Tampilkan postingan dengan label W. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label W. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Juni 2013

Wide Game sebaga Media Pendidikan Kepramukaan




Pengantar

Wide  game adalah  permainan besar di luar ruangan  dengan wilayah yang relatif  luas yang diikuti oleh dua atau lebih regu/tim.  Wide game   bersifat permainan  kompetisi/pertandingan antar  tim atau antar inidividu, sehingga antara tim yang satu dengan yang lain berusaha untuk memenangkan pertandingan. Namun demikian upaya meraih kemenangan tersebut tetap dilakukan  dilaksanakan   dengan cara-cara yang sportif,  obyektif dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan bakti antar anggota pramuka.

Wide game disamping dilaksanakan di area yang luas juga dapat dilaksanakan diwaktu  malam, sore atau siang hari.  Sebagai media pendidikan kepramukaan wide game hendaknya disusun agardengan mempertimbangkan aspek-aspek sbb :
  1. Memiliki tema atau alur cerita sehingga mampu memotiviasi para peserta untuk menyelesaikan permainan dengan penuh semangat.
  2. Menjadi kegiatan yang menyenangkan, penuh tantangan dan mampu mengembangkan kerjasama tim/regu.
  3. Meningkatkan ketrampilan menyusun perencanaan, strategi berkompetisi dan implementasi perencanaan untuk memenangkan pertandingan
  4. Meningkatkan daya  tahan fisik, kreativitas, akal budi dan kemampuan berinisiatif
Pada dasarnya tidak ada aturan baku untuk menyusun  sebuah alur dan aturan main wide games. Sebagai media pendidikan wide game sangat fleksibel bisa digunakan dengan mengusun tema sejarah, lingkungan, kebudayaan, kemasyarakatan, pengenalan  wilayah, ilmu pengatuhan dan teknologi dan berbagai tema lainnya.

Target

Wide game dapat dikemas untuk mencapai target tertentu yang harus dicapai oleh para peserta. Target-target tersebut misalnya :
  • Untuk mencapai tempat tertentu sebagai puncak permainan
  • Untuk mencapai beberapa tempat tertentu (pos - pos) sesuai rute yang ditetapkan
  • Untuk mendapatkan atau mengumpulkan objek tertentuselama pertandingan
  • Untuk melindungi atau merevut  objek atau properti tertentu sesuai denga tema dan skenario yang ditetapkan
  • Untuk mmenyelesaikan tugas-tugas  tertentu bisa ditiap pos, bisa selama permainan atau bisa sepanjang perjalanan
  • Untuk mendapatkan informasi tertentu sesuai dengan rute dan tema yang ditetapkan
  • Untuk bersaing dengan mencegah tim lawan dapat mencapai target yang ditetapkan
  • Untuk mencapai tujuan atau tantangan-tantangan yang diberikan.

Instruksi

Untuk menjamin  wide game  terlakasana dengan baik dan lancar, maka instruksi-intsruksi harus disusun secara baik, singkat dan mudah dicerna. Terkait dengan hal ini maka :
  1. Istruksi harus dipahami sama persis oleh semua peserta dan juga panitia pelaksana
  2. Instruksi jangan berblit-belit agar tidak menimbulkan kesalahpahaman
  3. Instruksi harus jelas jangan bermakna ganda  agar tidak terjadi  salah pengertian dan salah persepsi
  4. Instruksi harus lengkap  agar tidak ada peluang para peserta utuk mengakalinya
  5. Instruksi harus jelas dan mencamtumkan hal apa saja yang dapat mengurangi nilai dan juga hal apa saja yang  dapat menjadikan peserta didiskulifiasi (gugur).

Pengorganisasian  Tim Peserta
  1. Jumlah tim atau inividu yang akan ikut serta dalam wide game tidak ada batasan tergantung dengan jenis permainan, luas area dan tujuan yang ingin dicapai.
  2. Dalam wide game bisa juga dalam sebuah tim dibagi menjadi ketua dan anggota, namun juga bisa menjadi tim/kelompok yang cair.
  3. Ada pula wide game yang hanya diikuti oleh satu tim yang melawan beberapa orang sebagai lawan tanding. Tim harus mampu mengalahkan lawan-lawannya satu persatu sampai  di akhir babak permainan.

Scoring/penilaian
Mengingat wide game adalah permainan kompetisi maka harus ada pemenang. Untuk menentukan pemenang dibutuhkan peniaian/scoring. Dalam menentukan score/nilai  para peserta harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek. Penyusunan score/penilaian wide game bisa dilakukan dengan
  1. Jumlah anggota tim lawan yang tereliminasi (nilai ditentukan berapa lawan yang bisa dikalahkan)
  2. Jumlah item yang dikumpulkan (niai ditentukan berapa benda, soal yang bisa dijawab, pos yang dilalui oleh sebuah tim)
  3. Lama  waktu bermain (niai ditentukan  oleh kecepatan waktu tempuh oleh sebuah tim di banding tim lain)
  4. Bisa juga penilaian hanya dilakukan oleh kemampuan tim untuk kembali ke garis finish dan mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Lokasi dan Rute

Wide game dapat dilaksanakan di lapangan terbuka dengan peserta indivisu. Misalnya sehabis upacara pembukaan kegiatan dilaksanakan permainan besar mencari tanggal lahir yang sama, hobi yang sama, mencari kawan untuk menyusun dan mencocokan puzlle, mencari kawan untuk menyusun kaliman dengan  kata-kata yang telah dimiliki,dsb. Peraminan besar ini menarik jika dibatasi waktu.

Namun demikian ada kalanya wide game dilaksanakan di lokasi yang luas dengan rute tertentu, terkait dengan hal ini maka harus diperhatikan :

  1. Lokasi dan luas wide game juga tergantung pada jumlah peserta, jenis dan tujuan permainan. Yang harus diperhatikan adalah jangan memilihi daerah yang terlalu luas dan beresiko terjadi kecelakaan atau kehilangan peserta – aspek keselamatan harus diutamakan.
  2. Lokasi atau wilayah yang digunakan hendaknya atas seizing yang berwenang sehingga dapat memperlancar pelaksanan wide game
  3. Upayakan Kakak Pembina/Panitia melakukan surevey yang mendalam dan akurat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terutama juga aka melaksanakan wide game di hutan/alam terbuka.

Penyusunan Tema

Keberadaan tema dan alur cerita merupakan ciri pembeda antara wide game dengan kegiatan permainan lain. Tema dan alur cerita sangat penting dalam sebuah wide game karena akan memberikan  kerangka kerja, acuan materi, jenis kompetisi, sistem penilaian dan pembentukan suasana permainan.

Penyusunan tema dan alur cerita wide game sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan tujuan permainan yang diinginkan oleh Kakak Pembina. Tema bisa diikaitkan dengan kehidupan daerah sekitar lokasi, sejarah, lingkungan hidup, patriotisme dan nasionalisme, agama, ilmu pengatahuan dan teknologi, bahasa, dsb. Contoh tema dan alur :

"Di wilayah pertempuran melawan penjajah Belanda terdapat seorang prajurit yang
luka tembak yang harus segera di evakuasi. Tim evakuasi dipersilakan menuju lokasi
dimaksud dengan menempuh rute yang ditetapkan. Disepanjang rute terdapat pos-pos
 yang harus dilelui. Di tiap pos setiap tim akan diberi instruksi agar tidak tersesat
dan ditawan musuh. Selamat berjuang"  

Catatan :  Untuk implementasi tema di atas, maka tugas di tiap pos bisa diberikan dengan sandi. Di pos bisa ada penjaga namun bisa juga cukup disediakan "kertas instruksi" yang harus dicari dan dipahami isinya (mengenal tanda jejak dan tanda alam). Pemenang permainan ini adalah Tim yang tercepat menemukan prajurit yang luka dan mampu membawa ke pos penyelamatan, tentunya setelah dilakukan pertolongan pertama dan diangakut dengan dragbar (sambil praktek PPPK).



Keselamatan Permainan

Keselamatan tim harus diutamakan dalam wide game, jangan hanya mengejar tingkat kesulitan yang tinggi namun keselamatan di abaikan. Untuk menjaga keselamatan tim maka perlu :
  1. Pertimbangkan jika memilih daerah yang bersiko tinggi misalnya tebing, jalan curam, sungai dalam dan berarus deras, wilayah terpencil dan sebagainya.
  2. Ukur  luas wilayah permainan, pastikan batas-batasanya sudah ditandai misalnya dengan batas alam (parit, pohon, lembah, dsb) atau tanda-tanda yang dibuat khusus.
  3. Sususn skenario penyelematan dan pencegahan kecelakaan terutama jika ada peserta yang tersesat.
  4. Pastikan para peserta memahami cara-cara meminta dan mendapatkan bantuan jika sewatu-waktu diperlukan.
  5. Susun tim "emergency respon" terutama jika permainan ini dilaksanakan dilokasi yang luas, beresiko tinggi dan menantang.
  6. Pastikan kode "akhir permainan" misalnya suara suara peluit bisa didengar oleh seluruh peserta yang sedang berada di lokasi untuk segera mengakhiri permainan dan kembali ke tempat awal berkumpul.

Tips & Trik

Wide game  adalah media pendidikan oleh sebab itu penerapannya harus mempertimbangkan aspek kebutuhan, kemampuan dan daya tahan peserta didik. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan :
  • Kakak Pembina sering kali tergoda untuk menyusun tema, memilih lokasi dan menentukan rute perjalanan yang berat dan menantang. Pilihan ini harus dipertimbangkan secara matang.
  • Hendaknya gunakan penanda-penanda yang mudah dikenali dan dihapus untuk membedakan mana anggota yang masih hidup mana yang sudah mati dalam permainan. Misalnya : peserta yang dilengannya masih  tertali janur kuning maka ia termasuk peserta yang masih hidup dan bisa melanjutkan permainan. Yang sudah tidak ada berarti sudah kalah/mati.
  • Adakalanya untuk menandapi peserta yang menang dan kalah bisa menggunakan "tepung" atau "air" sebagai  bom. Peserta yang terka bom dianggap sudah mati, metode ini memang menyenangkan namun diakhir permainan membutuhkan alat pembersih.
  • Jika permainan mengharuskan peserta untuk 'menemukan sesuatu', maka benda yang harus ditemukan tersebut harus dicek dan dipastikan tersedia.
  • Pastikan para peserta dapat terlibat permainan dalam waktu yang cukup. Hindari ada peserta yang cepat tereliminasi sehingga hanya duduk dan menonton. Bikin aturan main yang memungkinan peserta yang tertangkap atau mati bisa hidup kembali - misalnya dengan bantuan kawan se timnya, dsb.
  • Pastikan bahwa ada batas waktu pada seluruh permainan yang sesuai dengan usia peserta. Jika permainan berlangsung terlalu lama, ada kemungkinan para peserta menjadi bosan.
  • Wide game merupakan media pendidikan yang bisa dimanfaatkan oleh Kakak Pembina untuk menguji kemampuan para peserta baik dibidang PPPK, Sandi, Morse dan Semaphoe, Kompas, Peta Perjalanan, Sketsa Panorama, dan berbagai pengetahuan lainnya.
  • Pemenang wide game  hendaknya  dirancang  dalam berbagai kategori tidak hanya yang tercepat, tertepat, terkuat dan terbesar saja melainkan juga misalnya terkompak, terceria, terkreatif, tersemangat, dsb. Semakin beragam kategori semakin terbuka peluang untuk semua tim memperoleh hadiah/penghargaan.

Selamat beraktivitas, salam pramuka

Sumber :
Diterjemahkan secara bebas dan ditulis ulang untuk keperluan "ensiklopedia pramuka" dari sumber asli :  http://www.scoutbase.org.uk/library/hqdocs/facts/pdfs/fs315088.pdfdiakses tanggal 6 juni 2013


Jumat, 12 Oktober 2012

Wiradhirotsaha (Kerabat purna anggota DKD DIY)




Pengantar
  • Dewan Kerja Penegak Pandega disamping memiliki sisi organisatoris sebagai pembantu kwartir, memiliki pula sisi kekerabatan yang erat yang disebut dengan  "persaudaraan bakti". Persaudaraan bakti ini bersifat megikat secara emosional dan kultural sehingga terus  dipertahankan oleh segenap pendukungnya. 
  • Seperti diketahui akhir "perjalanan bakti" pramuka penegak pandega adalah bercabang dua. Pertama menempuh jalan melanjutkan pengabdian di Gerakan Pramuka (sebagai Pembina, Andalan, Pelatih, staf Kwartir, dll). Kedua menempuh jalan melaksanakan pengabdian di masyarakat dengan menapaki karier profesionalnya. 
  • Bagi para pramuka penegak pandega kedua cabang pengabdian tersebut di atas tidak lantas memisahkan tali persaudaraan bakti. Inilah yang kemudian melahirkan berbagai kekerabatan mantan anggota Dewan Kerja di berbagai daerah dengan ciri masing-masing.

Wiradhirotsaha
  • Wiradhirotsaha adalah perkumpulan para purna pengurus DKD Kwarda DIY yang dalam perkembangannya juga mewadahi para purna DKC, DKR dan para penegak pandega yang pernah menjadi sangga kerja atau kelompok kerja kegiatan di tingkat Kwarda DIY. Perkumpulan ini dimulai sejak tahun 1970 yaitu saat  berkumpulnya Pengurus DKD-DIY, bersama Penegak dan Pandega yang aktif membantu kegiatan DKD-DIY membentuk Ambalan Kerja. Ambalan Kerja tersebut diberi nama Wiradhirotsaha yang merupakan usulan dari Kak Chairul Anwar. Wira berarti perwira. Dhirotsaha berarti Pemimpin yang rajin dan tekun bekerja, memusatkan rasa,cipta dan karsa, dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan nusa, bangsa dan Gerakan Pramuka. 
  • Hingga saat ini kerabat Wiradhirotsaha juga memiliki semboyan bakti yang berbunyi : "RELA DHARMA BHAKTI DIRI, BUDI LUHUR DHARMA BHAKTI". Sandi ini pertama kali diucapkan oleh Kak Dibyo Setyobroto (Andutra Kwarda IX DIY) pada PERPPANITRA-DIY ke I tahun 1968 di Kaliurang. 
  • Kerabat Wiradhirotsaha juga memiliki sandi bakti dan berbagai adat tradisi, salah satu diantaranya adalah upacara adat pernikahan kerabat wiradhirotsaha. Kerabat yang menikah akan diberi cindera mata yang berisi sandi bakti dan ditulis diatas kulit berpigura. Disamping itu nama kedua mempelai ditulis dan digrafir di  PIALA BERGILIR yang harus

disimpannya dan baru diserahkan kepada kerabat yang menikah berikutnya.


Wiradhirotsaha dan Ajaran Kepemimpinan Mahapatih Gajahmada
Wiradhirotsaha merupakan salah satu isi dari “Pustaka Hasta Parateming Prabu” atau 18 ilmu kepemimpinan. Pitutur luhur ini pernah diterapkan Maha patih Gajah Mada pada zaman keemasan Kerajaan Majapahit di bumi Nusantara ini. Ke 18 pitutur kepemimpinan tersebut adalah :

  1. “Wijaya”, Artinya pemimpin harus mempunyai jiwa tenang, sabar dan bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan. Hanya dengan jiwa yang tenang masalah akan dipecahkan.
  2. “Mantriwira”, artinya pemimpin harus berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa terpengaruh tekanan dari pihak manapun.
  3. "Natangguan”, artinya pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kehormatan.
  4. “Satya Bhakti Prabhu”, pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa.
  5. “Wagmiwak”, pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan serta mampu menggugah semangat masyarakatnya.
  6. “Wicaksaneng Naya”, artinya pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat.
  7. "Sarjawa Upasama”, artinya seorang pemimpin harus rendah hati, tidak boleh sombong, congkak, mentang-mentang jadi pemimpin dan tidak sok berkuasa.
  8. “Dhirotsaha”, artinya pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi pada kepentingan umum.
  9. “Tan Satresna”, maksudnya seorang pemimpin tidak boleh pilih kasih terhadap salah satu golongan, tetapi harus mampumengatasi segala paham golongan, sehingga dengan demikianakan mampu mempersatukanseluruh potensi masyarakatnya untuk mensukseskan cita-cita bersama.
  10. “Masihi Samasta Bhuwana”, maksudnya seorang pemimpin mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup sebagai karunia Tuhan dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat.
  11. “Sih Samasta Bhuana”, maksudnya seorang pemimpin dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin mencintai rakyatnya.
  12. “Negara Gineng Pratijna”, maksudnya seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara  daripada kepentingan pribadi ataupun golongan, maupun keluarga.
  13. “Dibyacitta”, maksudnya seorang pemimpin harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya (akomodatif dan aspiratif).
  14. “Sumantri”, maksudnya seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih dan berwibawa.
  15. “Nayaken Musuh”, maksudnya dapat menguasai musuh-musuh, baik yang dating dari dalam maupun dari luar, termasuk juga yang ada di dalam dirinya sendiri.
  16. “Ambek Parama Artha”, maksudnya pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum.
  17. “Waspada Purwa Artha”, artinya pemimpin selalu waspada dan mau melakukan mawas diri (introspeksi) untuk melakukan perbaikan.
  18. “Prasaja”, artinya seorang pemimpin supaya berpola hidup sederhana (Aparigraha), tidak berfoya-foya atau serba gemerlap.

Penutup
Ke delapan belas pitutur (ajaran) kepemimpinan Gajahmada di atas diharapkan selalu menjadi inspirasi dan motivasi bagi segenap  pramuka penegak pandega yang sedang menjabat atau sudah memasuki masa purna tugas di DKD Kwarda XII DIY.  Melalui nilai-nilai yang terkandung dalam ke delapan belas ajaran kepemimpinan dimaksud diharapkan para pengurus dan purna pengurus DKD Kwarda XII DIY dimanapun berada mampu mengabdikan dan mengembangkan potensi cipta, rasa, karsa dan karya kepemimpinannya di jalan kebaikan dan kebenaran, baik bagi keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negaranya. Inilah salah satu hakekat implementasi sistem pendidikan kepramukaan khususnya dalam bidang pendidikan kepemimpinan yang berbasis pada  "nilai dan kearifan lokal".
 


Sumber :
Kak Bambang Sukiswo,  purna anggota DKD  Kwarda DIY - Kerabat Wiradhirotsaha
-- ditulis ulang untuk keperluan "ensiklopedia pramuka"  ('aiw)

Sabtu, 25 Agustus 2012

Wadah Pembinaan Pramuka Penegak Pandega



Wadah Pembinaan adalah lembaga penyelenggara proses pendidikan kepramukaan. Didalam wadah pembinaan seluruh proses pendidikan kepramukaan berlangsung untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di wadah pembinaan ini pula terjadi interaksi pembinaan yang dilakukan oleh anggota dewasa kepada anggota muda atau yang dilakukan oleh seorang pembina  pramuka kepada para peserta didiknya.

Khusus untuk Pramuka Penegak Pandega memiliki beragam wadah pembinaan yang dimaksudkan agar para Pramuka Penegak  Pandega memiliki kesempatan mengembangkan potensi dirinya melalui pendidikan kepramukaan secara optimal. Wadah Pembinaan dimaksud adalah Ambalan dan Racana yang berada di Gugusdepan, Dewan Kerja dan Satuan Karya yang ada Kwartir dan Kelompok Kerja dan Sangga Kerja yang bisa berada di Gugusdepan dan juga bisa ada di tingkat Kwartir.

Gugusdepan merupakan wadah pembinaan pertama dan utama dalam sistem pendidikan kepramukaan, artinya seluruh peserta  didik Gerakan Pramuka harus memiliki dan tergabung dalam sebuah Gugusdepan. Ambalan adalah wadah pembinaan Pramuka Penegak yang ada di Gugusdepan dan Racana adalah wadah pembinaan Pramuka Pandega yang ada di Gugusdepan. Didalam Gugusdepanlah para Pramuka Penegak dan Pandega menjalankan proses perjalanan baktinya dibawah bimbingan Kakak Pembina dengan menempuh SKU dan SKK sesuai dengan yang ditetapkan.

Para Penegak dan Pandega yang telah berhasil meraih SKU selanjutnya dapat mengembangkan diri melalui wadah pembinaan di tingkat kwartir yaitu melalaui Satuan Karya dan Dewan Kerja Penegak Pandega. Keterlibatan sebagai anggota Satuan Karya dan juga Dewan Kerja  tidak boleh melepaskan diri dari Gugudepan karena kedua wadah pembinaan di tingkat kwartir ini bersifat sebagai pelengkap pengembangan potensi diri para Pramuka Penegak dan Pandega.

Melalui Satuan Karya para Pramuka Penegak dan Pandega diberi kesempatan mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilannya sesuai dengan minat dan bakat yang akan dapat bermanfaat bagi diri, satuan dan lingkungannya. Didalam Satuan Karya para Pramuka Penegak dan Pandega mengembangkan ketrampilan teknisnya (life skills) dengan dibimbing oleh Pamong saka dan para Instruktur.

Melalui Dewan Kerja para Pramuka Penegak dan Pandega dengan didampingi oleh Andalan Kwartirnya masing-masing melalukan sebagian tugas dari kwartir khususnya dalam program pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak Pandega di wilayah kwartirnya. Melalui Dewan Kerja diharapkan Para Pramuka Penegak Pandega dapat berlatih di bidang kepemimpinan, ketrampilan berorganisasi, ketrampilan penyelenggaraan kegiatan dan berbagai hal lain yang terkait dengan tata menejemen organisasi Gerakan Pramuka.Sehingga dengan demikian para anggota dewan kerja diharapkan dapat menjadi kader dalam menjaga kesinambungan perkembangan Gerakan Pramuka maupun dapat menjadi kader pemimpin bangsa
yang berjiwa pramuka.

Jika ambalan/racana, satuan karya dan dewan kerja merupakan wadah pembinaan yang bersifat tetap maka kelompok kerja dan sangga kerja merupakan wadah pembinaan yang bersifat insidental, dapat dibentuk di tingkat gugusdepan maupun tingkat kwartir. Kelompok kerja dan sangga kerja dibentuk karena ada kebutuhan khusus dan alasan-alasan tertentu.

Kelompok kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Panegak Pandega yang dibentuk untuk memecahkan masalah atau mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan baik untuk keperluan pemecahan masalah atau pengembangan program di tingkat satuan atau di lingkungan masyarakat. Anggota kelompok kerja adalah gabungan antara Pramuka Penegak Pandega dengan Para Pembina Gudep/satuan, Pamong, Instruktur, Pelatih dan dapat pula melibatkan para Ilmuwan atau Para Ahli di bidang tertentu yang terkait, misalnya untuk keperluan merumuskan program ambalan/racana, program bakti masyarakat, program pramuka peduli, dsb.

Sangga kerja adalah wadah pembinaan Pramuka Penagak dan Pandega yang dibentuk untuk mengelola kegiatan baik di tingkat Gugusdepan maupun Kwartir. Dalam Sangga kerja para Pramuka Panegak Pandega akan didampingi oleh Pembina atau Andalan baik dalam tahap perencanaan, penganganggaran, pelaksanaan dan evaluasi program kegiatan. Sangga kerja adalah wadah pembinaan untuk memberikan pengelamanan kepada Para Pramuka Penegak Pandega bekerja dalam sebuah kepanitiaan atau "event management".

Catatan :
Tulisan dalam entri ini belum final dan masih akan dikembangkan berdasarkan sumber-sumber terbaru - admin.

Sumber :
Pola Pembinaan Pramuka Penegak Pandega (PP No.80 tahun 1988), Buku Rujukan KPDK DIY tahun 1988 dan Berbagai sumber lain.
print this page Print this page


Selasa, 14 Agustus 2012

Wirakarya (Perkemahan Penegak Pandega)

Perkemahan Wirakarya (PW) merupakan salah satu bentuk pertemuan Pramuka Penegak Pandega yang berbentuk perkemahan diselenggarakan oleh, dari dan untuk Pramuka Penegak Pandega dari berbagai Satuan Pramuka dalam rangka ikut serta dengan berbagai kegiatan pembangunan masyarakat sebagai bagian dari sikap menyatunya Gerakan Pramuka terhadap kegiatan masyarakat.

PW diselenggarakan dengan tujuan membina dan mengembangkan memtal, fisik, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan Pramuka Penegak Pandega melalui kegiatan-kegiatan nyata yang hasilnya berguna bagi masyarakat. Komposisi kegiatan PW 75% kegiatan bakti dan 25% kegiatan kepramukaan. Hasil-hasil kegiatan PW harus bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat oleh sebab itu dalam kegiatan PW masyarakat harus dapat terlibat secara aktif.

PW terdiri dari PW Nasional, PW Daerah, PW Cabang dan PW Ranting - yang dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 masa bakti kepengurusan Kwartir. Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah PW Dunia dan PW Asia Pasifik beberapa tahun yang lalu.

print this page Print this page

Warna & Arti Kiasan Tanda Kecakapan Umum (TKU)


  1. Kelopak bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
  2. kelopak bunga diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan keluarga dan orang tuanya.
  3. Mayang terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
  4. Mayang terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
  5. Bintang bersudut lima mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila.
  6. Dua buah tunas kelapa yang berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar organisasi Gerakan Pramuka.
  7. Tanda Penegak Bantara, Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan kanan, mengibaratkan pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara.

Arti warna:
  1. warna hijau melambangkan kesegaran hidup sesuatu yang sedang tumbuh.
  2. warna merah melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.
  3. warna kuning dan kuning emas melambangkan kecerahan hidup yang menuju ke keagungan dan keluhuran budi.
  4. warna coklat melambangkan kematangan jasmani dan rohani, kedewasaan dan keteguhan.
Sumber : www.pramukanet.org
print this page Print this page