Jumat, 29 November 2013

Pramuka Tunadaksa : SKU & TKU Pramuka Tunadaksa Penegak Bantara




Pengantar
  1. Pramuka Luar Biasa, adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berkebutuhan khusus terdiri atas Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras.
  2. Tunadaksa merupakan istilah lain dari cacat tubuh atau tuna fisik yaitu berbagai kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi dari tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan. Pada jenis anak tunadaksa tertentu disertai dengan kelainan panca indera dan kelainan kecerdasan.
  3. Secara defenitif pengertian Tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit atau pertumbuhan yang tidak sempurna (Suroyo, 1977).
  4. SKU atau Syarat Kecakapan Umum adalah syarat minimal yang wajib dipenuhi oleh setiap anggota muda Gerakan Pramuka untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum disingkat TKU
  5. Tujuan SKU PLB Tunadaksa adalah memotivasi pamuka tunadaksa untuk giat berlatih serta meningkatkan rasa percaya diri sebagai generasi muda Indonesia.
  6. Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia antara 16 -20 tahun. SKU Pramuka Penenagk Tunadaksa memiliki 2 golongan/jenjang yaitu : Penegak Bantara dan Penegak Laksana.

 Tanda Kecakapan Umum Pramuka Tuna Daksa Penegak Bantara
  1. Tingkat kecakapan umum Pramuka Penegak berupa tanda pundak yang dibuat dari kain dengan warna dasar hijau tua. Tulisan dan gambar pada tanda tersebut dibuat dengan sulaman atau logam berwarna kuning emas. Berbentuk trapesium, berwarna dasar hijau tua dengan panjang sisi 5 cm, sisi atas 4 cm dan panjang kaki miring kiri dan kanan masing-masing 7,5 cm, didalamnya terdapat gambar bintang sudut lima di bawahnya terdapat sepasang tunas kelapa yang berlawanan arah dan di bawah tunas kelapa terdapat tulisan BANTARA atau LAKSANA.
  2. Bintang bersudut lima mempunyai arti bahwa Pramuka Penegak bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa dan bermoral Pancasila. Tunas kelapa yang berlawanan arah mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak putra dan putri yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan menuju cita-cita bangsa.
  3. Tanda di pundak mengibaratkan tanggungjawab yang tidak ringan yang harus dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan Negara.



Syarat Kecakapan Umum Pramuka Tuna Daksa Penegak Bantara


NO
TINGKAT PENEGAK BANTARA
1
Pernah mengikuti rapat Ambalan Penegak
2
Mengetahui dan dapat membaca Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
3
Dapat menyebutkan isi Dasa darma dan Tri satya
4
Dapat memberi salam pramuka
5
Dapat menyebutkan struktur organisasi Gerakan Pramuka
6
Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal Gerakan Pramuka
7
Dapat menyebutkan arti lambing Gerakan Pramuka
8
Dapat menyebutkan arti Pancasila
9
Dapat menjelaskan arti lambing Negara Republik Indonesia
10
Dapat menyebutkan arti kiasan warna-warna bendera Kebangsaan Indonesia
11
Dapat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
12
Dapat berbahasa dengan baik dan benar
13
Dapat menyebutkan isi Sumpah Pemuda
14
Dapat menyebutkan 3 (tiga) pahlawan nasional
15
Dapat menyebutkan susunan pemerintahan dari daerah tingkat II sampai ke RT
16
Dapat berbaris
17
Selalu berpakaian rapi dan bersih
18
Dapat menyebutkan jenis/bahan makanan bergizi
19
Dapat menyebutkan sedikitnya 2 (dua) penyakit menular dan tahu cara pencegahan penularanya
20
Dapat melakukan salah satu cabang olah raga sesuai kemampuannya
21
Dapat menjelaskan adab sopan  santun pergaulan Indonesia
22
Memiliki buku tabungan di sekolah atau jenis tabungan lainnya
23
Disiplin membayar iuran pada gugusdepannya
24
Memiliki penguasaan terhadap satu keterampilan yang kelak diharapkan berguna bagi kehidupan
25
Dapat membaca jam dan kompas
26
Pernah mengikuti Perkemahan
27
Pernah mengikuti kerja bakti/gotong royong
28
a. Untuk  Penegak   yang beragama Islam
1.       Dapat  mengucapkan 2 (dua) kalimat shahadat dan tahu artinya
2.       Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam
b. Untuk Penegak   yang beragama Katholik
mengetahui sakramen permandian dan sakramen penguatan Maha Kudus
c. Untuk  Penegak  yang beragama Kristen Protestan
1.       Dapat menyanyikan 3 (tiga) nyanyian Kristen
2.       Dapat mengetahui peraturan-peraturan Gereja
d. Untuk  Penegak  yang beragama Budha,
Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan siaga dan penggalang bidang keagamaan
e. Untuk Penegak   yang beragama Hindu
             Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan siaga dan penggalang bidang keagamaan

Lihat entry/topik terkait :

Sumber :
Panduan  Membina Pramuka Luar Biasa (PLB), Golongan D (Tunadaksa), Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2009.


Sabtu, 23 November 2013

Profesional Scouter : Filosofi & Sejarah Singkat



Awal mula


Pada awal berdiri Gerakan Panduan di berbagai negara umumnya memiliki sejumlah orang yang mendedikasikan dirinya secara penuh untuk mengelola organisasi dan program-programnya. Sejumlah orang dimaksud memang  tidak pernah mengikuti pelatihan formal sebagai "Profesional Scouters" namun memiliki kompetensi menejemen dan kepemimpinan organisasi yang sangat baik.

Seiring dengan perkembangan organisasi dan kompleksitas program-programnya, organisasi kepanduan di bebeberapa negara mulai melihat pentingnya pelatihan "Profesional Scouter". Perintis di bidang pelatihan ini adalah Gerakan Kepanduan di Amerika, Kanda dan Filipina. Pada sisi lain beberapa negara yang memiliki banyak anggota kepanduan  seperti Perancis dan Inggris juga merancang bebagai pelatihan kepanduan yang fokus pada aspek tecnical scouting, seminars dan pelatihan pembina kepanduan.

Kenyataan menunjukan bahwa hanya beberapa negara yang memiliki "Profesional Scouter". Beberapa negara lain tidak memiliki bahkan para pengelolanya hanya memiliki sedikit pelatihan atau bahkan sama sekali belum dilatih. Kurangnya pelatihan ini merupakan salah satu penyebab tidak berkembangnya kualifikasi dan kemampuan para personal pengelola organisasi kepanduan. Akibat selanjutnya terjadi kesenjangan antara kebutuhan menghadapi tantangan zaman dengan daya dukung personal yang ada. 


Trend (Kecenderungan Baru)

Kiranya perlu dicatat bahwa pesatnya perkembangan organisasi dan keanggotaan kepanduan di berbagai negara memerlukan pengelolaan  dan layanan yang makin komplek dan luas. Atas dasar hal itu maka keberadaan "Profesional Scouter" menjadi sangat penting. Terkait dengan hal itu sejak tahun 1958 dibawah "Biro Dunia" telah memberikan panduan kepada "Inter America Scout"  untuk menjadi basis pelatihan bagi para "Profesional Scouters".

Di regional Asia Pasifik penyelenggaraan seminar dan kursus "Profesional Scouters"  dilaksanakan oleh Boys Scout of Amaerica dan "Philipina Profesional Course". Kurus "Profesional Scouters" di Afrika dilaksanakan pertama kali tahun 1969. Fakta-fakta itulah yang menunjukan telah terjadinya trend tentang pentingnya penyelenggraan kursus untuk para profesional sebagai salah satu upaya untuk menjawab tantangan zaman yang dihadapi oleh gerakan pendidikan kepanduan di berbagai negara di  seluruh dunia.


Kedudukan

Dalam bagian lain telah dijelaskan tentang pengertian "Profesional Scouter", sebenarnya yang penting bukan pengertian tetapi pemahaman akan kedudukan dan fungsinya yang strategis bagi organisasi kepanduan.  Kiranya perlu ditegaskan kembali bahwa seseorang yang bekerja penuh waktu untuk organisasi kepanduan tidak secara otomotis disebut dengan "Profesional Scouter".
 
Seorang karyawan tetap  umumnya  bekerja penuh waktu tetapi tanggung jawabnya  terbatas atau hanya menangani bidang/spesialisasi tertentu. Kedudukan semacam ini belum bisa digolongkan sebagai "Profesional Scouter"

"Profesional Scouter"  adalah seseorang yang mengabdikan dirinya terhadap organisasi kepanduan atas dasar pengalaman dan pendidikan khusus atau pelatihan khusus di bidang "pengelolaan organisasi dan pendidikan kepanduan".  Kedudukannya  memiliki  tanggung jawab yang luas dalam berbagai kerja  kemitraan dengan relawan untuk gerakan kepanduan atau lembaga lain dalam area tertentu baik berdasar wilayah (kwartir) maupun berdasar fungsi (pelatihan, keuangan, kegiatan, dll). dalam area tertentu ( goegraphic atau fungsional ) . Atas dasar fungsi dan keudukannya itu, mereka memperoleh kompensasi baik secara finansial maupun non finansial.

Selamat mengabdi dengan profesional, salam pramuka.



Lihat entri/topik terkait :


Sumber :
Professional Scouter - World Scout Bureau/Asia Pacific Region, 2008

Pramuka Tunanetra : SKU & TKU Pramuka Tunanetra Penggalang Ramu



Pengantar
  1. Pramuka Luar Biasa, adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berkebutuhan khusus terdiri atas Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras.
  2. Istilah Tunanetra diartikan tidak dapat melihat, pada beberapa literatur sering disebut sebagai visually handicapped atau visually impaired. Dalam dunia kependidikan seseorang dikatakan Tunanetra  adalah seseorang yang penglihatannya tidak sempurna, cacat atau rusak  sehingga tidak dapat dididik dengan metode-metode yang megnggunakan penglihatan. 
  3. Pengertian lain yang masIh berkaitan dengan kependidikan terdapat dalam buku Orientasi dan Mobilitas, disebutkan bahwa Tunanetra itu adalah mereka yang penglihatannya terganggu sehingga menghalangi dirinya untuk berfungsi dalam pendidikan tanpa menggunakan alat khusus, material khusus, latihan khusus, dan atau bantuan lain secara khusus.
  4. Anggota Pramuka Luar Biasa Tunanetra adalah anggota muda yang mengalami gangguan penglihatan baik yang buta total (totally blind) maupun yang masih mempunyai sisa penglihatan (low-vision) sehingga mereka memerlukan pembinaan khusus.
  5. SKU atau Syarat Kecakapan Umum adalah syarat minimal yang wajib dipenuhi oleh setiap anggota muda Gerakan Pramuka untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum disingkat TKU
  6. Tujuan SKU PLB Tunadaksa adalah memotivasi pamuka tunadaksa untuk giat berlatih serta meningkatkan rasa percaya diri sebagai generasi muda Indonesia.
  7. Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia antara 11-15 tahun. Dalam siklus kehidupan manusia, anak usia 11-15 tahun masuk dalam kelompok remaja dan telah meninggalkan masa kanak-kanak serta sedang menuju ke masa dewasa.
  8. SKU Pramuka Penggalang Tunanetra memiliki 3 golongan/jenjang yaitu :Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap.

TKU (Tanda Kecakapan Umum) Pramuka Tunanetra Penggalang Ramu, Rakit & Terap
  1. Tanda Kecakan Umum Pramuka Penggalang berbentuk huruf V, dengan sisi pendek 1,3 cm dan sisi panjang kaki 4,4 cm dan kedua kaki itu membentuk sudut 120 derajat, berwarna dasar merah, sisi panjang kaki-kaki huruf V berbentuk lurus. Didalam kedua kaki bentuk V  itu terdapat gambar mayang terurai (bertangkai bunga kelapa 3 buah dan berwarna putih.
  2. Mayang terurai bertangkai 3 buah menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik mengibaratkan  Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan Tri Satya.
  3. Mayang terurai yang mekar ke samping mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang dan siap menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya
  4. Tanda Kecakapan Umum Pramuka Penggalang Ramu berbentuk huruv V (1), Penggalang Rakit (V2) dan Penggalang Terap V (3).


SKU (Syarat Kecakapan Umum) Pramuka Tunanetra Penggalang Ramu





NO
TINGKAT PENGGALANG RAMU
1
Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang  sekurang-kurangya 6  kali latihan berturut-turut
2
Dapat menyebutkan isis Dasadarma dan Trisatya
3
Dapat memberi  salam Pramuka
4
Dapat menjelaskan lambang Gerakan Pramuka dengan cara meraba lambing Gerakan Pramuka yang ditimbulkan
5
Dapat menyebutkan nama  bendera kebangsaan Indonesia, serta dapat menjelaskan arti kiasan warna-warnanya
6
Dapat menyanyikan lagu  kebangsaan Indonesia Raya dan menyebutkan nama penciptanya
7
Dapat menyebutkan Pancasila secara berurutan
8
Berbahasa Indonesia diawaktu mengikuti pertemuan-pertemuan penggalang
9
Dapat menjelaskan struktur organisasi gugusdepan dan tanda-tanda pengenal dalam gugusdepan dengan cara meraba
10
Dapat berbaris dan dapat melakukan orientasi mobilitas dengan baik
11
Dapat menyebutkan atah mata angina, menggunakan kompas bicara dan jam bicara.
12
Dapat menyampaikan pesan secara lisan
13
Dapat menyebutkan bahan-bahan makanan yang bernilai gizi.
14
Selalu berpakaian rapi dan menjaga kesehatan
15
a. Untuk Putri : dapat melakukan kegiatan  masak-memasak sederhana
b. Untuk Putra : dapat membuat 1 buah hasta karya dengan bahan yang sederhana
16
Memiliki buku tabungan
17
Setia memmbayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya sendiri.
18
A. Untuk  Penggalang  yang beragama Islam
  1. Dapat  mengucapkan 2 (dua) kalimat syahadat dan dapat menyebutkan artinya
  2. Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam
  3. Dapat membaca Al Qur’an braile
B. Utuk Penggalang  yang beragama Katholik
  1. Dapat mengucapkan doa Rosario
  2. Mengikuti misa kudus, putra dapat menjadi pelayan misa, putri dapat menghias altar
  3. Dapat menyanyikan 3 lagu Gereja
C. Untuk  Penggalang  yang beragama Kristen Protestan
  1. Dapat menyanyikan 3 lagu Kristen
  2. Dapat menceritakan 2 hikayat dalam Al kibat
  3. Dapat mengucapkan dan menggunakan doa sederhana pada kesempatan tertentu
D. Untuk  Penggalang yang beragama Budha, sesuai kemampuannya dapat :
  1. Melakukan melakukan kebaktian agama Budha dengan Parita Pancasila,dan Parita Budha Nusanti
  2. Hafal Vihara Gita Wajib : Tri Ratna dan Malam Suci Waisak
E. Untuk Penggalang  yang beragama Hindu
  1. Hafal  Panca Maha Yadya
  2. Hafal Sadripu dan Sadtatayi




Lihat entry/topik terkait :
  • Klasifikasi, Karakteristik dan Pelayanan Anggota Muda Tunanetra
  • Kepramukaan bagi Anggota Muda Tunanetra
  • Kegiatan Anggota Muda Tunanetra
  • Pramuka Tunanetra : SKU Penggalang Rakit
  • Pramuka Tunanetra  : SKU Penggalang Terap

Sumber :
Panduan  Membina Pramuka Luar Biasa (PLB), Golongan A (Tunanetra), Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 2009.





Senin, 18 November 2013

Profesional Scouter : Konsep & Definisi




Konsep dan Definisi

Ada beragam penafsiran  terhadap frase  Profesional Scouter.  Kata profesional menyiratkan beberapa pengertian seperti : keahlian yang dimiliki  dengan pelatihan khusus, orang yang memiliki pengalaman luas sehingga  memiliki kompetensi merencanakan dan mengelola program dan keuangan, serta mengelola dan melaksanakan pekerjaan secara luas sesuai dengan keahlian di bidangnya.

Seorang karyawan yang bekerja penuh waktu untuk Gerakan Pramuka tidak secara otomatis disebut sebagai profesional scouter.  Kompetensi seorang  profesional scouter dapat dapat disejajarkan dengan jabatan seorang menejer  dalam sebuah korporasi/lembaga bisnis.  Manajer  menjalankan usaha bisnis sesuai dengan kebijakan, arahan  dan petunjuk direksi dengan menggunakan segenap pengetahuan, sikap profesional dan keterampilan menejerialnya  untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.

Mengacu pada beberapa hal di atas maka Profesional Scouter dapat dimaknai sebagai orang yang telah memiliki pengalaman dan telah melalui pelatihan/pendidikan  khusus di bidang "pengelolaan  organisasi kepramukaan"  sehingga siap menjalankan tanggungjawab dalam hal : 
  • Melaksanakan pengelolaan kegiatan organisasi dan program-porgram  kepramukaan, 
  • Menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal organisasi kepramukaan, 
  • Mengelola organisasi kepramukaan berdasar wilayah geografis atau fungsi tertentu (fungsi pendidikan, penelitian dan pengembangan, administrasi keuangan, dll)
Atas semua kemampuannya di atas seorang profesional scouter berhak memperoleh imbalan baik berupa finansial maupun non finansial (penghargaan, fasilitas, dll)


Latar Belakang Lahirnya Profesional Scouter

Sejak awal berdirinya organisasi kepramukaan dan kepanduan diseluruh dunia hampir seluruhnya dikelola oleh para relawan. Mereka umumnya para anggota dewasa "penggiat pendidikan kepanduan" yang berasal dari semua lapisan masyarakat. Dengan penuh dedikasi dan pengabdian mereka mencurahkan waktu luang untuk membantu pengelolaan organisasi dan pendidikan kepramukaan tanpa imbalasan  finansial . Dapat dikatakan bahwa keberhasilan gerakan pendidikan kepramukaan atau kepanduan selama selama tahun-tahun awal  adalah berkat antusiasme, keihklasan dan kesukarelaan para relawan dimaksud

Namun demikian seiring dengan pertumbuhan organisasi kepramukaan/kepanduan yang terus membesar menjadi mustahil jika pengelolaannya hanya disandarkan kepada para relawan. Luasnya wilayah pekerjaan (nasional, propinsi dan kabupaten), kompleksnya program layanan pendidikan dan besarnya jumlah keanggotaan tidak memungkinkan jika pengelolaan, pengatutan dan pengawasannya dilakukan oleh para relawan.  Tuntutan kebutuhan pengelolaan organisadi dan program yang makin kompleks itulah,  melahirkan kebutuhan pentingnya  kehadiran para Profesional Scouter, yaitu orang-orang   yang bisa bekerja secara fulltime untuk mendukung kerja para relawan dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi.


Profesional Scouter & Relawan

Hakikat  organisasi dan pendidikan kepanduan/kepramukaan adalah kesukarelaan. Oleh sebab itu kehadliran para Profesional Scouter  tidak lantas menghilangkan peran para sukarelawan yang di Indonesia ada beberapa kelompok seperti Andalan, Majelis Pembimbing, dll. Bahkan para Profesional Scouter  dalam melaksanakan pekerjaannya tunduk  dengan para  Relawan yang telah mendelegasikan sebagai tugas pokok dan fungsinya itu.

Para Profesional Scouter bertanggung jawab kepada Komite/Dewan/Andalan Kwartir  yang menugaskan dan mendelegasikan sebagai tugas pokok dan fungsinya.  Para profesional scouter juga dituntut mampu menjalankan arahan dan  instruksi dari Komite/Dewan/Andalan Kwartir dengan tetap memegang tegus  kebijakan organisasi serta prinsip-prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Atas dasar hal itu maka inisiatif dan sikap kerja profesional sangat diperlukan karena lingkup pekerjaan para profesional scouter menyangkut dari hal-hal yang sifatnya teknis administratif harian seperti surat menyurat, pencatatan kegiatan organisasi, administrasi sarana dan prasarana, dll, hingga hal-hal yang bersifat strategis seperti memberikan masukan dan mendukung program kerja Pimpinan Kwartir dan Andalan dalam hal evaluasi dan pengembangan organisasi dan pendidikan, mendeteksi persoalan-persolan yang timbul yang dapat mengganggu jalannya organisasi, mengembangkan dan mengelola kerjasama kemitraan, dsb.

Para Profesional Scouter bukanlah orang-orang yang hanya bekerja di lingkup klerikel (adimistratif) yang hanya duduk di belakang meja, tetapu juga merupakan orang-orang yang bekerja dengan penuh daya kreasi, inovasi dan improvment yang terus menerus untuk memajukan organisasi dan layanan pendidikan kepramukaan di lingkup wilayah kerjanya.   Namun demikian harus tetap diasadari bahwa tidak ada organisasi kepanduan/kepramukaan tanpa kehadliran relawan. Oleh sebab itu  kehadiran profesional scouter tidak lantas menafikan kehadliran dan peran para relawan. Para profesional scouter membantu para relawan dalam hal memajukan organisasi dan usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Selamat Mengabdi dengan Profesional. Salam Pramuka


Lihat Entry/Topik Terkait :
  • Profesional Scouter : Filsofi dan Sejarah Singkat
  • Profesional Scouter sebagai Konselor
  • Standar Profesi & Pelayanan Profesional Scouter
  • Hubungan antara Profesional Scouter dan Relawan


Sumber :
Professional Scouter - World Scout Bureau/Asia Pacific Region, 2008