang menyelesalkan tugas, bila masih ada waktu Pembina tetap melanjutkan permainan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh kelompok untuk menebak arah mata angin yang belum ditemukan.
          • Setelah permainan selesai, pembina mengumpulkan seluruh peserta dan mengumumkan pemenangnya.
          Debriefing (10 menit)
          • Pembina menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti permainan.
          • Pembina menanyakan manfaat permainan dan memotivasi peserta untuk menerapkan manfaat permainan dalam kehidupan sehari-hari.
          • Pembina menutup kegiatan dengan bernyanyi dan berdoa bersama.
           PENILAIAN
          • Ukuran : Proses permainan mencakup ranah emosional, sosial, intelektual, dan aktivitas fisik, yang menitikberatkan pada ranah fisik, intelektual, dan sosial.
          • Cara : Mengamati proses permainan dan dapat menyebutkan arah-arah mata angin dengan benar.

          Selamat Memandu. Salam Pramuka

           Sumber :
          Permainan Pramuka Luar Biasa Tuna Daksa, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011

          Permainan Pramuka Berkebutuhan Khusus : Juru Rias




          NAMA PERMAINAN
          JURU RIAS

          KATEGORI
          PERMAINAN UNTUK PRAMUKA TUNA DAKSA

          TUJUAN
          Permainan ini bertujuan untuk melatih kemandirian dalam berpakaian.

          SASARAN
          Setelah mengikuti permainan ini peserta mampu:
          • Memasang dasi/kacu/setangan leher Pramuka
          • Melakukan koordinasi anggota tubuh
          • Bekerjasama


          METODEPermainan

          PESERTA
          Pramuka Siaga dan Penggalang

          WAKTU
          45 menit, dengan rincian :
          • 15 menit Pengantar dan briefing
          • 20 menit Proses
          • 10 menit Debriefing

          TEMPAT
          Di luar ruangan.

          PERALATAN
          • Dasi/kacu/setangan leher pramuka
          • Pengikat/ring bagi peserta putra
          PELAKSANAAN

          Pengantar dan briefing (15 menit)
          • Pembina mengumpulkan peserta dan membentuk angkare.
          • Pembina mengucapkan salam, memperkenaikan diri, dan berdoa.
          • Pembina mengajak peserta melakukan tepuk Pramuka/satu macam tepuk lainnya dan satu lagu kepramukaan.
          • Pembina memberikan contoh memasang dasi/kacu/setangan leher Pramuka.
          • Pembina menjelaskan cara permainan sebagai berikut : (1)    Pembina mengumpulkan peserta kemudian meminta peserta untuk mencari pasangan. Setelah seluruh peserta mendapat pasangan maka pasangan tersebut harus berhadap-hadapan dengan jarak 1- 2 meter dengan dasi/kacu/setangan leher Pramuka diletakkan di pangkuan. (2)    Setelah aba-aba mulai, pasangan peserta mengayuh kursi rodanya saling mendekat sehingga dapat menjangkau leher pasangan. (3)    Secara berantian peserta memasangkan dasi/kacu/setangan leher pasangannya.

          Proses (20 menit)
          • Pembina meminta seluruh pasangan siap ditempat dan memberikan aba-aba/dengan bunyi peluit tanda permainan dimulai.
          • Peserta melakukan permainan selama 20 menit sesuai aturan.
          • Pembina memperhatikan proses kegiatan dan memberikan bantuan bilamana diperlukan.
          Debriefing (10 menit)
          • Pembina menanyakan perasaan setelah peserta mengikuti permainan.
          • Pembina menanyakan manfaat permainan dan memotivasi peserta untuk memasang dasi/kacu/setangan leher pramuka tanpa dibantu/mandiri.
          • Pembina menutup kegiatan dengan bernyanyi dan berdoa bersama.
          UKURAN/EVALUASI
          Proses permainan mencakup ranah emosional, sosial, intelektual, dan aktivitas fisik, namun kesungguhan menyelesaikan tugas dan pemahaman peserta tentang cara pemasangan yang benar menunjukkan pengembangan ranah intelektual.
          Cara : Mengamati proses permainan dan hasil yangmeliputi :
          • Cara melipat yang benar bagi peserta putra dan menyimpul yang benar bagi peserta Putri.
          • Kerapihan pada tampak hasil pemasangan.
          • Kerapihan pada kerah dan baju secara keseluruhan.

          Selamat Memandu. Salam Pramuka


          Sumber :
          Permainan Pramuka Luar Biasa Tuna Daksa, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2011

          Jumat, 04 Oktober 2013

          Ice Breaker sebagai Media Pendidikan Kepramukaan




          Pengantar

          Sistem pendidikan kepramukaan yang menekankan pentingnya sistem beregu memerlukan pembentukan suasan latihan/belajar dalam kelompok yang baik dan nyaman. Kelompok yang dinamis dengan para anggota yang bersedia  saling mengisi, saling bekerjasama, saling memotivasi, saling menginspirasi dan saling memuliakan akan sangat menentukan keberhasilan sebuah latihan kepramukaan baik dalam bentuk latihan mingguan, perkemahan, gladian satuan, latihan pengembangan kepemimpinan, kursus-kursus  dan berbagai jenis pertemuan lainnya.

          Pengelolaan kehidupan beregu atau kehidupan kelompok harus selalu menjadi perhatian oleh Para Pembina sebelum sebuah proses latihan kepramukaan dilaksanakan. Permainan "ice breaker" adalah salah satu cara yang cukup  efektif untuk memulai sesi pelatihan atau "team building"  sebelum proses utama pelatihan dilaksanakan. "Ice breaker" dapat mencairkan suasan kebekuan, sifat saling menunggu, sifat menjaga jarak, sifat enggan bekerjasama dan beragam sifat lainnya yang umumnya terjadi pada setiap kerja kelompok.

          Fungsi Ice Breaker

          Sesi  "ice breaker"  yang dirancang dengan baik dan dilaksanakan secara teoat guna akan membantu pembentukan kehidupan kelompok yang dinamis dan partisipatif.  Dengan para anggota kelompok mengenal satu sama lain, memahami tujua kehidupan kelompok, memahami arti penting pertemuan dan  mengenal Kakak Pembina/Fasilitator  para anggota pramuka akan lebih terlibat dalam proses pelatihan sehingga  pertemuan menjadi lebih efektif  dan sukses menggapai tujuan.

          Namun demikian sesi "ice breaker" yang tidak disiapkan dengan baik akan dapat menjadi bencana dan mendemotivasi kehidupan kelompok. Ibarat mobil pemecah es raksasa jika sukses memecah es maka akan memuluskan jalan bagi siapa saja yang akan lewat, sebaliknya jika mobil itu gagal maka akan dapat menjadi bencana bagia siapa saja. "Ice breaker" yang buruk hanya akan membuang-buang waktu, menimbulkan kesalahpahaman, ketidakpercayaan, menurunkan motivasi dan partisipasi.

          Merancang ice breaker yang efektif

          Seperti namanya, sesi ice breaker dirancang untuk "memecahkan es"  atau "memecahkan kebekuan" pada sebuah acara atau pertemuan. Kesederhaan merupakan kunci sukses menerapkan metode ini, disamping itu perhatikan pula susun  tujuan yang ingin dicapai, kenali motivasi peserta dan pastikan bahwa sesi  yang akan diberikan nyaman dan sesuai  untuk semua orang yang terlibat.

          Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan ketika akan merancang dan menggunakan sesi "ice breaker" adalah :
          • Anggota kelompok umumnya berasal dari  berbagai latar belakang.
          • Perlu adanya adaptasi dalam kelompok  sehingga masing-masing indivisu dapat bekerja sama menuju tujuan bersama.
          • Adakalnya kelompok yang ada adalah kelompok yang baru terbentuk.
          • Adakalnya kelompok yang terbentuk sudah lama namun agenda pelatihan yang akan dikerjalan merupakan hal baru sehingga perlu kelompok perlu dimotivasi ulang.
          • Penting, sebagai Pembina/Fasilitator  harus mengenal dengan baik para partisipannya, sebaliknya para partisipan harus diberi peluang untuk mengenal dengan baik Pembina/Fasiitatornya..

          Faktor-faktor terbentuk  Es/Penghalang dalam Kelompok
           
          Untuk dapat merancang dan menggunakan "ice breaker" atau  pemecah es yang efektif maka perlu dikenali terlebih dahulu karateristik  "es" yang akan dipecah.

          • Jika anggota kelompok adalah orang-orang yang  perbedaan sudut pandang atau pikiran terhadap sebuah hal, maka yang jadi es atau penghalang kemungkinan karena adanya perbedaan fakta atau data yang dimiliki
          • Jika anggota kelompok adalah orang-orang yang memiliki nilai dan tingkat jabatan dalam organiasi maka yang jadi es atau penghalang kemungkinan adalah karena  perbedaan status antara peserta.
          • Jika anggota kelompok adalah orang orang-orang yang bekerja dalam komunitas yang berbeda, maka yang jadi es atau penghalang kemungkinan berasal dari perbedaan persepsi orang satu dengan yang lain, dsb.

          Berbagai perbedaan di atas harus ditangani dan dipecahkan karena sensitif dan dapat menganggu dinamika kelompok.  Pembina/Fasilitator harus  fokus pada apa yang penting dan berguna untuk mendukung sesi latihan berikutnya. Fokus yang terlalu luas akan memecahkan konsentrasi dan mengaburkan tujuan sebab yang ingin hanyalah ingin memecahkan dan mengungkap es/penghalang bukan ingin memecahkan/mengungkap seluruh gunung es. Ice breaker yang efektif  fokus pada kesamaan bukan pada perbedaan individu), seperti kepentingan bersama dalam hasil acara.

          Merancang Icebreaker Anda

          Setelah mengenali sumber terbentukny es/penghalang maka langkah berikutnya adalah menentukan kunci yang pas untuk memecahkannya. Salah satu kunci dimaksud adalah fokus  pada upaya mencapai tujuan dan sesuai dengan kebutuha kelompok orang yang terlibat. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik, terukur dan berdasar pada masalah yang akan dipecahkan.

           Sebagai contoh, ketika ada kebutuhan untuk  memecahkan masalah dalam kehidupan regu penggalang yang Kakak-kakak bina, mungkin tujuan "ice breaker" yang dapat dirancang adalah :


              "Untuk menciptakan lingkungan kerja kelompok yang baik dalam regu, maka hari ini kita semua anggota yang terlibat pada hari ini harus mau melepaskan ego, latar belakang keluarga, peran dan prestasinya di sekolah, kita harus angga semua sama"

          Dengan tujuan yang jelas, maka langkah berikutnya adalah merancang model permainan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memecah kebekuan. Siapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap kebekuan dalam kelompok, misalnya
          • "Hal apa yang menjadikan orang nyaman dalam kelompok sehingga mau berkontribusi?
          • "Bagaimana cara mengatasi perbedaan motivasi dan keinginan tiap anggota kelompok yang berbeda-beda?"
          • "Tujuan semacam apa yang bisa mengikat komitmen seluruh anggota?", dsb.
          Berbagai pertanyaan tersebut  disusun dalam sebuah check list untuk melakukan evaluasi dan mperbaikan-perbaikan sesi ice breaker berikutnya:



          Lihat topik/entri terkait
          Ice Breaker : Wortel, Kopi & Kelereng
          Ice Breaker : Jika Maka

          Sumber :
          • www.mindtools.com 
          •  "Ice Breaker Permainan Interaktif Edukatif untuk Pelatihan Menejemen", DR. Adi Soenarno, MBA, diterbitkan oleh  Penerbit Andi, Yogyakarta, tahun 2005

          Kamis, 03 Oktober 2013

          Pendidikan Nilai : Senyum Sedotan




          Konsep 

          "Senyum Sedotan" merupakan permainan sederhana yang efektif  dijadikan media pendidikan untuk penyadaran tentang arti tersenyum, tertawa dan bahagia. Bahwa dalam alam nyata kehidupan tidak selamanya menyenangkan memang benar namun terlalu larut dalam kesedihan akan menyebabkan kegagalan untuk menggapai langkah-langkah kehidupan berikutnya. Hal inilah yang menjadi inti dari permainan "senyum sedotan" yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk keluar dari tekanan lingkungan yang kadang tidak sesuai dengan keinginan dirinya.

          Tujuan

          Permainan ini efektif membantu peserta didik untuk mengembangkan sikap empati, memaafkan, optimis dan mampu berdamai dengan kenyataann dirinya sendiri.

          Cara Penyampaian

          Sampaikan permainan secera sederhana, sesuaikan dengan jenjang peserta didik, serta berpeganglah pada rumus KISS (kerjakan itu dengan singkat dan sederhana. Sesuatu yang singkat dan sederhana akan lebih berkasan pada diri anak-anak dan mereka memang tidak membutuhkan penjelasan yang panjang lebar. Pepatah Cina menyampaikan :
          Saya mendengar - saya lupa
          Saya melihat - saya ingat
          Saya melakukan - saya paham

          Prosedur

          Bahan
          Siapkan sedotan jenis apa saja sesuai dengan jumlah peserta didik

          Persiapan
          • Permainan ini berdurasi antara 5 - 15 menit dapat dijadikan sebagai pengantar tema latihan, pembuka acara latihan, membangun kerjasama kelompok, dsb.
          • Kakak Pembina menjelaskan bahwa di akhir permainan setiap peserta didik harus membuat "afirmasi". Berikan contoh-contoh afirmasi dengan singkat dan jelas.
          • Untuk mencairkan suasana Kakak Pembina bisa mengawali permainan ini dengan menyanyi dan tepuk tangan atau menyaampaikan joke dan cerita lucu.
          Pelaksanaan
          • Kakak Pembina meminta semua peserta didik untuk menahan nafas. Kemudian letakan sedotan antara gigi atas dan gigi bawah (digigit). Sedotan tidak boleh menyentuh bibir. Sedotan harus terus digigit selama 3 menit.
          • Dalam waktu 3 menit itu Kakak Pembina menjelaskan makna tersenyum dan tertawa dari berbagai sudut. Diantaranya,  "senyum sedotan" bisa dijadikan alat untuk merduksi (menghilangkan stress). Hasil riset menunjukan bahwa jika kita tersenyum tertawa selama 3 menit maka dari sel-sel otak manusia akan keluar hormon endorfin  - hormon yang menimbulkan perasaan nyama.
          • Hormon endorfin juga akan keluar jika kita dalam keadaan tertawa. Tertawa juga akan memberi pengaruh baik kepada tubuh, diantaranya :  meningkatkan kadar oksigen dalam sel yang mampu memberi tambaha  energi, tertawa juga merangsang kelaurnya sel kekebalan tubuh, tertawa juga bermanfaat untuk mengurangi kecemasan, imsonia, mudah tersinggung, depresi, asma, ketagangan, migren  serta banyak lagi penyakit nyeri lainnya.
          • Tertawa juga disebut sebagai "joging internal" karen memberi pijatan yang baik kepada organ-ogan tubuh bagian dalam.
          • Adik-adik "senyum sedotan" memang tampak konyol ya, tetapi lihatlah dengan melakukan hal itu kita menjadi bisa "tersenyum". Oleh sebab itu lakukanlah hal ini sekalipun kalian sedang dalam keadaan gundah gulana agar tetap bisa tersebyum. Percayalah dengan tersenyum karena sains menunjukan  ketika kita sedang dalam keadaan gundah gulana kemudian kita mencoba tetap tersenyum sejenak dan bersikap riang maka kita akan benar-benar merasa bahagia.
          • Ada baiknya sediakan sedotan dimana saja tempat yang mudah kita jangkau untuk membantu agar kita tetap dapat tersenyum meski dalam keadaan yang tidak nyaman dan kurang baik.
          • Setelah Kakak Pembina selesai bercerita tentang "makna senyum dan tawa" maka peserta didik mengakhiri keiatannya dan melepas sedotannya dari gigitan.
          • Kakak Pembina mengajak peserta didik untuk bersama-sama tertawa lepas dengan riang dan sepenih hati - maka suasana akan menjadi lebih rilek, nyaman dan membahagiakan.
          Akhir Permainan

          • Kakak Pembina menjelaskan kembali pentingnya untuk menyusun afirmasi dari pengalaman bersama melakukan "senyum sedotan".
          • Kakak Pembina kembali memberi contoh-contoh afirmasi kemudian mempersilakan peserta didik untuk membuat afirmasi masing-masing.
          • Afirmasi yang telah dibuat bisa dibacakan secara acak kemudian ditempel di pohon, digantung ditali atau tempat-tempat lain yang mudah dibaca.
          • Peserta didik bisa melanjutkan agenda latihan lainnya atau jika Kakak Pembina menjadikan acara ini sebagai acara tunggal maka afirmasi-afirmasi yang telah disusun bisa didiskusikan.
          • Masing-masing regu juga bisa menjadikan afirmasinya sebagai syair nyanyian, materi tepuk tangan, puisi, dsb.
          • Di akhir latihan afirmasi kembali dibagikan dan dibawa pulang masing-masing peserta didik sambil dipesankan untuk selalu diingat dan dijadikan sebagai panduan hidup.
          Contoh Afirmasi 
          • Saya orang yang periang dan banyak tertawa
          • Saya orang yang selalu berbagi senyum dan tawa
          • Saya tersenyum dan tertawa untuk mendapatkan kebahagiaan
          • Saya percaya senyum dan tawa adalah pintu persahabatan yang hangat dan tulus, dsb.

          Selamat Mendu,  Salam Pramuka.

          Lihat topik/entri terkait :

          Sumber
          • "Memupuk dan Mengembangkan Nilai-nilai Spiritual Pada Anak", Oleh : Peggy Joy Jenkins, Ph.D. Penerbit : Kompas Gramedia, Jakarta, 2010.