Rabu, 26 Desember 2012

Pidato Pak Harto : Pramuka Wadah Pembinaan Manusia Indonesia yang Pancasilais




SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH KERJA
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA DENGAN
KWARTIR DAERAH SE INDONESIA
PADA TANGGAL 12 APRIL 1976,
DI ISTANA NEGARA.


Saudara-saudara;
Selama empat hari yang akan datang ini akan berlangsung Musyawarah Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kwartir Daerah se Indonesia. Dalam Musyawarah Kerja ini yang saya anggap sangat penting adalah yang menyangkut program kegiatan pendidikan Kepramukaan. Dan pendidikan Kepramukaan tidak dapat lain harus berarti pendidikan yang bertujuan membangun manusia pembangunan.

Tugas pokok daripada Gerakan Pramuka adalah menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggung jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional kita. Untuk itu maka pembinaannya harus dapat menserasikan antara ketinggian moral dan ketajaman akal, antara tanggung jawabnya kepada diri sendiri dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat, antara usaha untuk mengejar kemajuan lahir dan kebahagiaan batin. Singkatnya : suatu usaha untuk melahirkan manusia Indonesia yang utuh dan penuh keseimbangan, yang dapat berdiri sendiri, mampu bertanggung jawab kepada dirinya dan juga bertanggung jawab kepada masyarakat.

Dalam membina tunas-tunas bangsa itu sangatlah penting adanya latihan-latihan untuk menumbuhkan kepribadian dan kepemimpinan. Generasi yang lebih tua harus membina dan memberikan kesempatan yang luas kepada generasi yang lebih muda untuk mempersiapkan diri agar mereka kelak dapat memainkan peranan dalam tahap pembangunan di masa yang akan datang. Karena itu bentuk dan cara-cara pembinaan harus sesuai dan dapat diterima oleh generasi muda sendiri dengan tetap dikembangkan di atas pola besar pembangunan nasional kita. Dengan demikian maka sifat pembinaan akan terasa sebagai milik dan kebutuhan kaum muda sendiri; dan bukan dirasakan sebagai sesuatu yang asing dan dipaksakan kepada mereka. Dengan jalan ini dapat ditumbuhkan kreativitas dengan tetap terjamin kelanjutan pembinaan bangsa kita.

Dengan pola pembinaan yang demikian itu maka Gerakan Pramuka akan dapat meluas, karena benar-benar dirasakan sebagai milik dan kebutuhan kaum muda. Gerakan Pramuka yang demikianlah yang akan dapat ikut menggerakkan kecepatan pembangunan masa kini dan mengamankan pembangunan masa nanti.

Dalam jangka panjang tujuan pembangunan kita adalah untuk terus meningkatkan kesejahteraan umum, untuk memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk memajukan dan membahagiakan seluruh Bangsa Indonesia; ialah cita-cita masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Karena itu bagi kita, maka membangun manusia pembangunan tidak lain adalah berarti membangun manu¬sia Pancasila. Kita semua mengharapkan, agar Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan tunas bangsa kita itu hendaknya dapat menjadi pelopor daripada pembentukan dan pembangunan manusia-manusia Pancasila tadi. Tugas ini jelas tidak ringan, akan tetapi hanya dengan jalan itulah kita dapat meneruskan pembangunan dan menye¬lamatkan pembangunan bangsa kita.
Hanya manusia Pancasila lah yang dapat membangun masyarakat berdasarkan Pancasila. Manusia-manusia yang tidak merasa memiliki Pancasila, yang tidak mengerti Pancasila, yang tidak menghayati Pancasila, yang tidak mencintai Pancasila, tentu Baja akan sukar untuk dapat membangun masyarakat dan manusia Indonesia yang Pancasilais.

Memang, ada yang mengatakan bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila lah yang harus terwujud dahulu; dan Baru dalam masyarakat yang demikian akan lahir manusia-manusia Pancasila. Pendapat ini sungguh-sungguh keliru. Kita dahulu tidak memikirkan hanya membangun manusia-manusia merdeka sesudah kita memperoleh kemerdekaan. Tetapi justru sebaliknya, kemerdekaan itu justru dilahirkan oleh perjoangan manusia- manusia yang cinta kepada kemerdekaan. Lebih-lebih harus kita ingat bahwa terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila itu akan memakan waktu yang lama dan landasannya saja baru akan kita capai setelah kita melaksanakan serangkaian pembangunan berencana. Apabila kita harus menunggu terwujudnya masya¬rakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan sesudah kita baru membina manusia-manusia Pancasila, maka saya khawatir, manusia-manusia Pancasila tadi tidak pernah akan lahir. Malahan mungkin lahir manusia¬manusia yang lain.

Karena itu sekali lagi, pembinaan dan tumbuhnya manusia-manusia Pancasila ini lah yang harus kita lakukan seraya kita melaksanakan pembangunan menuju terwujudnya masyarakat berdasarkan Pancasila itu. Lagi pula, oleh manusia-manusia Pancasila itulah jalannya pembangunan akan dapat diluruskan mungkin perlu dikoreksi agar arah dan tujuannya tidak menyimpang dari Pancasila itu sendiri.

Tidak ada keraguan kita sedikitpun mengenai kebenaran Pancasila bagi kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan kehidupan Bangsa kita. Benar, bahwa selama ini Pancasila banyak mengalami ujian yang berat. Benar, pernah ada berbagai-bagai usaha malahan ada yang dengan jalan kekerasan untuk mencabut Pancasila dari hatinya Rakyat Indonesia. Pernah ada usaha-usaha untuk mengganti falsafah Negara kita itu dengan falsafah yang lain dari¬pada Pancasila. Namun pada saat-saat yang geriting, pada saat-saat yang menentukan, usaha tersebut selalu digagal¬kan oleh seluruh Rakyat Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Pancasila benar-benar telah menjadi bagian dari hidup kita semuanya. Malahan, Pancasila adalah jiwa kita semuanya, jiwa seluruh Rakyat Indonesia. Sama halnya kita masing-masing akan melawan habis-habisan terhadap bahaya direnggutnya jiwa kita oleh orang lain, maka seluruh Rakyat Indonesia pun mempertahankan mati-matian setiap usaha untuk merenggut Pancasila dari kehidupannya.

Sebab itu, bertahun-tahun yang lalu pernah saya katakan bahwa Pancasila adalah masalah hidup matinya Bangsa Indonesia !

Makin banyak mengalami cobaan dan ujian, makin banyak mengalami hantaman dan ancaman, maka makin dalam berakar dan makin kuat tumbuhnya Pancasila itu dalam diri kita. Ini merupakan bukti yang tidak dapat diragu¬ragukan lagi bahwa Pancasila benar-benar telah menjadi jiwa dari Bangsa Indonesia tadi. Jiwa itulah yang memberi hidup kepada kita semua, memberi kekuatan hidup kepada kita semua dan membimbing kita untuk mengejar kehidupan yang lebih baik.

Ditinjau dari segi hukum, maka Pancasila tidak perlu dipersoalkan lagi sebab Pancasila telah kita tegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar '45. Dengan itu kita telah menegaskan dan berjanji kepada diri kita sendiri bahwa Pancasila adalah pandangan hidup kita dan dasar falsafah daripada Negara kita. Pancasila inilah yang akan membimbing diri kita masing-masing dan bersama-sama dalam usaha kita untuk mewujudkan kehidupan lahir dan batin yang lebih baik.
Kesadaran kita bahwa Pancasila adalah jiwa kita telah merupakan kekuatan yang tidak ternilai harganya yang telah menyelamatkan Bangsa Indonesia dalam menghadapi segala ujian di masa lampau. Dan akan tetap demikian dalam menyelamatkan perjalanan kita dan generasi-generasi yang akan datang di masa depan. Suatu perjalanan, yang terang akan sangat panjang dalam mencapai terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang kita cita-citakan. Suatu perjalanan yang mungkin juga berat dalam menghadapi pengaruh-pengaruh keadaan dunia yang akan terus berobah.

Karena itu, kesadaran memiliki Pancasila saja belumlah cukup !


Kita masih harus memahami dan menghayati apa sebenarnya Pancasila itu, serta berusaha untuk dapat mengetrapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pancasila sama sekali bukan hanya semboyan besar yang selalu kita agung-agungkan. Pancasila bukan juga sekedar kata-kata indah yang kita keramatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar '45. Yang paling penting adalah agar Pancasila itu benar-benar kita rasakan wujudnya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai pribadi, dalam tata pergaulan hidup dengan sesama anggauta masyarakat, dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan kita. Pancasila ini harus terwujud dalam pembangunan sosial, ekonomi dan politik kita. Pancasila harus terpancar dari gaya pemerintahan kita, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah yang terkecil. Pendeknya,  Pancasila harus terasa dan mempunyai arti dalam segala segi kehidupan kita masing-masing dan bersama-sama.
Karena itulah berulang kali saya mengajak masyarakat untuk bersama-sama memikirkan cara-cara yang mudah dimengerti mengenai penghayatan dan penjabaran Pancasila. Secara khusus saya juga telah meminta perguruan-perguruan tinggi untuk memikirkan hal ini, yang kemudian hal itu dikoordinasikan oleh Dewan Pertahanan Keamanan Nasional.


Penelitian oleh perguruan-perguruan tinggi umumnya dan penelitian-penelitian secara ilmiah khususnya perlu kita lakukan, karena dengan itu akan dapat didekati kebenaran dan obyektivitas. Namun demikian usaha kita ini tidak boleh menutup pandangan dari masyarakat sendiri, karena Pancasila itu adalah milik seluruh masyarakat.
Karena Pancasila adalah milik kita bersama dan harus kita amalkan bersama-sama pula, maka kita pun bersepakat bulat mengenai pengertian dan penjabaran Pancasila itu sendiri. Dengan demikian maka Pancasila dapat kita hindarkan dari penafsiran kita masing-masing, yang mungkin berbeda-beda. Sebab penafsiran dan penjabaran Pancasila yang berbeda-beda sama saja dengan mengaburkan arti dari Pancasila.


Tahun-tahun sekarang ini saya anggap tepat untuk memikirkan penjabaran Pancasila. Sekarang kita sedang berada di tengah-tengah pelaksanaan REPELITA II. Pembangunan yang kita kerjakan telah mulai tampak hasil¬hasilnya. Dalam pada itu kita sadar, bahwa apa yang kita kerjakan sekarang dan juga apa yang tidak kita kerjakan, akan mempunyai pengaruh yang besar pada arah dan wujud masyarakat Indonesia dalam dasawarsa-dasawarsa yang akan datang. Tentu saja apa yang kita saksikan dan kita rasakan sekarang ini masih jauh dari wujud masyarakat berdasarkan Pancasila yang kita angan-angankan. Namun ibarat kita membangun gedung, maka yang kita kerjakan dalam tahap-tahap awal pembangunan ini adalah membuat pondamennya. Gedung bangunan masyarakat Pancasila yang kita bangun haruslah kokoh agar dapat melindungi dan membuat sejahtera bangsa kita sepanjang masa; sebab itu, pondamennya juga harus kokoh. Ini berarti bahwa dasar-dasar Pancasila sudah harus mulai kita letakkan dalam pembangunan sosial, ekonomi dan politik kita mulai dari sekarang.


Di samping itu, seperti tadi saya singgung, kita cukup kaya dengan pengalaman dan ujian-ujian terhadap Pancasila. Apa yang kita angan-angankan mengenai Pancasila telah banyak diuji oleh kenyataan. Hal ini juga akan membuat kita lebih realitas dalam menjabarkan Pancasila.
Di samping itu, perbedaan pengertian dan tafsir kita mengenai Pancasila dapat menimbulkan perselisihan di antara kita. Perselisihan itu dapat berlarut-larut yang dapat mengakibatkan terganggunya stabilitas nasional, yang akhirnya juga menghambat usaha kita bersama untuk segera mewujudkan cita-cita nasional ialah mewujudkail masyarakat dan kehidupan bersama berdasarkan Pancasila itu sendiri.


Apabila kita telah bersepakat bulat mengenai pedoman menghayati dan menjabarkan Pancasila itu nanti, maka sangat tepat apabila kebulatan tadi kita kukuhkan bersama menjadi Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Syukur kalau mungkin, telah dapat dikukuhkan oleh Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan datang. Dengan demikian, bukan hanya Pancasila dalam rumusan-rumusan umum yang kita miliki bersama; akan tetapi juga kita akan memiliki pedoman-pedoman dalam penghayatan dan penjabaran Pancasila yang lebih terperinci dan lebih jelas. Dengan demikian akan makin jelas pula jalan yang akan kita tempuh bersama dalam mewujudkan Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari.


Tentu, dalam usaha merumuskan pedoman penghayatan dan penjabaran Pancasila ini kita harus tetap membatasi diri pada hal-hal yang pokok, pada isinya yang tetap tidak berobah. Ini penting kita perhatikan sebab Pancasila itu harus kita amalkan secara kreatif. Dengan pedoman penghayatan dan penjabaran Pancasila yang lebih jelas dan sederhana, yang dapat meng¬gugah semangat dan memberi harapan, maka kita akan memiliki pengertian dan keyakinan. Dengan pengertian dan keyakinan yang diamalkan, maka akan mantaplah Pancasila yang secara konstitusional tidak perlu dipersoalkan lagi itu. Pancasila harus kita buat sungguh-sungguh manusiawi karena Pancasila memang untuk manusia-manusia Indonesia. Dalam usaha kita menjabarkan Pancasila kita perlu menyelaraskan antara angan-angan dan kenyataan.

Kita harus melambungkan angan-angan kita setinggi-tingginya mengenai kehidupan pribadi dan bersama-sama dalam angan-angan kita mengenai Pancasila. Tetapi kita juga harus berpijak pada kenyataan mengenai kemampuan manusiawi untuk mewujudkan angan-angan yang indah itu. Hal ini perlu kita perhatikan karena di samping manusia memiliki kekuatan-kekuatan maka is pun dilekati dengan kelemahan, di samping mempunyai kemampuan-kemampuan maka manusia pun mempunyai keterbatasan-keterbatasan, di samping mempunyai sifat-sifat yang baik maka manusia pun mempunyai sifat-sifat yang kurang baik. Jangan kita membuat pedoman penghayatan dan penjabaran Pancasila yang berada di luar batas kemampuan dan kelayakan manusiawi tadi.


Membangun manusia di luar batas kemampuan dan kelayakan manusiawi adalah mustahil. Namun kita hams berusaha untuk terus meningkatkan corak dan mutu kehidupan, meningkatkan akal dan moral kita, sesuai dengan harkat manusia sebagai makhluk Tuhan. Dan arah itulah yang harus kita tuju. Di dalam Pancasila terkandung hal-hal yang mutlak mengenai manusia. Manusia lah tujuan dan pelaksana daripada Pancasila itu. Untuk itu lah sekali lagi kita perlu memiliki pedoman hidup penghayatan Pancasila, yang menjadi pedoman hidup sehari-hari, yang menyangkut sikap hidup kita.
Pedoman sikap hidup ini harus bertolak dari kesadaran tentang sifat kodrat manusia yang mutlak. Sifat kodrat itu ialah sifat sebagai perseorangan dan sifat sebagai makhluk sosial. Kedua sifat ini merupakan kesatuan bulat yang hams dikembangkan secara selaras. Kita harus sadar bahwa sebagai manusia kita hanya mempunyai arti dan dapat hidup di dalam masyarakat. Manusia hanya mempunyai arti dan dapat hidup di antara manusia lainnya. Tanpa manusia lainnya dan tanpa masyarakat, seseorang tidak akan ada artinya dan tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam mempertahankan hidup dan usaha mengejar kehidupan yang lebih baik maka mustahil dikerjakan sendiri tanpa bantuan atau bekerjasama dengan orang-orang lain di dalam masyarakatnya. Sebab itu harus juga timbul kesadaran bahwa segala yang kita capai dan kebahagiaan yang kita rasakan juga berkat bantuan atau kerjasama orang lain dalam masyarakat.


Karena itu pedoman pokok hidup manusia Pancasila adalah bagaimana manusia Indonesia dapat mengen¬dalikan kepentingan dan kehendak pribadinya agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk sosial. Dengan kata lain, bagaimana manusia Indonesia dapat mengendalikan dan agar tidak hanya menuruti kehendaknya sendiri saja dengan mengabaikan kepentingan orang lain dalam masyarakat. Pengendalian terhadap diri sendiri berarti kemampuan untuk menentukan kecepatan, kelajuan dan malahan bila perlu menghentikan kehendak diri sendiri pada saat tiba waktunya untuk memenuhi kewajiban sebagai makhluk sosial.


Dalam menuruti kehendak sendiri dalam mengejar keberhasilan materiil misalnya, maka umumnya kita akan melihat "ke atas", melihat kepada orang-orang lain yang lebih berhasil. Sikap melihat "ke atas" memang mengan¬dung unsur yang balk, sepanjang hal itu berarti dorongan untuk maju dan berusaha lebih keras. Namun dalam kenyataan masyarakat tidak semua orang berhasil dan hasil yang dicapai pun tidak merata. Karena itu sebagai makhluk sosial, sebagai anggauta masyarakat yang sadar bahwa keberhasilannya juga berkat anggauta masyarakat lainnya, maka sangat perlu kita menengok "ke samping". Usaha pengendalian diri dalam mengejar kemajuan materiil ini lebih mudah kita lakukan apabila kita lebih banyak melihat "ke bawah", melihat orang-orang lain yang jauh tertinggal atau jauh lebih jauh lebih serba kekurangan.


Pada saat kita melihat banyak orang lain yang masih serba kekurangan itu lah nafsu dan kehendak pribadi akan lebih mudah terkendali. Pada saat itu lah kepentingan atau kehendak pribadi harus dapat kita tahan, sambil berusaha agar orang lain dapat tertolong, dan dapat maju bersama-sama. Karena Pancasila menghendaki kehidupan yang maju dan berkeadilan, maka sikap menahan din ini tidak berarti pasif. Tetapi sebaliknya, malahan harus aktif. Artinya, kita bukan saja harus membiarkan orang lain hidup serba kekurangan dan menunggu agar kehidupan mereka lebih baik; melainkan kita hams membantunya agar mereka pun dapat segera bangkit, lebih berhasil dan mencapai kehidupan yang lebih baik.


Kemampuan untuk mengendalikan diri itu lah yang harus dapat kita terapkan dalam mengamalkan Pancasila;  mengamalkan Ketuhanan Yang Mahaesa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Dalam Sila Ketuhanan Yang Mahaesa pengendalian diri itu berwujud dalam ketaqwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa serta saling hormat menghormati antara pemeluk-pemeluk agama dan kepercayaan yang berlain¬lainan. Dalam masyarakat kita yang berdasarkan Pancasila itu tidak ada tempat bagi pertentangan mengenai  Ketuhanan atau keagamaan, tidak ada tempat bagi paksaan agama dan tidak ada tempat bagi kegiatan anti agama. Kita harus membina kerjasama antara ummat beragama yang berbeda-beda dalam bersama-sama membangun masyarakat untuk perbaikan kehidupan lahir dan batin yang menjadi tuntutan dari semua agama. Hormat meng¬hormati dan kerjasama antara ummat beragama tidak mengajarkan agar ummat beragama yang satu memusuhi ummat beragama yang lain maupun karena manusia-manusia Pancasila dapat mengendalikan dirinya. Orang yang dapat mengendalikan dirinya pasti bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan tidak akan memusuhi orang yang berbeda agama.


Pedoman sikap hidup manusia Pancasila dalam melaksanakan Sila Ketuhanan Yang Mahaesa adalah taqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa menurut ajaran agama dan kepercayaan masing-masing serta saling menghormati dan hidup rukun di antara ummat yang saling berbeda agama dan kepercayaannya.


Sila Kemanusiaan yang adil dan beradap berarti kita menempatkan manusia pada tempat yang terhormat dan semestinya sesuai dengan harkatnya sebagai makhluk Tuhan. Karena itu kita pun dapat lebih mengendali¬kan diri sehingga tidak bersikap sewenang-wenang; baik karena kekuasaan, kepintaran maupun maupun karena harta benda. Sila ini membuat kita besar rasa "tepa slira", besar tenggang rasa dan jauh dari sikap "aja dumeh".

Persatuan Indonesia jelas mengharuskan kita menempatkan persatuan, kepentingan dan keselamatan Bangsa Indonesia, diatas kepentingan pribadi kita masing-masing. Dengan kata lain kita harus dapat mengendalikan diri kita masing-masing agar setiap langkah yang kita lakukan untuk mengejar kepentingan pribadi kita akan hentikan apabila kepentingan nasional, kepentingan negara dan Bangsa memerlukannya. Persatuan Indonesia berarti sikap hidup yang cinta kepada Tanah Air. Cinta Tanah Air mengandung kecintaan kepada kemerdekaan dan semangat kebangsaan yang besar. Cinta kepada kemerdekaan mendorong kita untuk makin giat dalam pembangunan.

Semangat kebangsaan akan memperkokoh persatuan. Dalam semangat kebangsaan ini juga terkandung kesadaran bahwa Bangsa Indonesia hidup dalam keluarga besar bangsa-bangsa di dunia. Dalam memperjoangkan kepentingan nasional kita pun memperhatikan kepentingan-kepentingan bangsa lain. Dari kesadaran ini lah kita mencoba ikut membangun tata dunia baru yang bebas dari penjajahan, saling hormat menghormati dan saling bantu membaniu antara bangsa dalam membangun kehidupan semua bangsa yang maju, sejahtera dan adil.

Pengendalian diri juga harus menjadi pedoman hidup kita dalam melaksanakan asas Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; yang tidak lain adalah kedaulatan rakyat. Permusyawaratan perwakilan itu dilaksanakan oleh wakil-wakil rakyat yang secara berkala dipilih melalui Pemilihan Umum. Dalam permusyawaratan inilah kepentingan semua golongan, kepentingan seluruh lapisan rakyat dibicara¬kan. Putusan yang diambil lebih dititik beratkan pada musyawarah daripada adu suara yang lebih banyak. Dalam hal ini pedoman kita adalah patuh kepada putusan Rakyat melalui wakil-wakilnya di lembaga-lembanga perwakilan rakyat tadi. Kita harus dapat mengendalikan diri berdisiplin untuk menjunjung tinggi dan mematuhi putusan Rakyat yang telah diambil secara konstitusionil dan demokratis itu.

Pedoman hidup dalam mengamalkan Keadilan sosial berpangkal pada prinsip suka tolong menolong. Semangat tolong menolong ini perlu kita terapkan secara dinamis. Tolong menolong harus diberi arti membantu orang lain yang memerlukannya agar dapat meningkatkan kemampuannya. Dengan sendirinya dalam pengertian ini terkandung untuk bekerja keras.
Menolong orang lain tidak berarti membiarkan orang lain bermalas-malas, sebab sifat malas mencerminkan tidak adanya tanggung jawab pada diri sendiri dan tanggung jawab sosial. Kesadaran sebagai makhluk sosial mengharus¬kan penggunaan milik pribadi dalam manfaat dan fungsi sosialnya, penggunaan apa yang dimilikinya bukan saja.  kepentingannya sendiri tetapi juga agar dapat membantu orang lain dan agar miliknya itu juga dapat dirasakan manfaatnya bagi orang lain dan masyarakat.

Demikianlah pokok-pokok pedoman penghayatan Pancasila dan sikap hidup manusia Pancasila, yang berpangkal tolak dari kemampuan untuk mengendalikan diri pribadi sebagai makhluk sosial. Karena itu pengamal¬an Pancasila hams dapat dilaksanakan oleh pribadi-pribadi, bahkan hams dimulai dari orang perorangan. Pengamalan mulai dari pribadi-pribadi ini juga sesuai dengan kenyataan. Pembangunan negara dan bangsa kita pada akhirnya harus berarti pembangunan daripada pribadi-pribadi kita masing-masing. Bangsa terdiri dan kelompok-ke¬lompok masyarakat, setiap kelompok masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga dan setiap keluarga terdiri dari priba¬di-pribadi. Karena itu membangun negara dan bangsa kita yang berdasarkan Pancasila berarti membangun manusia-manusia Pancasila. Karena itu tadi juga saya katakan bahwa manusialah tujuan dan pelaksana daripada Pancasila. Membangun sikap hidup yang dapat mengendalikan diri itu memerlukan penghayatan, kesadaran dan latihan. Malahan, karena Pancasila telah merupakan pandangan hidup kita, maka wajiblah kita berlatih untuk mengendalikan diri tadi. Latihan-latihan ituperlu dimulai dari masa muda, malahan dari masa anak-anak.

Dan Gerakan Pramuka hendaklah dapat menjadi tempat berlatih mengendalikan diri itu. Latihan mengendalikan diri akan lebih berhasil apabila ada dorongan kuat dari dalam diri kita sendiri. Sebab itu lah Pancasila perlu dimengerti secara lebih jelas dan perlu dihayati dengan lebih mudah. Telah lama kita memiliki Pancasila. Tetapi kita tidak cukup dan tidak ingin hanya memilikinya, kita bertekad untuk mengamalkaannya, kita berjanji untuk melaksanakannya, kita ber"prasetia" untuk mewujudkannya; dengan pangkal tolak manusia sebagai makhluk sosial, sebagai pribadi yang dapat mengendalikan diri dalam hidup nya didalam masyarakat. Janji pada dirinya sendiri, dengan segala keberhasilan dan kemampuan selalu berusaha mengendalikan kepentingan pribadinya guna memenuhi kewajibannya sebagai makhluk sosial dalam mewujudkan kehidupan Pancasila itu, marilah kita namakan "Eka Presetia". Yang kita janjikan pada diri sendiri adalah mengorbankan kepentingan pribadinya guna memenuhi kewajib¬annya sebagai makhluk sosial, yang didorong oleh keinginan untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila. Menghayati dan mengamalkan Sila-sila dari Pancasila oleh karsa pribadi itu marilah kita namakan "Panca Karsa", yang meliputi
  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan menghargai orang lain yang berlainan Agama/Kepercayaannya;
  2. Mencintai sesama manusia dengan selalu ingat kepada orang lain, tidak sewenang-wenang dan "tepa slira";
  3. Cinta pada Tanah Air; menempatkan kepentingan Negara dan Bangsa di atas kepentingan pribadi;
  4. Demokratis dan patuh pada putusan Rakyat yang sah;
  5. Suka menolong;menggunakan apa yang dimiliki untuk menolong orang lain, sehingga dapat meningkatkan kemampuan orang lain itu.
Berdasarkan prasetia yang tunggal sebagai dasar pokok melaksanakan Pancasila, dan karsa pribadi meng¬hayati dan mengamalkan lima sila dari Pancasila, kiranya pedoman penghayatan Pancasila itu dapat disebut dengan "Eka Prasetia Panca Karsa". Sebagai manusia Pancasila saya tidak memaksakan pandangan saya mengenai Pancasila ini kepada Bangsa Indonesia. Yang saya inginkan adalah, agar pandangan-pandangan yang saya kemukakan itu, yang merupakan sumbangan fikiran itu mendapat perhatian masyarakat dan dunia ilmu pengetahuan kita, sebagai bahan pedoman penghayatan Pancasila yang seperti saya katakan tadi perlu dikukuhkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat setelah kita semua sepakat bulat.

Dengan menyadari pentingnya pengamalan Pancasila secara nyata, maka saya meminta kepada Gerakan Pramuka untuk menanamkan penghayatan dan pengamalan Pancasila secara lebih dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan Pramuka sendiri maupun dalam masyarakat pada umumnya.  Dengan ajakan itu maka dengan ini saya nyatakan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1976 dibuka secara resmi. Semoga Tuhan Yang Mahaesa memberkahi kita semua.
Terima kasih.

Jakarta, 12 April 1976
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTO
JENDERAL TNI.



Sumber :
Buku, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1977

Minggu, 23 Desember 2012

SKK & TKK Kencana Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga




Jenis SKK & TKK Kencana : Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

  1. SKK & TKK Bina Keluarga
  2. SKK & TKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
  3.  SKK & TKK Bina Lingkungan Keluarga

Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan ketrampilan anggota Gerakan Pramuka untuk mendukung kegiatan Pembangunan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga dalam upaya mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015".

Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga adalah agar anggota Gerakan Pramuka dapat :
  1. Memahami arti, tujuan dan kegiatan Pembangunan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
  2. Mampu membantu dan berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga.
  3. Mampu memahami delapan Fungsi Keluarga.
  4. Mampu memotivasi keluarga untuk melaksanakan delapan fungsi keluarga.
  5. Mampu memahami dan melaksanakan upaya peningkatan ketahanan keluarga.
  6. Mampu mendorong keluarga untuk meningkatkan kesejahteraannya.
  7. Mampu memahami dan melaksanakan upaya pelestarian serta pengembangan lingkungan keluarga yang berkualitas.
  8. Membantu pelaksanaan kegiatan konsultasi dan rujukan keluarga.

Bentuk  Kegiatan
Kegiatan Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga yang dapat dilakukan oleh para anggota Gerakan Pramuka dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan di bidang Pembangunan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga adalah :

  1. Mengikuti latihan/orientasi mengenai Pembangunan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
  2. Membantu proses pembentukan dan pembinaan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL).
  3. Memberikan penyuluhan tentang pelestarian dan pengembangan lingkungan keluarga.
  4. Membantu pelaksanaan pelayanan konsultasi dan rujukan Keluarga.
  5. Membantu pelaksanaan program peningkatan pemberdayaan ketahanan keluarga dan pendapatan keluarga sejahtera.
  6. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung pembangunan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
  7. Membantu melaksanakan penyuluhan materi dan media KIE penghijauan yang produktif dalam membina lingkungan keluarga dan sekitarnya.
  8. Membantu melaksanakan materi dan media KIE lingkungan keluarga yang kondusif.
  9. Membantu menyampaikan materi pembentukan karakter sejak dini.

SKK TKK Bina Keluarga

Untuk Pramuka Siaga, 
Untuk memperoleh TKK Bina Kelurga seorang Pramuka Siaga harus :
  1. Dapat menyebutkan delapan fungsi keluarga.
  2. Bersikap hormat dan menunjukkan kasih sayang terhadap orang tua dan sesama anggota keluarga dan teman.
  3. Dapat menyebutkan contoh pelaksanaan usaha membina keakraban, suka menolong, bekerjasama, rasa kebersamaan dalam keluarga dan teman
  4. Bersikap tanggung jawab, jujur, hemat, disiplin, dan menghargai orang lain.
  5. Melakukan kegiatan makan bersama dengan anggota keluarganya.
  6. Dapat menyebutkan batasan usia Balita, Remaja dan Lansia.
Gambar TKK Bina Keluarga untuk Pramuka Siaga :



Untuk Pramuka Penggalang, 
Untuk memperoleh TKK Bina Keluarga seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mampu menyebutkan dan menjelaskan kegiatan BKB, BKR dan BKL.
  2. Mampu menyebutkan sasaran kegiatan BKB, BKR dan BKL.
  3. Mampu menjelaskan bentuk kegiatan Bina-bina Keluarga.
  4. Memahami tugas, peran dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
  5. Mengetahui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan remaja.
  6. Mengetahui kondisi fisik dan kejiwaan anak remaja.
  7. Mengetahui kondisi fisik dan kejiwaan lanjut usia.
  8. Mampu menjelaskan nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam keluarga sesuai dengan delapan fungsi keluarga untuk pembentukan karakter sejak dini.
Gambar TKK Bina Keluarga untuk Pramuka Penggalang


Untuk Pramuka Penegak, 
Untuk memperoleh TKK Binda Keluarga  seorang Pramuka Penegakharus :
  1. Dapat menjelaskan upaya pembinaan keluarga dan perlindungannya terhadap pengaruh negatif dari berbagai lingkungan.
  2. Dapat menjelaskan usaha pemeliharaan kesehatan bagi keluarga.
  3. Dapat merencanakan dan melaksanakan salah satu acara kegiatan bersama keluarga, misalnya rekreasi.
  4. Mengetahui pelayanan pembinaan tumbuh kembang balita dan remaja serta pembinaan lanjut usia.
  5. Dapat menjelaskan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita melalui Kartu Menuju sehat (KMS) dan Kartu Kembang Anak (KKA).
  6. Dapat menjelaskan kondisi fisik dan kejiwaan serta kondisi kesehatan yang dialami balita, remaja atau orang lanjut usia.
  7. Dapat menjelaskan penanaman nilai-nilai dalam keluarga sesuai dengan delapan fungsi keluarga untuk pembentukan karakter sejak dini.
  8. Dapat bersosialisai dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.
  9. Telah melatih atau membantu seorang Pramuka Siaga dan Penggalang sehingga memperoleh TKK Bina Keluarga.
Gambar TKK Bina Keluarga untuk Pramuka Penegak


Untuk Pramuka Pandega, 
Untuk memperoleh TKK Bina Keluarga seorang Pramuka Pandega harus:
  1. Dapat menjelaskan upaya pembinaan keluarga dan perlindungannya terhadap pengaruh negatif dari lingkungan.
  2. Dapat menjelaskan usaha pemeliharaan kesehatan bagi keluarga.
  3. Dapat merencanakan dan melaksanakan salah satu acara keluarga, misal: rekreasi.
  4. Mengetahui pelayanan pembinaan tumbuh kembang balita dan remaja serta pembinaan usia lanjut.
  5. Dapat menjelaskan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita melalui Kartu Menuju sehat (KMS) dan Kartu Kembang Anak (KKA).
  6. Dapat menjelaskan kondisi fisik, kondisi kejiwaan dan kesehatan yang dialami balita, remaja atau lanjut usia.
  7. Dapat melaksanakan delapan fungsi kelurga dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai norma yang baik.
  8. Dapat menjelaskan dan memotivasi keluarga agar menanamkan nilai-nilai moral sejak usia dini (sejak dalam kandungan hingga usia lanjut).
  9. Mampu melatih sedikitnya 2 (dua) orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Bina Keluarga.
Gambar TKK Bina Keluarga untuk Pramuka Pendega

  

SKK & TKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

Untuk Pramuka Siaga
Untuk memperoleh TKK  Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) seorang Pramuka Siaga  harus :
  1. Mengetahui manfaat menabung.
  2. Mampu menabung dengan teratur.
  3. Mengetahui arti UPPKS.
  4. Mengetahui arti Keluarga Pra sejahtera dan Keluarga Sejahtera.
Gambar TKK UPPKS untuk Pramuka Siaga



Untuk Pramuka Penggalang, 
Untuk memperolah TKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) seorang Pramuka Penggalang  harus :
  1. Mengetahui manfaat menabung.
  2. Mampu menabung dengan teratur.
  3. Mengetahui arti UPPKS.
  4. Dapat menyebutkan kegiatan-kegiatan usaha ekonomi produktif yang ada di wilayahnya.
  5. Dapat menyebutkan beberapa jenis usaha dari UPPKS yang ada di wilayahnya.
  6. Mengeahui dan mampu menjelaskan kegiatan kelompok UPPKS.
  7. Mengetahui Keluarga Pra sejahtera, Keluarga sejahtera I, Keluarga sejahtera II, Keluarga sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus.
  8. Mengetahui pentingnya peranan Kemitraan datam Usaha Ekonomi Kelompok.
Gambar TKK UPPKS untuk Pramuka Penggalang


Untuk Pramuka Penegak, 
Untuk memperoleh SKK & TKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPK) seorang Pramuka Penegak harus:
  1. Mengetahui manfaat menabung.
  2. Mampu menabung dengan teratur.
  3. Mengetahui arti UPPKS.
  4. Dapat menyebutkan kegiatan-kegiatan usaha ekonomi produktif yang ada di wilayahnya.
  5. Dapat menyebutkan beberapa jenis usaha dari kelompok UPPKS yang ada di wilayahnya.
  6. Mengetahui dan mampu menjelaskan kegiatan pengelolaan kelompok UPPKS.
  7. Membantu melaksanakan administrasi kelompok UPPKS.
  8. Membantu kelompok dalam peningkatan proses produksi.
  9. Membantu kelompok UPPKS dalam bidang pemasaran.
  10. Telah membantu sekurang-kurangnya seorang Pramuka Siaga dan Penggalang sehingga memperoleh TKK UPPKS.
  11. Mengetahui Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II,  Keluarga Sejahtera III, dan Keluarga Sejahtera III Plus.
  12. Mengetahui Program Kemitraan dalam usaha keluarga.
Gambar UPPKS untuk Pramuka Penegak


Untuk Pramuka Pandega, 
Untuk memperoleh TKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) seorang Pramuka Pandega harus :
  1. Mengetahui manfaat menabung.
  2. Mampu menabung dengan teratur.
  3. Mengetahui arti UPPKS.
  4. Dapat menyebutkan kegiatan-kegiatan usaha ekonomi produktif yang ada di wilayahnya.
  5. Dapat menyebutkan beberapa jenis usaha dari kelompok UPPKS yang ada di wilayahnya.
  6. Mengetahui dan mampu menjelaskan kegiatan pengelolaan kelompok UPPKS.
  7. Membantu melaksanakan administrasi kelompok UPPKS.
  8. Membantu kelompok dalam peningkatan proses produksi.
  9. Membantu kelompok UPPKS dalam bidang pemasaran.
  10. Mampu melakukan pendampingan kepada UPPKS.
  11. Mampu melatih 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan satu orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK UPPKS.
  12. Mengetahui dan mengerti arti Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, dan keluarga Sejahtera III Plus.
  13. Membantu Program Pembinaan dan Pelatihan bagi kelompok UPPKS.
Gambar TKK UPPKS untuk Pramuka Pandega

 

SKK & TKK Bina Lingkungan Keluarga
Untuk Pramuka Siaga, 
Untuk memperoleh TKK Binda Lingkungan keluarga seorang Pramuka Siaga harus:
  1. Mengetahui pentingnya arti kebersihan dan keindahan lingkungan rumah.
  2. Mengetahui pentingnya menjaga hubungan akrab antar anggota keluarganya dengan tetangga.
  3. Dapat membantu keluarganya mengatur dan memelihara kebersihan, keindahan halaman rumah serta lingkungan disekitarnya.
Gambar TKK Bina Lingkungan Keluarag untuk Pramuka Siaga




Untuk Pramuka Penggalang, 
Untuk memperolah TKK Binda Lingkungan keluarga seorang Pramuka Penggalang harus :
  1. Mengetahui pentingnya arti kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan keluarga.
  2. Mengetahui pentingnya menjaga hubungan akrab antar anggota keluarganya dengan keluarga yang lain.
  3. Mampu membantu keluarganya mengatur dan memelihara kebersihan, keindahan dan kenyamanan di lingkungan keluarga.
  4. Mampu menjaga dan memelihara sarana dan prasarana di lingkungan keluarga.
  5. Mampu menjelaskan upaya pemeliharaan kebersihan, keindahan, kenyamanan dan keamanan lingkungan termasuk sanitasi.
  6. Dapat menjelaskan pengaruh negatif dari pencemaran lingkungan dan bahaya terhadap zat-zat kimia dalam rumah tangga.
  7. Mampu melakukan penghematan penggunaan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan keluarga.
  8. Mampu dan sadar kepedulian sosial terhadap sesama dan mau bergotong royong demi kepentingan lingkungan.
Gambar TKK Bina Lingkungan Keluarga untuk Pramuka Penggalang


    Untuk Pramuka Penegak, 
    Untuk memperolah TKK Bina Lingkungan keluarga seorang Pramuka Penegak harus :
    1. Mengetahui pentingnya arti kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan keluarga.
    2. Mengetahui pentingnya menjaga hubungan akrab antar anggota keluarganya dengan keluarga yang lain
    3. Mampu membantu keluarganya mengatur dan memelihara kebersihan, keindahan dan kenyamanan di lingkungan keluarga.
    4. Mampu menjaga dan memelihara sarana dan prasarana di lingkungan keluarga.
    5. Mampu menjelaskan upaya pemeliharaan kebersihan, keindahan, kenyamanan dan keamanan lingkungan termasuk sanitasi.
    6. Dapat menjelaskan pengaruh negatif dari pencemaran lingkungan dan bahaya terhadap zat-zat kimia dalam rumah tangga.
    7. Mampu melakukan penghematan penggunaan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan keluarga.
    8. Mampu dan sadar kepedulian sosial terhadap sesama dan mau bergotong royong demi kepentingan lingkungan.
    9. Mampu menjelaskan pengolahan sampah dan limbah rumah tangga yang baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
    10. Mampu menjelaskan bahaya pencemaran air sungai dari pembuangan limbah.
    11. Telah ikut berperan serta pada kegiatan kemasyarakatan, dalam rangka menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan.
    12. Telah membantu sekurang-kurangnya seorang Pramuka Siaga atau Penggalang sehingga memperoleh TKK Bina Lingkungan Keluarga.
    Gambar TKK Bina Lingkungan Keluarga untuk Pramuka Penegak





    Untuk Pramuka Pandega, 
    Untuk memperolah TKK Bina Lingkungan keluarga seorang Pramuka Pandega harus :
    1. Mengetahui pentingnya arti kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan keluarga.
    2. Mengetahui pentingnya menjaga hubungan akrab antar anggota keluarganya dengan keluarga yang lain.
    3. Mampu membantu keluarganya mengatur dan memelihara kebersihan, keindahan dan kenyarnanan di lingkungan keluarga.
    4. Mampu menjaga dan memelihara sarana dan prasarana di lingkungan keluarga.
    5. Mampu menjelaskan upaya pemeliharaan kebersihan, keindahan, kenyamanan dan keamanan lingkungan termasuk sanitasi.
    6. Dapat menjelaskan pengaruh negatif dari pencemaran lingkungan dan bahaya terhadap zat-zat kimia dalam rumah tangga.
    7. Mampu melakukan penghematan penggunaan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan keluarga.
    8. Mampu dan sadar kepedulian sosial terhadap sesama dan mau bergotong royong demi kepentingan lingkungan.
    9. Mampu menjelaskan pengolahan sampah dan limbah rumah tangga yang baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
    10. Mampu menjelaskan bahaya pencemaran air sungai dari pembuangan limbah.
    11. Telah ikut berperan serta pada kegiatan kemasyarakatan, dalam rangka menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan.
    12. Dapat menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha pelestarian lingkungan masyarakat yang serasi, seimbang dan selaras.
    13. Dapat menjelaskan usah a u ntuk menciptakan lingkungan kemasyarakatan yang harmonis.
    14. Mampu menjelaskan tentang perilaku dan sikap seseorang dalam pembinaan lingkungan serta keteladanan dalam kehidupan kemasyarakatan.
    15. Mampu mensosialisasikan program-program pemerintah tentang kepedulian Iingkungan keluarga.
    16. Telah membantu sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Pramuka Penggalang dan Penegak sehingga memperoleh TKK Bina Lingkungan Keluarga.
    Gambar TKK Bina Lingkungan Keluarga untuk Pramuka Pandega



    Selamat memandu, Salam Pramuka.


    Lihat entri/topik terkait
    Satuan Karya  Kencana
    Cara Menilai & Menguji Kecakapan Pramuka  (Metode & Instrumen)
    SKK & TKK Kencana : Krida Bina Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi


    Sumber : 
    KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 188 TAHUN 2002, TENTANG PENYEMPURNAAN SYARAT-SYARAT DAN GAMBAR TANDA KECAKAPAN KHUSUS KELUARGA BERENCANA




    SKK & TKK Kencana Krida Bina Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi




    Jenis SKK & TKK Krida Bina Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi
    1. SKK & TKK Pelayanan KB
    2. SKK & TKK Maslah Kesehatan Reproduksi
    3. SKK & TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita
    4. SKK & TKK Kesehatan Reproduksi Remaja
    Tujuan Umun
     Membekali anggota Gerakan Pramuka dengan pengetahuan, sikap, perilaku, kernampuan dan keterampilan untuk mendukung upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR) dalam rangka mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015".

    Tujuan Khusus :
    1. Mengetahui dan mampu menjelaskan kembali arti dan tujuan kebijakan-kebijakan teknis pelaksanaan prograrn KB dan KR.
    2. Mengetahui dan mampu menjelaskan kembali pentingnya kemudahan akses dan upaya peningkatan kualitas dalam pelayanan KB dan KR.
    3. Mengetahui dan memahami pentingnya Kesehatan Reproduksi dan masalah-masalah Kesehatan Reproduksi.
    4. Mengetahui dan memahami pentingnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pelayanan KB dan KR.
    5. Mampu menyebarluaskan pengetahuan tentang pelayanan KB dan KR di lingkungan keluarga, Pramuka serta masyarakat.
    6. Mampu membantu menyebarluaskan di lingkungan keluarga Pramuka dan masyarakat sekitarnya mengenai pengetahuan tentang kegiatan kegiatan pelayanan KB dan KR.
    7. Mampu membantu pelaksanaan kegiatan pelayanan KB dan KR di lapangan.
    8. Mampu melaksanakan pelayanan Advokasi dan KIE yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan KB dan KR.

    Jenis  Kegiatan
    1. Membantu melakukan melalui berbagai media.
    2. Membantu menyiapkan materi dan media KlE, pelayanan KB dan KR.
    3. Membantu melakukan penyaluran alat bantu KlE, pelayanan KB dan KR.
    4. Membantu memberikan penjelasan tentang isi pesan yang tercantum pada media KIE pelayanan KB dan KR.
    5. Mengikuti orientasi tentang pelayanan KB dan KR.

    SKK & TKK Pelayanan KB

    Untuk Pramuka Siaga, 
    ditiadakan.

    Untuk Pramuka Penggalang
    Untuk memperoleh TKK Pelayanan KB maka seorang Pramuka Penggalang harus :
    1. Mampu menjelaskan arti dan manfaat ber KB bagi suatu keluarga.
    2. Mampu menyebutkan nama beberapa jenis alat kontrasepsi dan menjelaskan masing - masing kebaikan dan kelemahannya.
    3. Mampu menunjukkan tempat-tempat pelayanan KB.
    4. Mampu menunjukkan petugas KB dan mengetahui tugas-tugasnya dalam pelayanan KB dan KR.
    Gambar TKK Pelayanan KB untuk Pramuka Penggalang


    Untuk Pramuka Penegak, 
    Untuk memperoleh TKK Pelayanan KB maka seorang Pramuka Penegak harus :
    1. Mengetahui dan menjelaskan kembali arti dan manfaat ber KB bagi keluarga, masyarakat dan pemerintah.
    2. Menjelaskan nama beberapa jenis kontrasepsi dan menjelaskan masing-masing kebaikan dan kelemahannya.
    3. Menunjukkan tempat-tempat pelayanan KB.
    4. Menunjukkan petugas KB dan mengetahui tugas-tugasnya dalam pelayanan KB dan KR.
    5. Mengetahui prosedur pemberian pelayanan KB dan KR ditempat pelayanan KB tersebut di atas.
    6. Telah melatih 1 (satu) orang Pramuka Penggalang di Posyandu dan tempat pelayanan lainnya sehingga memperoleh TKK pelayanan KB.
    Gambar TKK Pelayanan KB untuk Pramuka Penegak



    Untuk Pramuka Pandega, 
    Untuk memperoleh TKK Pelayanan KB maka seorang Pramuka Pandega harus :
    1. Mengetahui dan menjelaskan kembali arti dan manfaat ber KB bagi keluarga, masyarakat dan pemerintah.
    2. Mampu menyebutkan nama beberapa jenis kontrasepsi dan menjelaskan masing -masing kebaikan dan kelemahannya.
    3. Menunjukkan tempat-tempat pelayanan KB.
    4. Menunjukkan petugas KB dan mengetahui tugas-tugasnya dalam pelayanan KB dan KR.
    5. Mengetahui prosedur pemberian pelayanan KB dan KR di tempat pelayanan KB tersebut di atas.
    6. Telah melatih (dua) orang Pramuka Penggalang dan 1 (satu) Pramuka Penegak di Posyandu dan tempat pelayanan lainnya sehingga memperoleh TKK pelayanan KB.
    Gambar TKK Layan KB Untuk Pandega




    SKK & TKK Masalah Kesehatan Reproduksi

    Untuk Pramuka Siaga, 
    ditiadakan.

    Untuk Pramuka Penggalang, 
    Untuk memperoleh TKK Maslah Kesehatan Reproduksi maka seorang Pramuka Penggalang harus :
    1. Mampu mengetahui definisi/batasan penyakit menular seksual(PMS) dan HIV/AIDS.
    2. Mampu mengetahui jenis-jenis PMS.
    3. Mampu mengetahui bahaya PMS.
    4. Dapat mengetahui cara pencegahan dan cara penularan PMS dan HIV/AIDS.
    Gambar TKK Masalah Kesehatan Reproduksi untuk Pramuka Penggalang




    Untuk Pramuka Penegak,
    Untuk memperoleh TKK Masalah Kesehatan Reproduksi maka  seorang Pramuka Penegak harus :
    1. Mampu mengetahui definisi/batasan PMS dan HIV/AIDS.
    2. Mampu mengetahui jenis-jenis PMS.
    3. Mampu mengetahui bahaya PMS.
    4. Dapat mengetahui cara pencegahan dan cara penularan PMS dan HIV/AIDS.
    5. Dapat menjelaskan sebab-sebab terkena PMS dan HIV/AIDS.
    6. Dapat menjelaskan tanda.tanda PMS dan HIV/AIDS.
    7. Dapat memahami perilaku seks yang sehat.
    8. Telah melatih sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK masalah kesehatan reproduksi.
    Gambar TKK Masalah Kesehatan Reproduksi untuk Pramuka Penegak
     


    Untuk Pramuka Pandega, 
    Untuk memperoleh TKK Masalah Kesehatan Reproduksi maka seorang Pramuka Pandega harus :
    1. Mampu mengetahui definisi/batasan PMS dan HIV/AIDS.
    2. Mampu mengetahui jenis-jenis PMS.
    3. Mampu mengetahui bahaya PMS.
    4. Dapat mengetahui cara pencegahan dan cara penularan PMS dan HIV/AIDS.
    5. Dapat menjelaskan sebab-sebab terkena PMS dan HIV/AIDS.
    6. Dapat menjelaskan tanda-tanda PMS dan HIV/AIDS.
    7. Telah melatih sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK masalah kesehatan reproduksi.
    8. Dapat menjelaskan proses perkembangan alat reproduksi.
    9. Dapat menjelaskan perilaku seks yang sehat.
    10. Dapat memahami kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS.
    11. Dapat menjelaskan yang dimaksud dengan infertilitas.
    12. Dapat menjelaskan alat reproduksi dengan menggunakan alat peraga.
    13. Dapat menjelaskan tempat pengobatan PMS dan HIV/AIDS.
    14. Dapat menjelaskan cara penularan HIV/AIDS.
    15. Telah melatih sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pramuka Penggalang dan 1 (satu) orang Pramuka Penegak, sehingga memperoleh TKK masalah kesehatan reproduksi.
    Gambar TKK Masalah Kesehatan Reproduksi untuk Golongan Pandege





      SKK & TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita 

      Untuk Pramuka Siaga,
       ditiadakan.

      Untuk Pramuka Penggalang, 
      Untuk memperoleh TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita maka seorang Pramuka Penggalang  harus :
      1. Mampu mengetahui usia ideal untuk hamil.
      2. Mampu mengetahui tanda-tanda kehamilan.
      3. Mampu mengetahui peran suami dan keluarga dalam kehamilan.
      4. Mampu menunjukkan tempat-tempat pemeriksaan ibu hamil.
      5. Mampu memahami dan menjelaskan cara-cara menjaga kebersihan alat reproduksi pada ibu hamil
      6. Dapat menunjukkan tempat bersalin di wilayahnya.
      Gambar TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita untuk Pramuka Penggalang


       
      Untuk Pramuka Penegak, 
      untuk memperoleh TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita  maka seorang Pramuka Penegak  harus :
      1. Mampu mengetahui usia ideal untuk hamil.
      2. Mampu mengetahui tanda-tanda kehamilan.
      3. Mampu mengetahui peran suami dan keluarga dalam kehamilan.
      4. Mampu menunjukkan tempat-tempat pemeriksaan ibu hamil.
      5. Mampu memahami dan menjelaskan cara-cara menjaga kebersihan alat reproduksi pada ibu hamil.
      6. Dapat menunjukkan tempat bersalin di wilayahnya.
      7. Mampu mengetahui imunisasi/vaksinasi bagi ibu hamil.
      8. Dapat memahami proses kehamilan.
      9. Dapat menjelaskan kehamilan yang sehat dan aman.
      10. Dapat memahami tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
      11. Dapat memahami perawatan kehamilan.
      12. Mampu menunjukkan tempat rujukan apabila terjadi komplikasi kehamilan pasca kehamilan dan pasca keguguran.
      13. Dapat memahami bahaya aborsi yang tidak aman.
      14. Telah melatih sekurang-kurangnya seorang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak balita.
      Gambar TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Balita untuk Pramuka Penegak


      Untuk Pramuka Pandega, 
      Untuk memperoleh TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita  maka seorang Pramuka Pandega  harus :
      1. Mampu mengetahui usia ideal untuk hamil.
      2. Mampu mengetahui tanda-tanda kehamilan.
      3. Mampu mengetahui peran suami dan keluarga dalam kehamilan.
      4. Mampu menunjukkan tempat-tempat pemerlksaan ibu harnil.
      5. Mampu memahami dan menjelaskan cara-cara menjaga kebersihan alat reproduksi pada ibu hamil.
      6. Dapat menunjukkan tempat bersalin di wiiayahaya.
      7. Mampu mengetahui imunisasi/vaksinasi bagi ibu hamil.
      8. Dapat memahami proses kehamilan.
      9. Dapat menjelaskan kehamilan yang sehat dan aman.
      10. Dapat memahami tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
      11. Dapat memahami perawatan kehamilan.
      12. Mampu menunjukkan tempat rujukan apabila terjadi konrplikasi kehamilan, pasca kehamilan dan pasca keguguran.
      13. Dapat memahami bahaya aborsi yang tidak aman
      14. Mampu menjelaskan pentingnya perawatan kesehatan ibu, imunisasi, asupan gizi, dan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD).
      15. Mampu menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak balita.
      16. Mampu menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita.
      17. Mampu menjelaskan pentingnya ASI Ekslusif dan manfaatnya.
      18. Mampu menjelaskan tentang pencegahan dan penularan IMS kepada ibu hamil.
      19. Mampu membantu petugas lapangan KB dalam melakukan konseling KB dan kesehatan reproduksi.
      20. Telah melatih sekurang-kurangnya 2 (dua) seorang Pramuka Penggalang pan satu Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK kelangsungan hidup ibu, bayi dan balita.
      Gambar TKK Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita untuk Pramuka Pandega




      SKK & TKK Kesehatan Reproduksi Remaja
       

      Untuk Pramuka Siaga,
      Untuk memperoleh TKK  Kesehatan Reproduksi Remaja maka  seorang Pramuka Siaga harus :
      1. Dapat menyebutkan arti alat reproduksi.
      2. Dapat menyebutkan salah satu tanda balig seorang pria.
      3. Dapat menyebutkan salah satu tanda balig seorang permpuan.
      4. Dapat menyebutkan bagaimana cara menjaga kebersihan alat kontrasepsi.
      Gambar TKK Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Pramuka Siaga


      Untuk Pramuka Penggalang, 
      Untuk memperoleh TKK Kesehatan Reproduksi Remaja maka seorang Pramuka Penggalag harus :
      1. Dapat menyebutkan arti Kesehatan Reproduksi Remaja.
      2. Dapat menyebutkan tanda-tanda perubahan menuju dewasa bagi Pria/Perempuan.
      3. Dapat menyebutkan beberapa fungsi alat reproduksi pria dan perempuan.
      4. Dapat menyebutkan arti pornografi.
      5. Dapat menyebutkan arti pelecehan seksual.
      6. Dapat menyebutkan beberapa contoh nama narkoba dan miras.
      7. Dapat menyebutkan beberapa contoh penyakit menular seksual (PMS).
      Gambar TKK Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Pramuka Penggalang


      Untuk Pramuka Penegak, 
      Untuk memperoleh TKK seKesehatan Reproduksi Remaja maka seorang    Pramuka Penggalang harus :
      1. Dapat menjelaskan arti Kesehatan Reproduksi Remaja.
      2. Dapat menyebutkan tindak pelecehan seksual.
      3. Dapat menjelaskan bahaya hubungan seksual bebas.
      4. Dapat menjelaskan bahaya Narkoba dan Miras hubungannya dengan kesehatan reproduksi.
      5. Dapat menjelaskan bahaya hamil usia muda.
      6. Dapat mengetahui bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS.
      7. Dapat menjelaskan bagaimana menghindari PMS dan HlV/AIDS.
      8. Dapat menjelaskan bahaya anemia dikaitkan dengan kesehatan reproduksi.
      9. Dapat menjelaskan bagaimana cara menghindari perkosaan.
      10. Dapat menjelaskan pentingnya komunikasi dengan orangtua/keluarga.
      11. Dapat melatih dua orang Pramuka Siaga dan satu orang Pramuka Penggalang sehingga memperoleh TKK Kesehatan Reproduksi Remaja.
      Gambar TKK Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Pramuka Penegak



      Untuk Pramuka Pandega
      Untuk memperoleh TKK SKesehatan Reproduksi Remaja maka seorang Pramuka Pandega harus :
      1. Dapat menerangkan arti kesehatan Reproduksi Remaja.
      2. Dapat menerangkan Tumbuh Kembang Remaja.
      3. Dapat menerangkan tindak pelecehan seksual.
      4. Dapat menerangkan Bahaya Narkoba dan Miras hubungannya dengan kesehatan reproduksi.
      5. Dapat menerangkan bahaya dan bagaimana menghindari PMS dan HIV/AIDS.
      6. Dapat menerangkan bahaya anemia dikaitkan dengan kesehatan reproduksi.
      7. Dapat menerangkan bagaimana menghindari ancaman perkosaan.
      8. Dapat menerangkan pengaruh pornografi terhadap perilaku kesehatan reproduksi.
      9. Dapat menerangkan bahaya hamil usia muda.
      10. Dapat menerangkan bagaimana mencegah kehamilan.
      11. Dapat menerangkan pengaruh keluarga dan kelompok dalam perilaku remaja.
      12. Dapat memberikan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja kepada anggota Pramuka.
      13. Dapat melatih 2 orang Pramuka Penegak sehingga memperoleh TKK Kesehatan Reproduksi Remaja.
      Gambar TKK Kesehatan Reproduksi untuk Pramuka Pandega



      Selamat memandu, Salam Pramuka.



      Lihat entri/topik terkait
      Satuan Karya  Kencana
      Cara Menilai & Menguji Kecakapan Pramuka  (Metode & Instrumen)
      SKK & TKK Kencana : Krida Bina Keluarga Sejahtera & Pemberdayaan Keluarga


      Sumber : 
      KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 188 TAHUN 2002, TENTANG PENYEMPURNAAN SYARAT-SYARAT DAN GAMBAR TANDA KECAKAPAN KHUSUS KELUARGA BERENCANA



      Sabtu, 15 Desember 2012

      Permainan Penggalang : "Seven Booms"



      Konsep
      Permainan "seven booms" sangat baik untuk melatih konsentrasi dan kemampuan berhitung para pramuka penggalang. Permainan ini sangat sederhana karana hanya membutuhkan kemampuan berhitung dan berkonsentrasi. Namun demikian terampil berhitung saja tanpa bisa berkonsentrasi bisa mengakibatkan gagal dalam bermain, sebaliknya meski sudah konsentrasi penuh namun kurang cermar berhitung juga akan mengalami kegagalan pula. Permainan ini menjadi menarik dan meriah, jika dikombinasikan dengan  tepuk tangan, nyanyi, menari dan berbagai atraksi lainnya. Permainan ini semakin lama akan semakin menegangkan jika pilihan angkanya makin tinggi dan makin sulit.

      Alur pemainan
      • Pembina atau Pb Pembina mengatur pasukan penggalang kedalam sebuah lingkaran besar dan dalam posisi duduk, Kakak Pembina atau Pb Pembina berada di tengah lingkaran.
      • Sebelum bermain Pembina atau Pb Pembina bisa mengantarkan permainan ini dengan menjelaskan arti penting konsentrasi dan pentingnya kemampuan matematis dalam kehidupan sehari-hari.
      • Pembina menjelaskan tentang makna permainan "seven boom" yang intinya adalah berhitung secara bergiliran, kemudian ketika tiba pada angka yang ada unsur tujuh maka harus diganti dengan kata-kata "boom"
      • Sebelum permainan mulai Pembina atau Pb Pembina bisa mengajak para Penggalang untuk berlatih dahulu atau simulasi.
      • Permainan siap dimulai, Pembina atau Pb Pembina mengacak lingkaran lagi supaya berbeda dengan lingkaran yang digunakan saat simulasi.

      Spesifikasi
      • Format              ;  Permainan Pasukan
      • Waktu               :  Fleksibel  (disarankan tidak lebih dari 15 menit)
      • Tempat             :  Di dalam atau di luar ruangan

      Manfaat
      • Melatih dan menguji  konsentrasi para penggalang
      • Melatih kecerdasan mathematical para penggalang
      • Melatih untuk berfikir cepat dan bekerja cepat dan tepat.
      • Melatih pentingnya kerjasama dan  memperhatikan orang disekeliling dirinta.

      Prosedur Bermain

      Tahap pemanasan dan penjelasan
      • Kakak Pembina berdiri di tengah-tengah lingkaran memberikan salam pramuka, membuka acara dengan nyanyi, tepuk tangan, cerita lucu atau bahkan meminta 1 atau 2 orang Penggalang untuk maju untu bermain bersama dengan Kakak Pembina.
      • Kakak Pembina menjelaskan tentang permainan  "seven boms", yaitu permainan  berhitung dari satu orang ke orang lainnya secara berurutan,  dengan ketentuan :
      • Jika sampai pada hitungan  kelipatan 7 (misal 7, 14, 21 dst) maka peserta tesebut harus menyebut kata "booms".  
      • Kata "booms" juga tidak hanya angka kelipatan 7,  namun termasuk jika jatuh pada hitungan yang ada unsur angka 7 (misalnya 17, 27, 70 dan sejenisnya), maka peserta juga harus  menyebutkan kata  "Booms".
      • Peserta yang berada disamping teman yang mendapat giliran menyebutkan kata "boom", harus  melanjutkan hitungan seperti biasa (misalnya peserta menyebutkan boom pada angka ke 7, maka peserta selanjutnya melanjutkan menyebutkan angka delapan dan seterusnya). 
      • Apabila peserta salah menyebutkan angka atau "booms"  maka peserta tersebut dianggap gugur dan harus dikeluarkan dari barisan. Lalu permainan diulang dengan menyebutkan angka satu dan seterusnya dimulai dari peserta setelah peserta yang gugur.
      • Permainan dilanjutkan sampai semua peserta bersisa satu.
      • Pembina mengajak para penggalang untuk mensimulasikan permainan yang sudah dijelasakan. Hasil simulasi didiskusikan sebentar, setelah semua penggalang memahami maka permainan dimulai. Pembina mengacak posisi lingkaran para penggalang agar tidak sama dengan lingkaran saat simulasi.
      Tahap pelaksanaan permainan

      • Kakak Pembina menunjukan 1 orang penggalang yang akan dijadikan sebagai  penghitung pertama.
      • Kakak Pembina memberi aba-aba mulai. Para penggalang mulai menghitung berurutan  mulai dari penggalang pertama yang menyebut angka 1, dilanjukan penggalang kedua yang menyebut akngka 2, penggalang berikutnya 3,4,5,6, penggalang ketujug berteriak lantang "booms" penggalang disampingnya melanjutkan 8,9,10,11,12,13, penggalang ke 14 berteriak "booms", penggalang disampingnya melanjutkan hitungan ke 15, 16, penggalang ke 17 berteriak "booms", demikian seterusnya.
      • Penggalang yang salah baik saat berkata "booms" maupun melanjutkan hitungan, dianggap masuk kotak dan dikumpulkan jadi satu.
      • Permainan dilanjutkan hingga dianggap cukup.
      Tahap akhir

      • Kakak Pembina menayangkan kepada para penggalang apa pengalaman yang didapat.
      • Pengalaman para penggalang di catat point-pointnya untuk selanjutnya didiskusikan
      • Kakak Pembina menunjuk salah satu orang penggalang untuk memimpin diskusi dengan  arahan dan bantuan dari Kakak Pembina.
      • Selesai diskusi Kakak Pembina menyimpulkan hasil-hasilnya dengan tidak lupa menanamkan nilai-nilai dan pengalaman baru bagi para Penggalang yang akan berguna bagi kehidupannya.
      Dikusi dan Kesimpulan
      • Berkonsentrasi dalam suasana yang riuh cenderung lebih sulit daripada dalam suasana yang tenang, oleh sebab itu dalam suasana riuh konsentrasi membutuhkan fokus.
      • Memahami apa tugas dan pekerjaa orang di kanan kiri kita berada akan sangat membantu untuk kesuksesan pekerjaan yang sedang kita laksanakan.
      • Kemampuan menghitung perlu terus dilatih sebab kemampuan menghitung secara cepat dapat menjadi alat yang baik untuk melatih konsentrasi, dsb.


      Penutup
      Permainan ini bisa digunakan untuk berbagai kelompok umur dengan modifikasi seperlunya, termasuk tidak harus angka 7, tidak harus jumlah, kelipatan tetapi bisa juga  berbagai "jenis operasi matematika" lainnya.

      Selamat  Memandu, Salam Pramuka.



      Sumber :
      Ditulis dari berbagai sumber, diadaptasi seperlunya untuk keperluan "ensklopedi paramuka"  (-aiw)

      SKK & TKK Kebhayangkaraan Krida Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara (TKP)




      SKK & TKK Kebhayangkaraan Krida Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara, terdiri dari :
      •  SKK & TKK Pengetahuan Sidik Jari
      •  SKK & TKK Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
      •  SKK & TKK Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara (TKP)
      •  SKK & TKK Pengetahuan bahaya Narkoba


      SKK & TKK Pengetahuan Sidik Jari
       

      Untuk golongan Siaga 
      ditiadakan.
       

      Untuk golongan Penggalang
      1. SKK Pegetahuan Sidik Jari utuk golongan Penggalang, adalah  : Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-ciri sidik jari yang tidak sama dengan orang lain.
         
      2. Gambar TKK Pengetahuan Sidik Jari untuk Penggalang adalah :


      Untuk golongan Penegak
      1. SKK Pengetahuan Sidik Jari untuk golongan Penegak, adalah : Selain mempunyai SKK golongan Penggalang ditambah dengan : (1) Mengetahui apa kegunaan sidik jari.  (2) Mengenal jenis lukisan sidik jari.
      2. Gambar TKK Pengetahuan Sidik Jari untuk golongan Penegak, adalah  :


      Untuk golongan Pandega 
      1. SKK Pengetahuan Sidik Jari untuk golongan Pandega : Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara pengambilan sidik jari.
         
      2. Gambar TKK Pengetahuan Sidik Jari untuk golongan Pandega :


      SKK & TKK Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan 

      Untuk golongan Siaga
      ditiadakan  

      Untuk golongan Penggalang 
      1. SKK Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk golongan Penggalang, adalah dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan. 
      2. Gambar TKK Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk golongan Penggalang, adalah :

      Untuk golongan Penegak 
      1. SKK Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk golongan Penegak, adalah : Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu.
      2. Gambar TKK  Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk golongan Peenegak, adalah :


      Untuk golongan Pandega
      1. SKK  Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk golongan Pandega, adalah  : Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu.
      2. Gambar Pengetahuan Tulisan Tangan dan Tanda Tangan untuk golongan Pandega, adalah  :


       
      SKK & TKK Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara (TKP) 


      Untuk golongan Siaga 
      ditiadakan

      Untuk Penggalang, 
      ditiadakan.
       

      Untuk Golongan Penegak
      1. SKK Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara TPK untuk golongan Penegak :  1. Mengetahui apa arti dan guna TKP,  dan  2. Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP.
      2. Gambar TKK Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara TPK untuk golongan Penegak, adalah  :

      Untuk golongan Pandega
      1. SKK Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara TPK untuk golongan Pandega, adalah : Selain mempunyai SKK golongan Penegak, maka harus pula : (1) Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TK, (2) Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada korban manusia yang masih hidup. (3) Mengetahui cara pengamanan TKP (status quo).
      2. Gambar TKK Pengetahuan Tempat Kejadian Perkara TPK untuk golongan Pandega, adalah  :  


      SKK & TKK Pengetahuan bahaya Narkoba
       

      Untuk golongan Siaga, 
      ditiadakan.
       

      Untuk golongan Penggalang
      1. SKK Pengetahuan Bahata Narkoba untuk golongan Penggalang, adalah  :  (1) Mengetahui berbagai jenis narkoba. (2) Mengetahui bahaya narkoba bagi kesehatan jasmani seseorang. (3) Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol.
      2. Gambar TKK Pengetahuan Bahata Narkoba untuk golongan Penggalang, adalah  :

      Untuk golongan Penegak 
      1. SKK Pengetahuan Bahata Narkoba untuk golongan Penegak, adalah   : (1) Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban narkoba. (2) Mengetahui tentang kegunaan Narkoba untuk pengobatan kedokteran serta mengetahui tentang bahaya minuman keras dan merokok.
      2. Gambar TKK Pengetahuan Bahata Narkoba untuk golongan Penegak, adalah  :

      Untuk golongan Pandega
      1. SKK Pengetahuan Bahata Narkoba untuk golongan Pandega, adalah :  Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang.
      2. Gambar TKK Pengetahuan Bahata Narkoba untuk golongan Pandega, adalah  :


      Selamat Memandu, Salam Pramuka.


      Lihat entri/topik terkait :
      Satuan Karya Gerakan Pramuka (Bentuk & Fungsi Pendidikannya),
      Satuan Karya Gerakan Pramuka (Pimpinan, Pamong & Instruktur),
      Satuan Karya Bhayangkara.
      SKK & TKK Kebhayangkaraan Krida Tibmas (Ketertiban Masyarakat)
      SKK & TKK Kebhayangkaraan Krida Lalu Lintas
      SKK & TKK Kebhayangkaraan Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya



      Sumber :
      Keputusan Kapolri No.  SKEP/595/X/2006.  Tanggal : 4 Oktober 2006
      Tentang Buku Pedoman Syarat-syarat & Gambar TKK Kelompok Kebhayangkaraan.