Tampilkan postingan dengan label M. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label M. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 September 2013

Media Pendidikan Kepramukaan

 


Media Pendidikan Kepramukaan

Agar kegiatan kepramukaan menarik  serta  sejalan dengan   aspirasi anak dan remaja masa kini maka para Pembina Pramuka hendaknya memiliki ketrampilan memanfaatkan media pendidikan/pelatihan.  Media pendidikan dalam kepramukaan sama pentingnya dengan  materi pendidikan dan  metode pendidikan. Jika ketiganya  dirancang dan diterapkan  dengan baik akan membantu efektfitas pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan.

Media pendidikan kepramukaan adalah berasal dari kata  media atau dalam bahasa  latin “medius” yang artinya “tengah”. Menurut Azhar Arsyad, secara umum "media" dapat diartikan sebagai semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. Sedangkan menurut Yusuf Hadi Miarso dalam salah satu artikelnya memberikan batasan bahwa media pendidikan adalah segala  sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pendidikan kepramukaan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu latihan pramuka khususnya dalam menyalurkan pesan atau materi  kepramukaan  sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat, perhatian, inisiatif, aspirasi, motivasi dan keinginan para pramuka dalam sebuah latihan pramuka yang menarik dan mengesankan.

Fungsi Media Pendidikan
 

Sebagaimana yang disampaikan oleh Arief S. Sadiman dalam bukunya bahwa secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut: Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra dan dapat digunakan sebagai variasi dalam pengajaran.

Secara spesifik media pendidikan dapat digunakan dan difungsikan untuk :
  • Memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan kenyataan.
  • Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
  • Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan.

Kerucut Pengalaman Edgar Dale


Edgar Dale yang merupakan salah satu pakar dalam bidang Teknologi Pendidikan memandang bahwa nilai media dalam pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman yang terbadi dalam 12 tingkatan. Tingkat pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang paling konkret. Sedangkan yang paling bawah adalah yang paling abstrak. Dale membuat klasifikasinya dengan menggambarkan dalam bentuk sebuah kerucut. Dia menamakan ini dengan “Kerucut Pengalaman”
      
         
Berdasarkan kerucut pengalaman Edgar Dale, maka dapat kita jelaskan bahwa kedua belas tingkatan tersebut adalah :
  1. Pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah direct purposeful experience yaitu pengalaman yang diperoleh dari hasil kontak langsung dengan lingkungan, objek, binatang, manusia dan sebagainya.
  2. Tingkat kedua adalah pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model, benda tiruan atau simulasi (contrived expence).
  3. Pengalaman tingkat berikutnya adalah Dramatized Experience Verbal Symbol, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui permainan (permainan pengajaran), sandiwara boneka, permainan peran, drama soaial atau psikologis.
  4. Demonstration, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui pertunjukkan.
  5. Study Trips, yaitu pengalaman yang yang diperoleh melalui karyawisata.
  6. Exhibition, pengalaman yang diperoleh melalui pameran.
  7. Education TV, pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan.
  8. Motion Picture, pengalaman yang diperoleh melalui gambar atau film hidup atau bioskop.
  9. Still Picture, pengalaman yang peroleh melalui gambar mati, slide, atau fotografi.
  10. Radio dan Recording, pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman suara (audio recording).
  11. Visual Symbol, pengalaman yang diperoleh melalui symbol yang dapt dilihat seperti grafik, bagan atau diagram.
  12. Verbal Symbol, pengalaman yang diperoleh melalui penuturan dengan kata-kata.

Penggunaan Kerucut Pengalaman dalam Pendidikan Keperamukaan

1. Pengalaman Langsung
Proses pelatihan dengan memberikan pengalaman sekonkrit mungkin sehingga pengalaman tersebut dapat tertanam dalam diri peserta didik dengan sangat kuat.  Proses pembelajaran dalam tahap ini misalnya dengan cara peserta didik memegang, merasakan atau mencium secara langsung benda-benda yang dijadikan meteri  pelajaran seperti permainan KIM pendengaran, penglihatan, perasaan dalam pramuka siaga atau kegiatan membersihkan lingkungan, berkebun, mengecat pagar dalam kegiatan pramuka penggalang dsb.

2.   Pengalaman Tiruan (Contrived Experiences)
Tingkat kedua dari kerucut ini sudah mulai mengurangi tingkat ke-konkritannya karena sudah melibatkan alam pikiran atau imajinasi. Contohnya para peserta didik diminta membuat miniatur jembatan, menara, robot atau bend lain  dari togkat, kardus atau dari bahan lain. Membuat model atau miniatur bukanlah proses yang sebenarnya melainkan proses membuat tiruan yang telah melibatkan pikiran dan imajinasi.

3. Dramatisasi (Dramatized Experiences)
Dramatisasi merupakan media pendidikan untuk merekonstruksi  pengalaman yang sudah lalu, misalnya peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah adalah peristiwa masa lalu yang tidak dialami oleh peserta didik, maka untuk memberikan pengalaman dapat dilakukan dengan metode dramatisasi atau bermain peran.  Dengan bermain peran seolah-olah memberikan pengalaman peserta didik untuk terlibat dalam sebuah peristiwa.

Penerapan media dramatisasi dapat dibadi menjadi dua yaitu kelompok partisipasi dan observasi. Kelompok partisipasi merupakan kelompok  aktif yang secara langsung terlibat dalam panggung drama. Sedangkan kelompok observasi merupakan kelompok yang bertugas melakukan pengamatan untuk memberikan kesimpulan, komentar, kritik, masukan, dsb.

4.  Demonstrasi (Demonstrations)
Demonstrasi merupakan upaya memberikan gambaran penjelasan dari sebuah fakta atau proses. Para Pembina dapat menjadikan dirinya Seorang demonstrator atau meminta bantuan ahli lain sebagai demontrator dengan cara menunjukkan bagaimana sesuatu itu bisa terjadi.  Beberapa contoh untuk penggunaan media demonstrasi adalah ketika para Pembina menunjukan proses penjernihan air untuk keperluan perkemahan atau narasumber ahli mendemonstrasikan penanganan patah tulang dalam PPPK, dsb.

5. Karya Wisata (Field Trip)
Karya wisata merupakan pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik yang sangat menarik. Melalui karya wisata peserta didik memiliki kesempatan bersentuhan secara langsung, mengamati, mencoba dan mendalami obyek disebuah tujuan wisata. Yang penting dalam sebuah karya wisata para Pembina menyusun tujuan, rute, waktu dan obyek secara mendetail agar tujuan karya wisata dapat dicapai dengan baik. Karya wisata tanpa perencanaan yang matang akan mubazir.

Kesimpulan
  • Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan:  “hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dapat dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok peserta didik dengan mmpertimbangkan situasi dan lingkungan belajar”.
  • Pengalama langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Dari kerucut  Edgar Dale tampak  bahwa pembelajaran yang hanya melalui kata-kata mempunyai nilai yang sangat rendah dalam alur pengalaman manusia. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang berarti bagi peserta didik maka para  Pembina Pramuka perlu memikirkan media yang pembelajaran yang dapat membawa peserta didik  kepada pengalaman yang lebih konkret. Hal ini tentu sejalan dengan pendidikan kepramukaan yang lebih menekankan pada pendidikan berdasar pengalaman, berlangsung di alam terbuka, belajar sambil bermain dan belajar sambil bekerja dan mencoba.

Salam Pramuka, Selamat Memandu

Sumber : 
www.sarjanaku.com
umamuka.blogspot.com

dan berbagai sumber lain yang relevan. Ditulis ulang dan disesuaikan untuk keperluan "ensiklopedia pramuka" (-aiw)

·    

Minggu, 16 Juni 2013

Memandu untuk Putera (BP) : Berbaris dengan Tongkat Pramuka







Pengantar
  • Tongkat Pramuka merupakan pelengkap yang berguna bagi seorang pramuka. Tongkat merupakan alat pertolongan yang tidak ternilai saat pramuka melakukan suatu pendakian atau pengembaraan di daerah yang banyak batu-batunya dan saat berjalan di malam hari.
  • Selain sebagai kelengkapan bagi seorang pramuka, tongkat mempunyai banyak kegunaan (multiguna), dan tongkat merupakan suatu kebanggaan bagi pramuka, bisa juga disebut sahabat pramuka, hal ini bisa dibuktikan dengan pemberian tongkat pada waktu pelantikan.
  • Tongkat pramuka adalah kawan bagi setiap anggota pramuka di dalam kehidupan sehari-hari baik dalam tugas, berkemah, perjalanan. Tak dipungkiri lagi, soal kegunaannya yang banyak.
  • Salah satu kegunaan tongkat pramuka adalah untuk kelengkapan baris berbaris. Terkait dengan penggunaan tongkat dan sikap seorang Pandu, BP berpesan :
"Janganlah berjalan sambil melihat ke tanah seperti malu kepada dirimu sendiri.
Tegakkanah dirimu dan tunjukkanlah senyum Pandu".




Posisi Tongkat Pramuka dalam Baris Beraris

 










Lihat entri/topik terkait :
Tongkat Pramuka

Sumber:
 "Memandu untuk Putra" BP : Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 1982

Kamis, 13 Juni 2013

Memandu untuk Putera (BP) : Enam Latihan untuk Kesehatan



Pengantar
Enam Latihan untuk Kesehatan. Hampir tiap-tiap anak, meskipun dia mungkin kecil lagi lemah, dapat mewujudkan dirinya seorang yang kuat serta sehat, asal saja dia tidak segan-segan menjalankan gerak badan setiap hari. Sepuluh menit saja sudah cukup dan tidak usah mempergunakan suatu alat apapun juga. 
Latihan-latihan itu hendaknya dijalankan setiap pagi, yang pertama-tama dikerjakan setelah bangun tidur dan setiap malam sebelum pergi tidur. Sebaik-baiknya latihan-latihan itu dikerjakan tidak berpakaian atau hanya berpakaian dalam saja dan lagi di luar atau dekat jendela yang terbuka. Harga latihan-latihan ini dapat diperbesar apabila kamu memikirkan tujuan tiap-tiap gerakan pada waktu kamu menjalankan latihan-latihan itu dan jika kamu menarik nafas melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut. 
Disini saya berikan latihan-latihan yang berguna. Jika dijalankan dengan kaki telanjang, jari kaki serta kaki akan menjadi kuat. 
01. Gerakan Pertama untuk Kepala & Leher
  • Untuk Kepala dan Leher Gosoklah kepala, muka dan leher beberapa kali kuat-kuat dengan tapak tangan dan jari kedua tangan. Pijat urat-urat leher dan tenggorokan dengan ibu jarimu. Sikatlah rambutmu, bersihkan gigimu, mulut serta hidungmu dengan air, minumlah secangkir air dingin, kemudian teruskan dengan latihan-latihan yang berikut. Gerakan-gerakan hendaknya dijalankan perlahan-lahan saja. 
02. Gerakan Kedua untuk Rongga Dada


  • Untuk Rongga Dada Mula-mula berdiri tegak, kemudian membungkuk ke depan lengan lurus ke bawah, dengan punggung tangan bersama-sama di muka lutut, hembuskan nafas. 
  • Angkat tangan perlahan-lahan ke atas kepala dan membungkuk ke belakang sejauh-jauhnya, sambil bernafas panjang melalui hidup, yaitu menghisap udara Tuhan sampai masuk ke dalam paru'paru serta darah. Teruskan tangan sedikit demi sedikit kesamping, sambil menghembuskan perkataan “Thanks” (“Terimakasih kepada Tuhan”) melalui mulut. 
  • Akhirnya membungkuk lagi ke depan, sambil menghembuskan nafas yang masih tinggal sedikit di dalam dadamu, sambil mengucapkan beberapa kali kamu melakukannya, supaya tahu sudah berapa kali kamu kerjakannya. 
  • Ulangi latihan ini dua belas kali.
  • Ingatlah pada waktu melakukannya, bahwa tujuan latihan ini ialah memperkembangkan bahu, rongga dada, jantung dan alat pernafasanmu dalam tubuhmu. 
  • Bernafas panjang itu penting buat memasukkan udara murni ke dalam paru-parumu supaya masuk ke dalam darah serta buat memperkembangkan isi rongga dada, tetapi menjalankannya harus berhati-hati, jangan berlebih-lebihan. caranya ialah dengan menyerap udara melalui hidung, sehingga tulang rusukmu mengembang sebesar-besarnya, terutama di belakang; kemudian, sejurus lagi, kamu hembuskan udara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit melalui mulut, sampai tak ada sedikit udarapun tinggal di dalam rongga dadamu, kemudian sejenak lagi tarik nafas lagi melalui hidung seperti tadi. 
  • Bernyanyi itu besama mengembangkan pernafasan yang baik, jantung, paru-paru, rongga dada serta tenggorokan, bersama-sama dengan perasaan akan mempertunjukkan nyanyian dalam sandiwara. 

03. Gerakan Ketiga Untuk Perut

  • Berdiri tegak, lengan lurus ke depan. Jari semuanya lurus menunjuk ke depan, kemudian perlahan-lahan berputar kekanan mulai dari pinggang, kaki tidak bergerak, dan tunjukkan lengan kanan sejauh-jauhnya kebelakang, kedua lengan tetap lurus, atau agak lebih tinggi dari bahu – Kemudian sejenak lagi, ayunkan tanganmu ke kiri sejauh-jauhnya. Ulangi gerakan ini dua belas kali.
  • Latihan ini menggerakkan alat-alat di dalam, seperti hati dan isi perut dan membantu pekerjaannya, maupun menguatkan urat-urat luar sekitar tulang-tulang rusuk dan perut. 
  •  Dalam menjalankan latihan ini pernafasan harus diatur benar-benar. Tariklah nafas melalui hidung (jangan melalui mulut), sambil menunjuk kekanan-kebelakang; hembuskan nafas melalui mulut sambil membenarkan sikap dan menunjuk kekiri kebelakang; sambil menyebutkan kuat-kuat bilangan kali ayunan, atau lebih baik, membayangkan, bahwa itu sebagian dari sembahyang pagimu dengan Tuhan, berkata keras-keras: “Berkahilah Ibu”, “Berkahilah Ayah” dan berganti-ganti semua saudara-saudaramu atau teman-temanmu.
  •  Kalau sudah kamu jalankan enam kali ke kanan pindahkan pernafasan ke kiri; menarik nafas sambil menunjuk ke kiri belakang, dan menghembuskan nafas ke kanan. 

04. Gerakan Keempat untuk Batang Tubuh 


  • “Memutar Badan”, “Berdiri tegak”, angkat tangan setinggi-tingginya di atas kepala dan kedua belah tangan menjadi satu. Membungkuk ke belakang, kemudian mengayunkan kedua lengan perlahan-lahan keliling dalam bentuk kerucut, sehingga tangan membentuk lingkaran besar diatas dan keliling badan, badan berputar dari pinggang dan kemudian membungkuk ke kiri, ke depan, ke kanan dan ke belakang. Ini gunanya untuk melatih urat-urat pinggang dan perut.
  • Ulangi kira-kira enam kali ke kanan dan selama gerakan itu kamu harus mencoba yang terjadi dibelakangmu. 
  • Suatu maksud yang dihubungkan dengan latihan ini, yang harus senantiasa kamu ingat pada waktu menjalankannya, ialah: Tanganmu disatukan itu berarti bahwa kamu bersatu dengan teman-temanmu yaitu Pandu, di sekitar dan ke belakang: kemana-mana kamu bersatu dengan teman-teman. Cinta dan persahabatan adalah pemberian Tuhan, jadi pada waktu kamu melakukan gerakan itu ke atas, kamu melihat kelangit dan merasakan, udara serta rasa baik, yang kemudian kamu hembuskan keluar kepada kawan-kawanmu seluruhnya. 

05. Gerakan Kelima  untuk Bagian bawah Badan dan Bagian Belakang Kaki 


  • Seperti tiap-tiap latihan, ini juga suatu latihan bernafas, yang mengembangkan paru-paru dan jantung, serta menguatkan dan menyehatkan darah. Kamu berdiri biasa saja dan mencapai setinggi-tingginya ke atas dan ke belakang, dan kemudian membungkuk ke depan dan ke bawah sarnpai jarimu menyinggung jari kakimu, dengan tidak membengkokkan lututmu. 
  • Berdiri dengan kakimu agak renggang, singgung kepalamu dengan kedua tanganmu, dan lihatlah ke atas, membungkuk kebelakang sejauh-jauhnya, seperti pada gambar 1 di atas.
  • Jika latihanmu itu kamu iringi dengan doa seperti saya gambarkan tadi sambil melihat ke atas demikian itu, kamu dapat berkata kepada Tuhan: “Aku Kepunyaan-Mu Seluruhnya”, dan menyerap udara Tuhan (melalui hidungmu, tidak melalui mulut), kemudian naikkan kedua tanganmu setinggi-tingginya (gambar 2), hembuskan angka kali kamu menjalankannya dan bungkuk perlahan-lahan ke depan dan ke bawah, lutut lurus, sampai kamu menyinggung jari kakimu dengan (gambar 3). 
  • Tekan bagian kecil dari punggungmu sambil membungkuk ke bawah. Kemudian lengan dan lutut tetap lurus, sedikit demi sedikit kembali ke keadaan pertama dan ulangilah latihan ini dua belas kali. 
  • Akan tetapi tujuan latihan ini bukannya menyinggung jari kakimu, melainkan memijat perut. Kalau ternyata kamu tidak dapat menyinggung jari kakimu janganlah dipaksa, dan terutama lagi janganlah menjalankannya sekaligus atau menyuruh orang lain memaksa kamu menekan ke bawah. Harga latihan ini terletak pada gerakan membungkuk ke bawah dan kembali lagi ke atas.

06. Gerakan Keenam untuk Kaki, Telapak Kaki dan Jari Kaki 

  •  Berdiri tegak, kaki telanjang. Letakkan tangan pada pinggang, berdiri di atas jari kaki, lutut diputar ke luar, kemudian tekuk lutut perlahan-lahan, sampai sedikit demi sedikit kamu berjongkok, sedangkan selama itu tumit tetap tidak menyinggung tanakh. 
  • Kemudian sedikit demi sedikit badan diangkat ke atas, sampai berdiri tegak kembali.
  •  Ulangan ini dua belas kali. 
  • Bagian punggung yang kecil harus cekung ke dalam. Pada waktu mengangkat badan, harus menarik nafas melalui hidung, dan dihembuskan ke luar pada waktu badan ke bawah. Selama itu berat badan harus terletak di atas jari kaki, sedangkan lutut keluar supaya badan mudah seimbang. Pada waktu menjalankan latihan ingatlah, bahwa tujuannya ialah supaya paha, betis serta urat jari kaki menjadi kuat, maupun untuk melatih perut, seperti juga apabila kamu berlatih beberapa waktu sehari, setiap saat ada waktu terluang, untuk kesehatan badanmu. 
  • Adapun latihan ini, ialah berturut-turut berdiri dan berjongkok, dapat kamu hubungkan dengan kenyataan, bahwa apakah kamu sedang berdiri atau duduk, bekerja atau mengaso, kamu senantiasa mempersatukan dirimu (seperti tangan serta pinggang-mu), dan menyuruh dirimu supaya berbuat baik. 
  •  Latihan-latihan ini tidak hanya dimaksud untuk melewatkan waktu saja, tetapi benar-benar untuk menolong supaya seorang anak menjadi besar lagi kuat. 

Sumber :
"Memandu untuk Putra" BP : Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta 1982

Jumat, 24 Mei 2013

Dongeng Boneka sebagai Media Pendidikan Kepramukaan




Pengantar

Perkembangan zaman melahirkan tuntutan, aspirasi, motivasi dan harapan-harapan  baru  para peserta didik dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Para Pembina Pramuka diharapkan mampu memenuhi tuntutan tersebut dengan terus-menerus melakukan inovasi agenda,  metode dan penggunaan media latihan kepramukaan. Tanpa upaya seperti itu akan menyebabkan hilangnya antusiasismenya peserta didik dalam mengikuti kegiatan dan latihan pramuka.

Mendongeng dengan boneka merupakan salah satu media pendidikan yang bisa digunakan oleh para Pembina Pramuka untuk menghadirkan latihan pramuka yang menyenangkan dan menggairahkan. Pemakaian boneka sebagai media pendidikan populer sejak tahun 1940-an terutama ketika mulai banyak digunakan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika. Bahkan di daratan Eropa seni pembuatan boneka telah sangat tua, lebih tinggi kehaliannya  dan sangat populer penggunaanya sebagai media pendidikan di bandingkan di Amerika.

Di Indonesia penggunaan boneka sebagai media pendidikan massa juga sudah sejak lama dilakukan di tengah masyarakat. Di Jawa Barat dikenal dengan tradisi boneka tongkat berbentuk “Wayang Golek” yang dipakai untuk memainkan dan menyampaikan pesan-pesan moral cerita Mahabarata dan Ramayana. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah dikenal pula boneka tongkat dengan dua dimensi dibuat dari kayu yang disebut “Wayang Krucil”. Di dua wilayah ini dikenal pula boneka bayang-bayang yang disebut “Wayang Kulit”. Disamping itu terdapat  berbagai jenis tradisi cerita lain berbasis boneka yang tersebar di seluruh nusantara.


Boneka sebagai Media Pembelajaran

Boneka adalah tiruan dari bentuk manusia dan bentuk  binatang. Boneka manusia merupakan model dari manusia, atau yang menyerupai manusia sangat banyak bentuk dan ragamnya. Boneka  hewan merupakan model dari hewan dengan beragam bentuk dan perbandingan. Awalnya  boneka hanya merupakan benda dekorasi atau koleksi untuk anak yang sudah besar atau orang dewasa dan sebagai media permainan untuk anak-anak perempuan.

Bentuk boneka yang sangat menarik minat anak-anak melahirkan ide penggunaan boneka sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka. Boneka sebagai media cerita memiliki banyak kelebihan dan keuntungan. Anak-anak  pada umumnya menyukai boneka, sehingga cerita  yang dituturkan lewat karakter boneka jelas akan mengundang minat dan perhatiannya. Anak-anak juga bisa terlibat dalam permainan boneka dengan ikut memainkan boneka dalam sebuah dongeng atau cerita. Hal ini berarti, boneka bisa menjadi pengalih perhatian anak  sekaligus media untuk berekspresi  atau  menyatakan  perasaannya.  Bahkan  boneka  bisa  mendorong tumbuhnya fantasi atau imajinasi anak.

Mendongeng dengan alat peraga boneka, memerlukan sedikit keterampilan karena tokoh yang akan dibawakan atau boneka yang dipegang harus sesuai dengan karakter dalam cerita. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, ketika mendongeng dengan alat peraga boneka:
  • Jarak boneka tangan harus agak jauh dari mulut.
  • Kedua belah tangan harus lentur dalam memainkan boneka.
  • Bisa diiringi dengan musik untuk menambah suasan.
  • Libatkan anak-anak dalam adegan cerita yang dibawakan.
  • Sesekali adakan dialog antara tokoh boneka dan pendengar atau penonton.
  • Suara karakter dari tokoh cerita dongeng harus pas sesuai peran.
  • Ajak pendengar atau penonton bernyanyi bersama boneka guna memperoleh keterikatan dalam cerita dongeng.
  • Seusai mendongeng jangan lupa ulas pesan yang terkandung dalam dongeng tersebut; boneka seolah-olah berbicara pada anak-anak (pendengar atau penonton).


Manfaat Mendongeng dengan Boneka

Manfaat mendongen atai cerita boneka sebagai media pendidikan  sudah sangat banyak dibahas oleh para ahli.  Umumnya para ahli menyatakan bahwa  dongeng  sangat bermanfaat bagi pengembangan anak. Dongen  sebagai media belajar  juga dapat melahirkan suasana belajar yang menyenangkan, interaktf, inspiratif dan motivatif.  Manfaat dongen secara lebih luas adalah :

  • Membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita sangat efektif membentuk pribadi dan moral anak. Melalui cerita, anak dapat memahami nilai baik dan buruk yang berlaku pada masyarakat.
  • Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. Cerita dapat dijadikan sebagai media menyalurkan imajinasi dan fantasi anak. Pada saat menyimak cerita, imajinasi anak mulai dirangsang. Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyeelesaikan masalah secara kreatif.
  • Memacu kemampuan verbal anak. Ceritadapat memacu kecerdasan linguistik anak. Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita tetapi juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tata cara berdialog dan bernarasi.
  • Merangsang minat menulis anak. Anak yang terbiasaa memahami cerita dan lebih awal berkenalan dengan cerita akan memiliki kemampuan menulis dengan baik.
  • Merangsang minat baca anak. Kegiatan bercerita dengan buku menjadi ‘pelatihan” baca yang penting. Cerita akan menumbuhkan minat anak terhadap bacaannya.
  • Membuka cakrawala pengetahuan anak. melalaui cerita anak akan mendapatkan berbagai pengetahuan yang bermanfaat.

Jenis-jenis Boneka sebagai Media Pembelajaran 

Boneka jari

  • Boneka ini dibuat dengan alat sederhana seperti tutup botol, bola pingpong, kapas, dakron, gabus, bambu kecil, dll  yang dapat dipakai sebagai kepala boneka. Sesuai dengan namanya boneka ini dimainkan dengan menggunakan jari tangan. 
  • Cara memainkannya kepala boneka diletakkan pada ujung jari kita/ dalam. Dapat juga dibuat dari semacam sarung tangan, dimana pada ujung jari sarung ta-ngan tersebut sudah berbentuk kepala boneka dan dengan demikian kita/ dalam tinggal memainkannya saja.
      
    Boneka Tangan

    • Kalau boneka dari setiap ujung jari kita dapat memainkan satu tokoh, lain halnya dengan boneka tangan. Pada boneka tangan ini satu tangan kita hanya dapat memainkan satu boneka. Disebut boneka tangan, karena boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja, sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan menutup lengan orang yang memainkannya disamping cara memainkannya juga hanya memakai tangan (tanpa menggunakan alat bantu yang lain).
    • Cara memainkanya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan tangan. Di Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media pendidikan/ pembelajaran di sekolah-sekolah sudah dilaksanakan, bahkan dipakai diluar sekolah yaitu pada siaran TVRI dengan film seri boneka “Si Unyil” dan jiuga "Si Komo".
      
    Boneka Tongkat
    • Disebut boneka tongkat karena cara memainkannya dengan menggunakan tongkat. Tongkat-tongkat ini dihubungkan dengan tangan dan tubuh boneka. Wayang Golek di Jawa Barat misalnya adalah termasuk boneka jenis ini.
    • Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media pendidikan/ pembelajaran di sekolah, maka tokoh-tokohnya dibuat sesuai dengan keadaan sekarang. Misalnya dibuat tokoh tentara, pedagang, lurah, nelayan dan sebagainya Boneka tongkat dapat dibuat darikayu yang lunak seperti kayu kemiri, randu, dan sebagainya.

        Boneka Tali

        • Boneka tali atau “Marionet” banyak dipakai dinegara barat. Perbedaan yang menyolok antara boneka tali dengan boneka yang lain adalah, boneka tali bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan menurut kehendak kita/dalangnya. 
        • Cara menggerakkannya dengan tali. Dengan demikian maka kedudukan tangan orang yang memain-kannya berada di atas boneka yang dimainkannya. Untuk memainkan boneka tali diperlukan latihan-latihan yang teratur, sebab memainkan boneka tali ini memerlukan keterampilan yang lebih sulit dibandingkan dengan memainkan boneka-boneka yang lainnya. Adakan tetapi memiliki kelebihan lebih hidup dari pada boneka yang lain, karena mendekati gerak manusia atau tokoh yang sebenarnya.

          Boneka Bayang-bayang
          • Boneka bayang-bayang (Sadhow Puppet) adalah jenis boneka yang cara memainkannya dengan mempertontonkan gerak bayang-bayang dari boneka tersebut. Di Indonesia khususnya di Jawa dikenal dengan “Wayang kulit” dengan latar ceita ramayana dan mahabarata.
          • Untuk keperluan pendidikan dapat diciptaka tokoh-tokoh baru dengan nuansa kekinian seperti polisi, tentara, pembina pramuka, orang tua, dsb. Untuk memainkan boneka ini diperlukan ruangan gelap/tertutup dan  lampu sorot untuk membuat bayang-bayang layar.


            Selamat Berekspresi. Salam Pramuka

            Lihat Entri/Topik Terkait :
            Dongeng Boneka Jari sebagai media Pendidikan Kepramukaan
            Dongeng Boneka Tangan sebagai media Pendidikan Kepramukaan
            Dongeng Boneka Tongkat sebagai media Pendidikan Kepramukaan
            Dongeng Boneka Tali sebagai media Pendidikan Kepramukaan
            Dongen Boneka Bayang-bayang sebagai media  Pendidikan Kepramukaan


            Sumber :
            www.griyabelanja.com
            www.satulingkar.com
            www.getscoop.com
            www.tradisidongen.blogspot.com
            www.aaps10.blogspot.com
            www.molylovelyme.blogspot.com














            Rabu, 15 Mei 2013

            Morse Dalam Kegiatan Kepramukaan


             Pengantar 

            • Sebelum ditemukan Morse oleh Samuel Finley Breese Morse pada tahun 1832, sudah banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk menyampaikan berita dengan cepat dari satu tempat ketempat lain. Cara pertama dilakukan oleh Homerus Ilias yang menggunakan api yang berasap, yang disusun menurun kode-kode berita seperti yang dilakukan oleh suku Indian Amerika.
            • Selanjutnya ditemukan alat tilgram yang menggunakan ketukan-ketukan suara yang diatur panjang dan pendek untuk rnengirirn berita. Juga dipergunakan isyarat cahaya untuk mengirimkan berita yang dimengerti oleh markonis-markonis seluruh dunia. Pada tahun 1832 Morse merancang sebuah alat Telegraf yang pertama, dan pada tahun 1844 terjadilah hubungan telegraf yang pertama kali di dunia antara kota Baltimore dengan Washington, tepatnya pada tangal 27 Mei 1844.
            • Kode-kode Morse untuk mengirim berita sederhana sekali yaitu berupa alfabet Morse yang mudah dimengerti  dan dipelajari
            Alfabet Morse






            Alat untuk Menyampaikan Morse
            1. Dengan Peluit (Bunyi Pendek dan Panjang).
            2. Dengan Bendera (Kibaran Pendek dan Kibaran Panjang).
            3. Dengan Api/cahaya Lampu (Nyala pendek dan Panjang).
            4. Dengan Asap (Gumpalan Kecil-dan Gumpalan Besar).
            5. Dengan AIat Telegraf (Tulisan Titik dan Garis).
            6. Cermin dengan bantuan cahaya matahari (Sebentar dan Lama).

            Cara Bersemboyan Morse Bendera


            Yang Penting Diingat
            1. Pada waktu memberi isyarat Morse perlu diperhatikan antara perbedaan TITIK dan GARIS, yaitu 1 : 3.
            2. Misalnya untuk Titik 1(satu) detik, maka untuk Garis adalah 3 (tiga) detik.

            Rumah Morse

            Alat bantu untuk menghafal morse

             

            Keterangan : 
            1. Kotak = titik (.)     Kotak arsir = strip/garis (-)
            2. Semua huruf yang dimulai dengan titik ( . ) carilah di sebelah kiri.
            3. Semua huruf yang dimulai dengan strip ( - ) carilah di sebelah kanan.
            4. Cara mencarinya dari kotak di atas turun lurus ke bawah. 
            Yang perlu diketahui dalam Mengirim dan Menerima Semaphore

             


            Selamat berlatih, Salam Pramuka


            Jumat, 03 Mei 2013

            Metode Discovery & Penanaman Nilai-nilai Kode Kehormatan Pramuka (Contoh Penerapan)



            Pengantar

            Mengacu pada AD/ART Gerakan Pramuka,  Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari janji yang disebut satya (tri satya dan dwi satya) dan ketentuan moral  yang disebut darma (dasa darma dan dwi darma). Kode kehormatan sebagai ketentuan moral  merupakan  budaya organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatan berorganisasi. (Selengkapnya lihat entri :  Kode Kehormatan Pramuka).

            Salah satu tugas Pembina Pramuka adalah menanamkan nilai-nilai  yang terkandung dalam kode kehormatan agar dapat dipahami, dihayati dan diamalkan oleh para Pramuka. Bahkan Pendidikan Kepramukaan sebagai pendidikan karakter pada hakikatnya merupakan upaya penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan dimaksud secara terus menerus.

            Banyak metode yang bisa digunakan oleh para Pembina untuk menanamkan nilai-nilai Kode Kehormatan Pramuka, salah satu diantaranya adalah metode discovery. Meski metode ini awalnya  digunakan untuk pelatihan science namun dengan modifikasi dan kreativitas metode ini menarik untuk dijadikan metode pendidikan dan penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan pramuka.

            Di bawah ini adalah contoh prosedur dan model penerapan metode discovery untuk penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan pramuka. Secara khusus yang akan dipakai adalah metode penemuan terapan atau metode discovery terbimbing.

            Persiapan

            Kakak Pembina ingin menanamkan nilai-nilai Kode Kehormatan Pramuka yang salah satunya adalah pentingnya nilai - nilai "kecintaan pada alam". Pada tahap persiapan, Kakak Pembina harus menetapkan terlebih dahulu  tema, tujuan, alat peraga yang dibutuhkan dan lembar kegiatan peserta didik.

            Menetapkann Tema :

            Tema latihan akan dikomunikasi pada peserta didik di awal kegiatan. Oleh sebab itu harus disusun secara menarik dan sesuai dengan alam Pramuka saat ini. Salah satu contoh tema, misalnya : "Cinta Alam, Tanggungjawab dan Gaya Hidup Penggalang Masa Kini, Mungkinkah ?"

            Menetapkan Tujuan :

            Menetapkan tujuan sangat penting karena akan menjadi panduan Pembina didalam mendampingi peserta didik berdiskusi. Sebagaimana umumnya proses pendidikan maka dalam menetapkan tujuan  harus mempertimbangkan 3 ranah perubahan perilaku peserta didik yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

            Tujuan pendidikan adalah terjadinya perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti sebuah proses pendidikan. Ubahan perilaku tersebut umumnya mengacu pada kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom yang meliputi ketiga ranah yaitu penalaran, penghayatan dan pengamalan (selengkapnya lihat entri/topik : Taksonomi Bloom).

            Mengacu pada tema di atas, kira-kira tujuan pelatihan yang bisa ditetapkan dalam kegiatan ini, kurang lebih sbb :
            • Para Penggalang mampu mengidentifikasi problem-problem lingkungan yang terjadi di sekitar lingkungan kehidupannya.
            • Para Penggalang mampu mengkombinasikan antara upaya pemecahan problem lingkungan dan peran yang bisa dilakukan oleh dirinya, keluarganya, masyarakat bahkan bangsanya.
            • Para Penggalang mampu  melaksaakan program bersih-bersih lingkungan baik dilakukan sendiri maupun dengan berkelompok

            Alat Bantu Yang Dibutuhkan

            Alat bantu/peraga untuk mendukung penerapan metode ini, adalah :
            • Alat peraga (foto, berita, gambar, video, dll) tentang berbagai kerusakan alam yang terjadi didunia dan akibatnya bagi manusia.
            • Konsep Pendidikan Nilai tentang Pentingnya Mencintai Alam (dari sisi agama, lingkungan budaya, sosial, ekonomi, dll).
            • Lambar Kerja Peserta Didik
            • Kertas Karton, Spidol & Papan Tulis

            Siapkan Hadiah yang menarik

            Untuk membuat diskusi lebih dinamis dan menyenangkan, Kakak Pembina sebaiknya menyiapkan beberapa hadiah yang akan dibagikan setiap selesai diskusi. Upayakan setiap regu memperoleh hadiah sesuai dengan prestasi masing-masing, misalnya :  regu dengan  ide paling unik, paling kompak, paling seru, paling dinamis/antusias, dll. Prinsipnya semua regu haruss memperoleh hadiah sesuai dengan upayanya masing-masing.


            Pelaksanaan

            Pembukaan

            Setelah Upacara Pembukaan Latihan, Kakak Pembina menjelaskan bahwa topik latihan hari ini tentang Kode Kehormatan Pramuka dengan tema "Cinta Alam, Tanggungjawab dan Gaya Hidup Penggalang Masa Kini, Mungkinkah". Sebagai pengantar Kakak Pembina menjelaskan apa itu cinta alam dari berbagai segi (agama, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, dsb), kenapa alam perlu dicintai, fungsi alam untuk mendukung kehidupan manusia, dan berbagai kejadian bencana alam yang merugikan umat manusia. Agar penjelasan menarik perlu disertakan alat peraga baik foto, gambar, video, dll.

            Selanjutnya Kakak Pembina, meminta para Penggalang berkelompok sesuai regu masing-masing untuk berdiskusi  dengan tahapan dan topik yang telah ditetapkan.

            Diskusi Putara 1 :

            Kakak Pembina membagikan "lembar kerja peserta didik"  untuk diisi berdasar hasil diskusi regu. Diskusi putaran pertama bertujuan mendorong  peserta didik  agar mampu menemukan fakta/ fenomena  problem-problem lingkungan di sekitar lingkungan terdekatnya.

            Waktu untuk diskusi hendaknya jangan terlalu lama, hanya sekitar 5 - 10 menit. Tidak semua kotak harus diisi seluruhnya. Isian kotak adalah  kalimat yang pendek-pendek atau kalimat pernyataan yang jelas menggambarkan fakta/fenomena/keadaan.

            Lembar kerja peserta didik di diskusi putaran pertama ini  kurang lebih akan berupa :


            Setelah peserta didik selesai diskusi putaran pertama, Kakak Pembina meminta masing-masing regu melaporkan hasil temuannya dan dicatat di papan tulis. Jika ada regu yang tidak berhasil mengisi kotak tertentu dibiarkan saja. Kotak-kota yang kosong dapat diisi bersama antara Kakak Pembina dengan semua anggota regu.

            Berdasarkan paparan masing-masing kelompok, Kakak Pembina kemudian menyimpulkan di papan tulis temuan-temuan tiap regu, kira-kira hasilnya akan seperti :


            Dari tabel di atas, Kakak Pembina meminta semua regu untuk menyusun sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun harus mengacu pada pokok-pokok temuan diskusi seperti tercantum pada tabel atas.

            Misalnya Regu Harima menyatakan  : "Menjaga lingkungan adalah tanggungjawab semua keluarga, warga rt/rw dan juga warga kalurahan. Sampah akan menjadi masalah lingkungan kalau tiap keluarga membuang begitu saja. Sampah akan bermanfaat jika saja di tiap RT/RW mendirikan Bank Sampah untuk didaur ulang" 

            (Catatan : mengapa dibikin cerita ? :
            • Hasil diskusi sebagaimana tercantum di atas masih berupa fenomena/fakta-fakta yang tentu saja masih susah diingat apalagi dihayati.
            • Sebuah cerita umumnya mudah diingat dan diinternalisasi dalam pikiran, perasaan dan mudah dijadikan  motivasi berkarya.
            • Sebuah cerita umumnya lebih menarik dan ekspresif  karena fakta yang sama bisa diceritakan dengan gaya humor, gaya sedih, gaya gembira, gaya motivatif, gaya inspiratif, dsb)

            Setelah semua regu diminta menyusun cerita, sebelum memasuki diskusi putaran dua Kakak Pembina memberikan penghargaan, misalnya  kepada regu yang dianggap paling dinamis atau yang ceritanya sangat menarik.  Dapat juga diselingi dengan bernyanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.

            Diskusi Putaran 2 :
            Diskusi putaran kedua merupakan kelanjutan diskusi putaran pertama. Pada putaran kedua ini  para Peserta Didik didorong untuk mampu menemukan fokus masalah lingkungan dengan derajat  yang ideal/bagus, rusak atau sangat rusak.

            Lembar kerja peserta didik di putaran kedua ini kurang lebih, sbb :


            Setelah peserta didik selesai diskusi putaran kedua, Kakak Pembina kembali  meminta masing-masing regu melaporkan hasilnya dan dicatat di papan tulis. Tidak semua regu harus mampu mengisi semua kolom yang ada.  Kotak-kotak yang kosong diisi bersama antara Kakak Pembina dan semua anggota regu.

            Berdasarkan paparan masing-masing regu, Kakak Pembina kemudian menyimpulkan dan ditulis di  papan tulis. Kira-kira hasilnya akan seperti :



            Selesai semua tabel diisi, Kakak Pembina meminta semua regu untuk kembali menyusun sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun mengacu pada pokok-pokok temuan diskusi di atas.

            Misalnya Regu Garuda  menyatakan  : "Sungguh menyedihkan ruang terbuka hijau di lingkungan kotaku sangat rusak, pohon-pohon mati, rumput liar tumbuh di mana-mana, air menggenang di berbagai sudut sehingga menjadi sumber penyakit  seperti demam berdarah, pernafasan, alergi dan berbagai penyakit lainnya. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan sebab ruang terbuka hijau adalah sumber oksigen, keindahan kota dan tempat rekreasi"

            Setelah semua regu diminta menyusun cerita dan sebelum memasuki diskusi putaran tiga  Kakak Pembina kembali memberikan penghargaan, misalnya  kepada regu yang idenya  sangat menarik, pendapatnya beragam, dsb.  Dapat juga diselingi dengan bernyanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.


            Diskusi Putaran 3 :

            Diskusi putaran ketiga merupakan kelanjutan diskusi putaran pertama dan kedua. Pada putaran ketiga ini para Peserta Didik didorong untuk mampu menemukan dan merumuskan peran individu maupun kelompok dalam menciptakan lingkungan yang ideal.

            Lembar kerja peserta didik di putaran kedua ini kurang lebih, sbb :


            Setelah peserta didik selesai diskusi putaran ketiga,  Kakak Pembina kembali meminta masing-masing regu melaporkan kembali hasil temuanya dan dicatat di papan tulis. Tidak semua regu harus mampu mengisi semua kolom yang ada.  Kolom yang masih kosong kembali diisi oleh Kakak Pembina dengan seluruh anggota regu.

            Berdasarkan paparan masing-masing kelompok, Kakak Pembina kemudian menyimpukan dan menuliskannya di papan tulis.  Kira-kira hasilnya akan seperti :



            Setelah semua kolom terisi, , Kakak Pembina meminta semua regu untuk menyusun kembali  sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun mengacu pada pokok-pokok temun diskusi di atas.

            Misalnya Regu Singa  menyatakan  : "Kami regu singa adalah pribadi-pribadi yang cinta lingkungan. Mulai saat ini kami tidak akan lagi membuang sampah sembarangan, dengan sukarela membersihkan selokan, menyingkarkan benda-benda dijalan yang menggangu lalu lintas dan giat ikut serta menjaga ruang terbuka hijau di lingkungan kami. Semua itu kami lakukan karena kami bersemboyan Pramuka cinta alam sepanjang hayat dikandung badan ..."

            Setelah semua regu diminta menyusun cerita dan sebelum memasuki diskusi putaran keempat  Kakak Pembina kembali memberikan penghargaan, misalnya  kepada regu yang paling kompak, dinamis dan bekerjasama dengan baik.  Dapat juga diselingi dengan bernanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.


            Diskusi Putaran 4/Penutup

            Temuan-temuan pada diskusi putaran pertama, kedua dan ketiga merupakan tahap mengidentifikasi, menggolongkan,  menjelaskan berbagai fakta/fenomena  yang terkait dengan keadaan lingkungan disekitar peserta didik.

            Diskusi putaran 4 merupakan tahap  perumusan hasil-hasil temuan dengan cara menarik kesimpulan baik yang berupa hubungan sebab akibat, hubungan subyek dan obyek, hubungan pengaruh mempengaruhi antar fakta/fenomena yangg berhasil ditemukan peserta didik dalam ketiga tahap diskusi di atas.  Dari hubungan-hubungan tersebut peserta didik  dibimbing untuk merumuskan  konsep pemikiran, cara menyikapi dan rencana aksi sebagai perwujudan nilai-nilai cinta alam.

            Perumusan hasil-hasil temuan ini mengacu pada tujuan, tema dan hasil diskusi baik yang  berupa rangkaian fakta maupun fakta yang telah disusun dalam sebuah cerita oleh tiap regu. Kakak Pembina dapat lebih aktif agar perumusan ini bisa dilakukan dengan baik.

            Perumusan hasil temuan harus diupayakan agar meliputi ranah penalaran, penghayatan dan pengamalan.  kelompok. Hasil perumusan akan berbeda-beda karena terkait dengan minat dan fokus indivisu dan kelompok terhadap terhadap fakta-fakta temua diskusi di atas.

            Hasil perumusan bisa disusun dalam sebuah cerita, pernyataan, janji, komitmen, dsigb sesuai dengan alam Penggalang. Misalnya, hasil perumusan Regu Gajah sbb :

            Pada hari ini, 5 Mei 2013, kami regu Gajah menyatakan bahwa cinta alam sebagai kode kehormatan pramuka harus bisa menjadi gaya hidup dan tanggungjawab setiap anggota regu baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, sebagai anggota masyarakat, sebagian bagian dari bangsa Indonesia maupun sebagai bagian dari warga dunia.

            Alam adalah tempat manusia hidup dan berpijak. Alam yang rusak akan mengancam kehidupan umat manusia. Ketika sampah berserakan, kotor dan bau, pohon-pohon mati, jalan kotor dan berdebu, sungai-sungai kering - tercemar saat kemarau dan banjir saat hujan, limbah rumah tangga dan limbah industri dibuang begitu saja, itulah tanda-tanda alam yang rusak.

            Ketika alam rusak maka saatnya  kita semua untuk kembali memperbaiki dan melestarikannya. Untuk itu pada hari ini seluruh anggota regu gajah akan :

            Satu : Menjadi duta lingkungan untuk mengingatkan siapa saja dengan santun agar berperilaku bersih, bersahabat dengan alam dan menjaga kelestariannya.

            Dua : Tidak kenal lelah mengajak kawan, keluarga dan masyarakat untuk secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengatasi persoalan  lingkungan dari  persolan  kecil hingga yang besar.

            Tiga :Setiap minggu kami akan bekerja bakti membersihkan selokan, taman-taman sekolah dan taman-taman kota, sungai-sungai dengan suka cita, suka rela dan penuh tanggungjawab.

            Jakarta, 5 Mei 2013
            Hidup Regu Gajah ..... Yesss...
            Regu Gajah ..... Cinta Alam Sepanjang Hayat

            Statemen hasil perumusan di atas bisa ditulis secara rapi dilengkapi dengan ilustrasi kemudian  dipasang sebagai hiasan dinding sangar gudep atau sesekali diikutkan dalam pameran Pramuka.


            Penutup

            Dari rangkain proses penerapan metode discovery di atas tampak ada beberapa hal yang layak dijadikan perhatian, seperti :
            • Kreativitas Pembina dituntut tinggi terutama dalam penguasaan tema dengan segala dimensinya karena akan menjadi bahan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik pada tiap tahapan.
            • Pembina harus aktif  mengobservasi tiap kelompok agar diskusi bisa berkembang dengan baik dan fokus pada tema.
            • Pendidikan nilai sesungguhnya tidak mudah karena pada diri para peserta didik pada dasarnya telah terinternalisasi begitu banyak nilai sebagai hasil interaksinya dengan berbagai jenis lingkungan. Pendidikan nilai yang baik adalah yang mampu mengungkap nilai-nilai yang telah "dimiliki" peserta didik kemudian membekalinya  agar mampu menyeleksinya mana nilai yang baik dan berguna mana yang tidak.
            Metode ini banyak disarankan untuk peserta didik usia penggalang ke atas, namun demikian dengan modifikasi dan adaptasi seperlunya kemungkinan bisa juga diterapkan untuk siaga. Makin tinggi usia peserta didik tentu akan  akan makin komplek  sudut pandang masalah dan penyelesainnya, tentu saja  kemudian akan membutuhkan penyusunan lembar kerja yang lebih njlimet.


            Pada akhirnya yang penting disadarai metode hanyalah sekedar alat. Oleh sebab itu jangan pernah ragu menginovasi dan mengadaptasinya  bagi kepentingan peserta didik. Metode discovery termbimbing bisa dilakukan untuk materi pendidikan apa saja.


            Selamat Mencoba, salam Pramuka


            Lihat entri/topik terkait :
            Metode Discovery untuk Latihan Pramuka yang Menyenangkan
            Taksonomi Bloom
            Kode Kehormatan Pramuka


            Sumber :
            http://id.wikipedia.org/
            http://file.upi.edu/
            Kertas Kerja Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi  Departemen Vokasi UI - 2012
            Kertas Kerja Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kursus Penyiaran, Ditjen PAUDNI  Kemendiknas 2012

            .... dan dari berbagai sumber lain, ditulis ulang dan disesuaikan dengan keperluan "ensiklopedia pramuka" (-aiw).

            Kamis, 02 Mei 2013

            Metode Discovery untuk Latihan Pramuka yang Menyenangkan




            Pengantar
            • Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan  lingkungan sosial budaya melahirkan aspirasi-aspirasi baru didalam kehidupan umat manusia. Aspirasi-aspirasi baru itu juga terjadi pada para peserta didik Gerakan Pramuka. Sejalan dengan itu maka  lingkungan dan proses pendidikan kepramukaan perlu terus dikembangkan dan diinovasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah inovasi dibidang metode dan materi latihan kepramukaan agar sejalan dengan tuntutan zaman yang terus berubah tersebut.
            • Metode pendidikan  merupakan salah satu kunci sukses untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode pendidikan kepramukaan yang menekankan pentingnya penciptaan “kegembiraan lingkungan  belajar”  membutuhkan kreativitas, inisiatif dan sikap inovatif para Pembina Pramuka. “Kegembiraan lingkungan belajar  & latihan” merupakan atmosfer yang perlu diciptakan oleh para Pembina Pramuka melalui pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang menantang, partisipatif, interaktif, menarik minat, serta mampu memenangkan perhatian peserta didik.
            • Terdapat dua pendekatan didalam penciptaan lingkungan pembelajaran yaitu “student center” dan “teacher center”. Student center  merupakan pendekatan pendidikan yang berpusat pada peserta didik  sangat sejalan dengan sistem pendidikan kepramukaan. Pendekatan ini dirasakan  lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran sekaligus untuk membangun kecerdasan peserta didik baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.  Sedangkan  “teacher center” atau pendekatan pendidikan yang berpusat pada  guru, dianggap sudah tidak sesuai dengan aspirasi baru para peserta didik dan dianggap kurang  dapat memberikan ruang bagi perkembangan peserta didik.

            Arti Penting Metode Pendidikan

            Pemilihan metode pendidikan/latihan sangat penting  sebab metode latihan memiliki 3 arti penting yaitu : sebagai strategi pembelajaran, sebagai alat mencapai tujuan pendidikan dan  sebagai alat memotivasi peserta didik.

            Strategi pembelajaran adalah upaya menciptkan lingkungan pendidikan agar proses latihan dapat terlaksanaka dengan efisien dan efektif.  Strategi pembelajaran bersifat konseptual dan berbentuk perencanaan pelatihan yang didalamnya memuat pilihan metode pembelajaran dalam kaitannya dengan factor-faktor pembelajaran lain seperti tujuan, materi, karakter peserta didik,  sarana dan prasarana, narasumber, dsb.

            Setiap proses pendidikan dinyatakan atau tidak pada hakikatnya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan umumnya dirumuskan untuk mengembangkan potensi diri setiap indivisu manusia baik dalam ranah  kognitif  (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan). Metode pembelajaran merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dimaksud. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

            Metode pendidikan sebagai alat motivasi ekstrinsik, maksudnya bahwa metode  berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan minat belajar seseorang. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran/ latihan. Pembelajaran konvensional yang tidak banyak menggunakan metode yang bervariasi dan kurang membuat peserta didik aktif  akan menimbulkan kebosanan. Siswa akan menjadi pasif, tidak bersemangat, dan antusiame rendah saat mengikuti pelajaran di kelas. 

            Metode Discovery  (Metode Penemuan)

            Salah satu metode pembelajaran yang berorientasi pada “student center” adalah metode discovery (penemuan). Bentuk metode ini adalah  mengatur pengajaran/pelatihan  sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan baru  tidak melalui pemberitahuan tetapi  sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.  Penemuan  pengetahuan baru, konsep-konsep dan prinsip-prinsip tersebut  melalui proses mental para peserta didik sendiri. 
            Dalam menemukan konsep dan prinsip baru tersebut para peserta didik  melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Narasumber belajar (guru/pembina/pamong) hanya  membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik  dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, berdiskusi, membaca sendiri,  mencoba sendiri dan menyimpulkan sendiri.


            Ciri Utama

            Metode Discovery memiliki ciri utama, sbb :    
            • Peran narasumber (guru/pembina/pamong/instruktur)  jauh lebih sedikit dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Meski demikian  tidak berarti narasumber belajar  terbebas dari pemberian bimbingan kepada peserta didik.
            • Bruner (www.laskasinformasi.com) memberikan tiga ciri utama pembelajaran penemuan, yaitu:  (1) Keterlibatan siswa dalam proses belajar. (2) Peran guru adalah sebagai seorang penujuk (guide) dan pengarah bagi siswanya yang mencari informasi. Jadi, guru bukan sebagai penyampai informasi. (3) Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata
            • Narasumber belajar  sesedikit mungkin menerangkan, tetapi harus  lebih banyak mengajukan pertanyaan.  Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan  membantu peserta didik menyadari kearah mana mereka harus berfikir, bersikap dan bertindak terhadap sebuah pengetahuan atau prinsip baru yang ditemukannya.
            • Narasumber belajar harus mampu  mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai bagi setiap individu/kelompok agar mereka mampu mengorganisasikan pendapat serta dapat meningkatkan pengertian-pengertian terhadap segala sesuatu yang menjadi topik bahasan.
            • Narasumber belajar harus terampil menyusun berbagai bentuk atau jenis pertanyaan dengan   lebih dahulu menetapkan  proses berfikir, jenis pengembangan bakat/ketrampilan serta jenis sikap yang diharapkan berkembang pada para peserta didik.


            Prosedur

            Penerapan metode belajar discovery atau penemuan  bukan hanya agar peserta didik  memperoleh tambahan pengetahuan saja, melainkan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik, melatih kemampuan berpikir intelektual,  merangsang keingintahuan siswa, mendorong siswa untuk bertindak (menerapkan pengetahuannya) dan memperkuat konsep diri (sikap) terhadap sebuah hal.

            Terdapat dua model pembelajaran penemuan, yaitu Model Pembelajaran Penemuan Murni dan Model Pembelajaran Penemuan Terarah. Model pembelajaran penemuan murni merupakan model pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan. Penerapan metode ini mungkin akan menimbulkan kegaduhan karena peserta didik akan  banyak diskusi dan bertanya kepada teman yang lainnya atau kepada narasumber. Pembelajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari pembelajaran penemuan murni. Dalam metode ini narasumber beajar akan sedikit lebih banyak berperan dibanding dengan pembelajaran penemuan murni..

            Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
            • Bagilah peserta didik di dalam kelas menjadi beberapa kelompok
            • Berikan tugas kepada setiap kelompok
            • Berikan arahan terhadap aktivitas peserta didik apa  yang akan dilakukan sebelum alat dan bahan yang akan dipakai dibagikan.
            • Narasumber belajar harus selalu berkeliling mendekati peserta didik di setiap kelompok untuk memberikan bantuan yang diperlukan

            Diskusi adalah alat utama dalam medtode ini. Oleh sebab itu narasumber belajar dituntut mampu membangun suasana diskusi yang terbuka, menyenangkan, interaktif dan  partisipatif. Peserta didik didorong agar dapat berperan optimal dalam diskusi.

            Narasumber belajar harus dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan mental (berfikir, merenung, menilai) para peserta didik agar sesuai  dengan yang apa telah direncanakan. Peserta didik harus lebih aktif dan narasumber belajar menghindari  terlalu banyak berceramah..



            Kelebihan dan Kekurangan

            Tidak ada satupun metode belajar yang sempurna. Semua ada kelebihan dan kekurangannya.  Suherman, dkk (2001: 179 dalam http://herdy07.wordpress.com), menyatakan  kelebihan metode discovery sebagai berikut:

            • peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
            • peserta didik mampu memahami materi latihan karena  mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
            • peserta didik menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
            • Peserta didik memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai lingkungan kehidupannya
            • Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar mandiri.
            Sedangkan beberapa kelemahan dari metode discovery ini adalah :
            • Membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima.
            • Membutuhkan latar belakang pengetahuan/informasi yang cukup dari para peserta didik.
            • Cenderung hanya bisa diikuti oleh siswa yang aktif, banyak membaca dan cerdas.
            • Narasumber belajar dituntut untuk mampu menyusun materi pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan anak.
            • Narasumber belajar harus mampu menyiapkan  lembar kerja siswa (LKS) yang menarik, informative dan komprehensif.

            Metode Discovery sebagai Metode Latihan Pramuka

            Metode  Discovery  yang bersifat “student center” sangat sesuai dengan pendidikan kepramukaan. Metode ini menekankan pentingnya bertanya pada peserta didik sebagaimana digariskan oleh Boden Powell (Bapak Pandu Dunia) bahwa didalam merancang latihan kepramukaan yang utama adaah “ask the boy”.  

            Prosedur penerapan metode discovery akan sangat membantu para pembina untuk “ask the boy” secara kontekstual, partispatif dan komprehensif. Metode inipun akan sangat membantu untuk menciptakan “lingkungan latihan yang menggembirakan” apalagi jika dipadu dengan permainan tepuk tangan, menyanyi, menari dan kegiatan khas pramuka lainnya disela-sela diskusi.


            Selamat Memandu. Salam Pramuka
            Pramuka,  inovasi tiada henti untuk menuju masa depan yang lebih baik.


            Lihat Entri/Topik terkait
            Metode Discovery sebagai Metode Penanaman Kode Kehormatan Pramuka


            Sumber :
            http: // www.en.wikipedia.org
            http: // www.digilib.sunan-ampel.ac.id
            http: // www. e-journal.ung.ac.id
            http:// www.laskasinformasi.com
            http:// www.kelompok28bgr.wordpress.com 
            hhtp:// www.herdy07.wordpress.com

            ... dan dari berbagai sumber lain. Ditulis ulang dan disesuaikan untuk keperluan "ensiklopediapramuka"  (-aiw)

            Selasa, 27 November 2012

            Materi SKU Penggalang Rakit (Panduan & Kisi-kisi)




            Pengantar
            Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa : Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui: 
            1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
            2. Belajar sambil melakukan;
            3. Sistem beregu;
            4. Kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda;
            5. Kegiatan di alam terbuka;
            6. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;
            7. Sistem tanda kecakapan;
            8. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri;
            9. Kiasan dasar.
            Sistem Tanda Kecakapan
            Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka  pasall 27, ayat 1 & 2 menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah :
            1. Tanda kecakapan adalah bukti yang diberikan kepada Pramuka yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki keterampilan tertentu.
            2. Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai keterampilan tertentu.
            3. Setiap Pramuka wajib berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.
            SKU Penggalang Rakit
            1. SKU atau sayarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang terdiri dari tingkat  ramu, rakit, terap. Para Pembina harus berupaya semaksimal mungkin agar para peserta didiknya mampu mencapai  ketiga tingkatan tersebut. Panduan dan Kisi-kisi di bawah ini adalah acuan  implementasi SKU Penggalang Rakit. 
            2. Proses ujian yang menarik, menyenangkan, memberdayakan kemampuan personal, mengembangkan kreatifitas serta memperhatikan secara mendalam karakter dan perbedaan individual (individual defferences) merupakan kunci sukses didalam mengantarkan para Penggalang untuk meraih SKU sebagaimana ketetapan yang berlaku.

            Panduan & Kisi-kisi SKU Penggalang Rakit.
            PENGEM-
            BANGAN
            STANDARD KOMPETENSI
            KOMPETENSI DASAR
            MATERI SKU
            PENCAPAIAN PENGISIAN SKU



            SPIRITUAL






            Taat beribadah
            sesuai agama dan kepercaya-annya dan mampu hidup
            rukun dalam keberagaman tanpa adanya
            diskriminasi.






            Meningkatkan
            keimanannya dan
            berperan aktif dalam kegiatan keagamaannya
            serta menerima adanya perbedaan keyakinan.

            1. Mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya.

            Ikutserta pada acara-acara
            keagamaan yang dianutnya
            2. Membuat laporan singkat kegiatan keagamaan yang diikutinya         
            Dapat membuat laporan singkat tentang kegiatan keagamaan yang diikutinya
            3. Dapat menjelaskan  bentuk toleransi beragama antar umat beragama dilingkungannya
            Dapat menceriterakan
            tentang bentuk toleransi
            beragama dan antar umat
            beragama dilingkungannya
            4. a.  Agama Islam
            1)Dapat membaca, menyebutkan dan menghafal serta memimpin 8 doa harian secara baik dan benar dihadapan regunya.
            2)Dapat menceriterakan sejarah Nabi Muhammad SAW
            3)Selalu melaksanakan Shalat wajib dan sholat Jum’at bagi putera

            4. b Agama Katolik
            1)Mengetahui siapa Kristus
            2)Dapat berdoa dengan kata-katanya sendiri
            3)Dapat menyanyikan lagu-lagu Gerejani

            4. c  Agama Protestan
            1)Mengetahui makna doa
            2)Dapat menguraikan beberapa nyanyian Gerejani yang dikenal
            3)Mengetahui pembagian Alkitab   
            4)Dapat menguraikan secara singkat isi dari dua buku di dalam
                Perjanjian Baru.

            a. Dapat menceriterakan makna Doa di depan regunya          
            b.Dapat menceriterakanisi beberapa nyanyian Gereja             
            c. Dapat menceriterakan pembagian Alkitab didepan regunya        
            d.Dapat menguraikan secara singkat isi dari dua buku di dalam Perjanjian Baru            
            4. d  Agama Hindu
            1) Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait Puja Tri Sandya serta menjalankannya dalam kehidupan sehari-harii
            2) Dapat berperan aktif dalam setiap upacara/pelaksanaan Panca Yadnya di masyarakat
            3) Dapat menyebutkan dan memahami ajaran Catur Paramita
            4) Dapat memahami dan mempraktikan ajaran Tatwamsi seperti menerapkan sikap kasih sayang dalam kehidupan nyata, menolong mahluk yang lemah, membantu yang terkena musibah, melestarikan suaka marga satwa dan menjaga lingkungan
            5) Mempraktikan sikap hidup suka beramal/ berdana punia
            6) Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita
            7) Dapat mempraktikkan minimal tiga gerakan Yoga Asanas
            8) Dapat menarikan salah satu bentuk tarian sakral keagamaan Hindu (misalnya: Tari Baris, Tari Rejang, Tari Wayang Orang dan lain-lain.

            4.e Agama Budha
            1)Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama
            2)Dapat menyebutkan hari-hari raya Agama Buddha
            3)Dapat melakukan sikap meditasi - Dapat menyanyikan lagu Aku Berlindung.
            4)Dapat melakukan dana paramita






            EMOSIONAL

            Dapat menge-lola emosi dan
            perasaannya untuk kesta-bilan dirinya

            Mampu
            Menerima dan
            mendorong oranglain untuk menaati norma-norma dan nilai-nilai yang
            berada di masyarakat
            lingkungannya.

            Dapat mengendalikan emosi dan menghar-gai perasaaan orang lain.

            Melaksanakan norma-norma dan nilai-nilai,
            yang berada di
            masyarakat lingkungannya.




            6. Dapat melaksanakan dan memimpin diskusi regu
            Pernah memimpin diskusi di regunya
            7. Dapat enyebutkan ciri-ciri mengen-dalikan Emosi diri
            dapat enyebutkan ciri-ciri mengendalikan Emosi di
            8. Melakukan kegiatan penghijauan di lingkungannya atau didaerah lainnya serta telah menanam dan merawat tanaman penghijauan.

            Pernah mengikuti kegiatan
            penghijauan di
            lingkungan/ daerahnya dan
            merawatnya


            SOSIAL



            Mampu menerima dan
            mendorong orang lain untuk menaati norma-norma dan nilai-nilai yang berada di masya
            rakat lingkung- anya.






            Melaksanakan norma-
            norma dan nilai-nilai,
            yang berada di masyarakat lingkungan
            nya.


            9. Dapat menjelaskan tentang hak perlindungan anak.

            Pernah  menceriterakan tentang hak perlindungan
            anak didepan regunya
            10.Ikut serta dalam kegiatan Lomba Tingkat dan lomba-lomba Pramuka Penggalang, di Gugus depan dan kwartir
            a. Pernah mengikuti kegiatan Lomba Tingkat.
            b.Pernah mengikuti lomba- lomba regu penggalang yang  di selenggarakan oleh gudep dan kwartir
            11.Dapat menyebutkan tanda pengenal pada pakaian seragam
            Dapat menyebutkan tanda
            pengenal yang ada pada
            pakaian seragam pramuka
            dengan benar
            12. Dapat membuat struktur Pemerin-tahan dari tingkat Kelurahan hingga RT di tempat tinggalnya
            Dapat membuat bagan
            struktur organisasi tingkat
            kelurahan sampai RT
            ditempat tinggalnya
            13. Dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Satya dan Darma Pramuka Penggalang
            Dapat menyebutkan Tri
            Satya golongan Penggalang
            14. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan Penggalang sekurang-kurangnya 10 kali latihan berturut-turut
            Dapat menunjukkan presensi kehadiran selama 10 kali latian berturut-turut


            15.Dapat menjelaskan dan melaksanakan cara memberi salam pramuka.
            a.    Pernah menjelaskan tentang salam Pramuka kepada regunya
            b.    Dapat melaksanakan salam Pramuka kepada orang yang lebih tua dan teman sebayanya
            16.Dapat menjelaskan sejarah bendera merah putih dan perlakuannya (Memahami UU No. 24 Tahun 2009)
            Pernah menjelaskan sejarah bendera merah
            putih dan perlakuannya
            dipasukan
            17.Dapat menjelaskan sejarah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan perlakuannya (Memahami UU No. 24 Tahun 2009).
            Pernah menjelaskan sejarah lagu Kebangsaan Indonesia Raya didepan pasukannya

            18.Dapat menjelaskan lambang Negara dan perlakuannya. (Memahami UU No. 24 Tahun 2009)

            Pernah menjelaskan tentang lambang Negara RI, kepada
            teman dipasukannya dan teman  sebaya lainnya
            19.Selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
            Selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pertemu-an- pertemuan
            Penggalang
            21.Dapat membuat laporan secara tertulis dari hasil pertemuan yang diikutinya
            Dapat membuat laporan
            tertulis dari hasil pertemuan
            yang diikutinya
            20.Memiliki tabungan atas nama pribadi. Aktif menabung secara rutin dengan menunjukkan keaktifannya menabung di regunya.
            Memiliki buku tabungan danaktif menabung dan setia membayar uang iuran regunya dari hasil
            pendapatannya sendiri




            INTELEK-
            TUAL




            Mampu
            Menganalisis situasi dan
            menyikapi
            nya serta mengaplika
            sikan iptek, dan
            keterampilan kepramuka
            an secara kreatif dan inovatif.






            Dapat menjelaskan
            perkembangan iptek, dan ketrampilan
            kepramukaan, serta
            memanfaat-kannya.



            21.Dapat mengope-rasikan dan merawat salah satu teknologi informasi.
            Dapat menggunakan dan
            merawat peralatan berkatagori modern (IT) Contoh : Penggunaan Telpon, seluler, penggu-naan computer.
            22.Dapat mengolah sampah serta mmempraktikkan cara pengolahan-nya secara komposting
            a.    Dapat memilah golongan sampah basah dan kering.
            b.   Dapat menyebutkan 3 langkah pengelolaan sampah di rumah tangga
            c.    Dapat melakukan pengolahan secara komposting
            23.Dapat melakukan proses penjernihan air secara seder-hana.
            Dapat melakukan proses penjernihan air secara sederhana
            24. Dapat membuat beberapa jenis pioneering, seperti: rak piring, meja makan, tiang jemuran, menara kaki tiga
            a.    Dapat membuat rak piring dengan menggunakan simpul dan ikatan yang benar
            b.    Dapat membuat meja makan dengan menggunakan simpul dan ikatan yang benar
            c.     Dapat membuat tiang jemuran dan menara kaki tiga dengan
            d.    menggunakan simpul dan ikatan yang benar
            25.Dapat menggunakan kompas dan membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan kedalaman
            a.    Dapat menunjukkan 16 arah mata angin dengan menggunakan kompas
            b.    Dapat membuat peta pita dengan bantuan kompas.
            c.     Dpat menaksir kecepatan arus  air dan kedalaman sungai
            26.Dapat membuat dan menerje-mahkan sandi, menerima berita dengan menggu-nakan bahasa morse dan semaphore
            a.   Pernah membuat dan menerjemahkan sandi-sandi.
            b.   Dapat menerima berita dengan menggunakan bahasa morse dan semaphore


            FISIK















            Melakukan
            Kegiatan memelihara
            pertumbuhan dan perkembangan
            tubuh (fisik dan
            psikis), menjaga
            kesehatan pribadi serta lingkungan
            secara teratur
            dengan baik.








            Melakukan kegiatan  memelihara pertumbuhan dan perkembangan tubuh (fisik dan psikis), menjaga kesehatan pribadi serta lingkungan secara teratur dan baik.               



            28. Selalu berpakaian rapih di setiap saat dan memelihara kesehatan dan kebersihan diri di lingkungannya.
            a.    Selalu  enggunakan seragam PRamuka yang bersih dan rapih serta sesuai dengan peraturannya
            b.   Pernah memelihara kesehatan dan Kebersi-han lingkungannya
            c.    Selalu menjaga kebersi-han dan kesehatan diri
            29.Dapat memimpin regunya untuk baris berbaris
            a.    Dapat memberi aba-aba ditempat dengan baik dan benar: a) siap, b) istirahat ditempat, c)hadap kanan, d)hadap kiri, e) balik kanan, f) lencang depan, g) lencang kanan
            b.   Dapat memberi aba-aba dan melakukan gerakan maju jalan
            c.    Tahu dan dapat memberi aba- aba serta melaku-kan baris-berbaris dengan tongkat
            30.Tahu peraturan permainan 3 cabang olahraga yang dipilihnya dan dapat melakukan salah satu yang dipilihnya
            Dapat melaksanakan olahraga beregu dan melakukan 3 jenis cabang olah raga serta tahu permainannya; salah satunya Olah raga enang.
            31.Mengetahui ciri-ciri perubahan fisik tubuh pada dirinya dan faham akan norma-norma pergaulan.
            Dapat menjelaskan adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh
            32.Dapat Menunjuk-kan jadwal Kegiatan fisik dan gerakan tubuh yang dilakukan setiap hari
            Melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 45 menit



            Lihat entri/topik terkait :
            Syarat Kecakapan Umum  Penggalang Rakit
            Cara Menguji Tanda Kecakapan Gerakan Pramuka

            Sumber :
            KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA,  No:  199 TAHUN 2011 TENTANG  PANDUAN PENYELESAIAN SYARAT KECAKAPAN UMUM