Pengantar
Mengacu pada AD/ART Gerakan Pramuka, Kode Kehormatan Pramuka terdiri dari janji yang disebut satya (tri satya dan dwi satya) dan ketentuan moral yang disebut darma (dasa darma dan dwi darma). Kode kehormatan sebagai ketentuan moral merupakan budaya organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatan berorganisasi. (Selengkapnya lihat entri : Kode Kehormatan Pramuka).
Salah satu tugas Pembina Pramuka adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan agar dapat dipahami, dihayati dan diamalkan oleh para Pramuka. Bahkan Pendidikan Kepramukaan sebagai pendidikan karakter pada hakikatnya merupakan upaya penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan dimaksud secara terus menerus.
Banyak metode yang bisa digunakan oleh para Pembina untuk menanamkan nilai-nilai Kode Kehormatan Pramuka, salah satu diantaranya adalah metode discovery. Meski metode ini awalnya digunakan untuk pelatihan science namun dengan modifikasi dan kreativitas metode ini menarik untuk dijadikan metode pendidikan dan penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan pramuka.
Di bawah ini adalah contoh prosedur dan model penerapan metode discovery untuk penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kode kehormatan pramuka. Secara khusus yang akan dipakai adalah metode penemuan terapan atau metode discovery terbimbing.
Persiapan
Kakak Pembina ingin menanamkan nilai-nilai Kode Kehormatan Pramuka yang salah satunya adalah pentingnya nilai - nilai "kecintaan pada alam". Pada tahap persiapan, Kakak Pembina harus menetapkan terlebih dahulu tema, tujuan, alat peraga yang dibutuhkan dan lembar kegiatan peserta didik.
Menetapkann Tema :
Tema latihan akan dikomunikasi pada peserta didik di awal kegiatan. Oleh sebab itu harus disusun secara menarik dan sesuai dengan alam Pramuka saat ini. Salah satu contoh tema, misalnya : "Cinta Alam, Tanggungjawab dan Gaya Hidup Penggalang Masa Kini, Mungkinkah ?"
Menetapkan Tujuan :
Menetapkan tujuan sangat penting karena akan menjadi panduan Pembina didalam mendampingi peserta didik berdiskusi. Sebagaimana umumnya proses pendidikan maka dalam menetapkan tujuan harus mempertimbangkan 3 ranah perubahan perilaku peserta didik yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan pendidikan adalah terjadinya perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti sebuah proses pendidikan. Ubahan perilaku tersebut umumnya mengacu pada kata kerja operasional dalam Taksonomi Bloom yang meliputi ketiga ranah yaitu penalaran, penghayatan dan pengamalan (selengkapnya lihat entri/topik : Taksonomi Bloom).
Mengacu pada tema di atas, kira-kira tujuan pelatihan yang bisa ditetapkan dalam kegiatan ini, kurang lebih sbb :
- Para Penggalang mampu mengidentifikasi problem-problem lingkungan yang terjadi di sekitar lingkungan kehidupannya.
- Para Penggalang mampu mengkombinasikan antara upaya pemecahan problem lingkungan dan peran yang bisa dilakukan oleh dirinya, keluarganya, masyarakat bahkan bangsanya.
- Para Penggalang mampu melaksaakan program bersih-bersih lingkungan baik dilakukan sendiri maupun dengan berkelompok
Alat Bantu Yang Dibutuhkan
Alat bantu/peraga untuk mendukung penerapan metode ini, adalah :
- Alat peraga (foto, berita, gambar, video, dll) tentang berbagai kerusakan alam yang terjadi didunia dan akibatnya bagi manusia.
- Konsep Pendidikan Nilai tentang Pentingnya Mencintai Alam (dari sisi agama, lingkungan budaya, sosial, ekonomi, dll).
- Lambar Kerja Peserta Didik
- Kertas Karton, Spidol & Papan Tulis
Siapkan Hadiah yang menarik
Untuk membuat diskusi lebih dinamis dan menyenangkan, Kakak Pembina sebaiknya menyiapkan beberapa hadiah yang akan dibagikan setiap selesai diskusi. Upayakan setiap regu memperoleh hadiah sesuai dengan prestasi masing-masing, misalnya : regu dengan ide paling unik, paling kompak, paling seru, paling dinamis/antusias, dll. Prinsipnya semua regu haruss memperoleh hadiah sesuai dengan upayanya masing-masing.
Pelaksanaan
Pembukaan
Setelah Upacara Pembukaan Latihan, Kakak Pembina menjelaskan bahwa topik latihan hari ini tentang Kode Kehormatan Pramuka dengan tema "Cinta Alam, Tanggungjawab dan Gaya Hidup Penggalang Masa Kini, Mungkinkah". Sebagai pengantar Kakak Pembina menjelaskan apa itu cinta alam dari berbagai segi (agama, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, dsb), kenapa alam perlu dicintai, fungsi alam untuk mendukung kehidupan manusia, dan berbagai kejadian bencana alam yang merugikan umat manusia. Agar penjelasan menarik perlu disertakan alat peraga baik foto, gambar, video, dll.
Selanjutnya Kakak Pembina, meminta para Penggalang berkelompok sesuai regu masing-masing untuk berdiskusi dengan tahapan dan topik yang telah ditetapkan.
Diskusi Putara 1 :
Kakak Pembina membagikan "lembar kerja peserta didik" untuk diisi berdasar hasil diskusi regu. Diskusi putaran pertama bertujuan mendorong peserta didik agar mampu menemukan fakta/ fenomena problem-problem lingkungan di sekitar lingkungan terdekatnya.
Waktu untuk diskusi hendaknya jangan terlalu lama, hanya sekitar 5 - 10 menit. Tidak semua kotak harus diisi seluruhnya. Isian kotak adalah kalimat yang pendek-pendek atau kalimat pernyataan yang jelas menggambarkan fakta/fenomena/keadaan.
Lembar kerja peserta didik di diskusi putaran pertama ini kurang lebih akan berupa :
Setelah peserta didik selesai diskusi putaran pertama, Kakak Pembina meminta masing-masing regu melaporkan hasil temuannya dan dicatat di papan tulis. Jika ada regu yang tidak berhasil mengisi kotak tertentu dibiarkan saja. Kotak-kota yang kosong dapat diisi bersama antara Kakak Pembina dengan semua anggota regu.
Berdasarkan paparan masing-masing kelompok, Kakak Pembina kemudian menyimpulkan di papan tulis temuan-temuan tiap regu, kira-kira hasilnya akan seperti :
Dari tabel di atas, Kakak Pembina meminta semua regu untuk menyusun sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun harus mengacu pada pokok-pokok temuan diskusi seperti tercantum pada tabel atas.
Misalnya Regu Harima menyatakan : "Menjaga lingkungan adalah tanggungjawab semua keluarga, warga rt/rw dan juga warga kalurahan. Sampah akan menjadi masalah lingkungan kalau tiap keluarga membuang begitu saja. Sampah akan bermanfaat jika saja di tiap RT/RW mendirikan Bank Sampah untuk didaur ulang"
(Catatan : mengapa dibikin cerita ? :
- Hasil diskusi sebagaimana tercantum di atas masih berupa fenomena/fakta-fakta yang tentu saja masih susah diingat apalagi dihayati.
- Sebuah cerita umumnya mudah diingat dan diinternalisasi dalam pikiran, perasaan dan mudah dijadikan motivasi berkarya.
- Sebuah cerita umumnya lebih menarik dan ekspresif karena fakta yang sama bisa diceritakan dengan gaya humor, gaya sedih, gaya gembira, gaya motivatif, gaya inspiratif, dsb)
Setelah semua regu diminta menyusun cerita, sebelum memasuki diskusi putaran dua Kakak Pembina memberikan penghargaan, misalnya kepada regu yang dianggap paling dinamis atau yang ceritanya sangat menarik. Dapat juga diselingi dengan bernyanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.
Diskusi Putaran 2 :
Diskusi putaran kedua merupakan kelanjutan diskusi putaran pertama. Pada putaran kedua ini para Peserta Didik didorong untuk mampu menemukan fokus masalah lingkungan dengan derajat yang ideal/bagus, rusak atau sangat rusak.
Lembar kerja peserta didik di putaran kedua ini kurang lebih, sbb :
Lembar kerja peserta didik di putaran kedua ini kurang lebih, sbb :
Setelah peserta didik selesai diskusi putaran kedua, Kakak Pembina kembali meminta masing-masing regu melaporkan hasilnya dan dicatat di papan tulis. Tidak semua regu harus mampu mengisi semua kolom yang ada. Kotak-kotak yang kosong diisi bersama antara Kakak Pembina dan semua anggota regu.
Berdasarkan paparan masing-masing regu, Kakak Pembina kemudian menyimpulkan dan ditulis di papan tulis. Kira-kira hasilnya akan seperti :
Selesai semua tabel diisi, Kakak Pembina meminta semua regu untuk kembali menyusun sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun mengacu pada pokok-pokok temuan diskusi di atas.
Misalnya Regu Garuda menyatakan : "Sungguh menyedihkan ruang terbuka hijau di lingkungan kotaku sangat rusak, pohon-pohon mati, rumput liar tumbuh di mana-mana, air menggenang di berbagai sudut sehingga menjadi sumber penyakit seperti demam berdarah, pernafasan, alergi dan berbagai penyakit lainnya. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan sebab ruang terbuka hijau adalah sumber oksigen, keindahan kota dan tempat rekreasi"
Setelah semua regu diminta menyusun cerita dan sebelum memasuki diskusi putaran tiga Kakak Pembina kembali memberikan penghargaan, misalnya kepada regu yang idenya sangat menarik, pendapatnya beragam, dsb. Dapat juga diselingi dengan bernyanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.
Berdasarkan paparan masing-masing regu, Kakak Pembina kemudian menyimpulkan dan ditulis di papan tulis. Kira-kira hasilnya akan seperti :
Selesai semua tabel diisi, Kakak Pembina meminta semua regu untuk kembali menyusun sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun mengacu pada pokok-pokok temuan diskusi di atas.
Misalnya Regu Garuda menyatakan : "Sungguh menyedihkan ruang terbuka hijau di lingkungan kotaku sangat rusak, pohon-pohon mati, rumput liar tumbuh di mana-mana, air menggenang di berbagai sudut sehingga menjadi sumber penyakit seperti demam berdarah, pernafasan, alergi dan berbagai penyakit lainnya. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan sebab ruang terbuka hijau adalah sumber oksigen, keindahan kota dan tempat rekreasi"
Setelah semua regu diminta menyusun cerita dan sebelum memasuki diskusi putaran tiga Kakak Pembina kembali memberikan penghargaan, misalnya kepada regu yang idenya sangat menarik, pendapatnya beragam, dsb. Dapat juga diselingi dengan bernyanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.
Diskusi Putaran 3 :
Diskusi putaran ketiga merupakan kelanjutan diskusi putaran pertama dan kedua. Pada putaran ketiga ini para Peserta Didik didorong untuk mampu menemukan dan merumuskan peran individu maupun kelompok dalam menciptakan lingkungan yang ideal.
Lembar kerja peserta didik di putaran kedua ini kurang lebih, sbb :
Setelah peserta didik selesai diskusi putaran ketiga, Kakak Pembina kembali meminta masing-masing regu melaporkan kembali hasil temuanya dan dicatat di papan tulis. Tidak semua regu harus mampu mengisi semua kolom yang ada. Kolom yang masih kosong kembali diisi oleh Kakak Pembina dengan seluruh anggota regu.
Berdasarkan paparan masing-masing kelompok, Kakak Pembina kemudian menyimpukan dan menuliskannya di papan tulis. Kira-kira hasilnya akan seperti :
Setelah semua kolom terisi, , Kakak Pembina meminta semua regu untuk menyusun kembali sebuah cerita dalam 3 sampai 5 kalimat dengan gaya bebas namun mengacu pada pokok-pokok temun diskusi di atas.
Misalnya Regu Singa menyatakan : "Kami regu singa adalah pribadi-pribadi yang cinta lingkungan. Mulai saat ini kami tidak akan lagi membuang sampah sembarangan, dengan sukarela membersihkan selokan, menyingkarkan benda-benda dijalan yang menggangu lalu lintas dan giat ikut serta menjaga ruang terbuka hijau di lingkungan kami. Semua itu kami lakukan karena kami bersemboyan Pramuka cinta alam sepanjang hayat dikandung badan ..."
Setelah semua regu diminta menyusun cerita dan sebelum memasuki diskusi putaran keempat Kakak Pembina kembali memberikan penghargaan, misalnya kepada regu yang paling kompak, dinamis dan bekerjasama dengan baik. Dapat juga diselingi dengan bernanyi, bermain tepuk tangan, yel-yel, dsb.
Diskusi Putaran 4/Penutup
Diskusi putaran 4 merupakan tahap perumusan hasil-hasil temuan dengan cara menarik kesimpulan baik yang berupa hubungan sebab akibat, hubungan subyek dan obyek, hubungan pengaruh mempengaruhi antar fakta/fenomena yangg berhasil ditemukan peserta didik dalam ketiga tahap diskusi di atas. Dari hubungan-hubungan tersebut peserta didik dibimbing untuk merumuskan konsep pemikiran, cara menyikapi dan rencana aksi sebagai perwujudan nilai-nilai cinta alam.
Perumusan hasil-hasil temuan ini mengacu pada tujuan, tema dan hasil diskusi baik yang berupa rangkaian fakta maupun fakta yang telah disusun dalam sebuah cerita oleh tiap regu. Kakak Pembina dapat lebih aktif agar perumusan ini bisa dilakukan dengan baik.
Perumusan hasil temuan harus diupayakan agar meliputi ranah penalaran, penghayatan dan pengamalan. kelompok. Hasil perumusan akan berbeda-beda karena terkait dengan minat dan fokus indivisu dan kelompok terhadap terhadap fakta-fakta temua diskusi di atas.
Hasil perumusan bisa disusun dalam sebuah cerita, pernyataan, janji, komitmen, dsigb sesuai dengan alam Penggalang. Misalnya, hasil perumusan Regu Gajah sbb :
Pada hari ini, 5 Mei 2013, kami regu Gajah menyatakan bahwa cinta alam sebagai kode kehormatan pramuka harus bisa menjadi gaya hidup dan tanggungjawab setiap anggota regu baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, sebagai anggota masyarakat, sebagian bagian dari bangsa Indonesia maupun sebagai bagian dari warga dunia.
Alam adalah tempat manusia hidup dan berpijak. Alam yang rusak akan mengancam kehidupan umat manusia. Ketika sampah berserakan, kotor dan bau, pohon-pohon mati, jalan kotor dan berdebu, sungai-sungai kering - tercemar saat kemarau dan banjir saat hujan, limbah rumah tangga dan limbah industri dibuang begitu saja, itulah tanda-tanda alam yang rusak.
Ketika alam rusak maka saatnya kita semua untuk kembali memperbaiki dan melestarikannya. Untuk itu pada hari ini seluruh anggota regu gajah akan :
Satu : Menjadi duta lingkungan untuk mengingatkan siapa saja dengan santun agar berperilaku bersih, bersahabat dengan alam dan menjaga kelestariannya.
Dua : Tidak kenal lelah mengajak kawan, keluarga dan masyarakat untuk secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengatasi persoalan lingkungan dari persolan kecil hingga yang besar.
Tiga :Setiap minggu kami akan bekerja bakti membersihkan selokan, taman-taman sekolah dan taman-taman kota, sungai-sungai dengan suka cita, suka rela dan penuh tanggungjawab.
Jakarta, 5 Mei 2013
Hidup Regu Gajah ..... Yesss...
Regu Gajah ..... Cinta Alam Sepanjang Hayat
Regu Gajah ..... Cinta Alam Sepanjang Hayat
Statemen hasil perumusan di atas bisa ditulis secara rapi dilengkapi dengan ilustrasi kemudian dipasang sebagai hiasan dinding sangar gudep atau sesekali diikutkan dalam pameran Pramuka.
Penutup
Dari rangkain proses penerapan metode discovery di atas tampak ada beberapa hal yang layak dijadikan perhatian, seperti :
- Kreativitas Pembina dituntut tinggi terutama dalam penguasaan tema dengan segala dimensinya karena akan menjadi bahan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik pada tiap tahapan.
- Pembina harus aktif mengobservasi tiap kelompok agar diskusi bisa berkembang dengan baik dan fokus pada tema.
- Pendidikan nilai sesungguhnya tidak mudah karena pada diri para peserta didik pada dasarnya telah terinternalisasi begitu banyak nilai sebagai hasil interaksinya dengan berbagai jenis lingkungan. Pendidikan nilai yang baik adalah yang mampu mengungkap nilai-nilai yang telah "dimiliki" peserta didik kemudian membekalinya agar mampu menyeleksinya mana nilai yang baik dan berguna mana yang tidak.
Pada akhirnya yang penting disadarai metode hanyalah sekedar alat. Oleh sebab itu jangan pernah ragu menginovasi dan mengadaptasinya bagi kepentingan peserta didik. Metode discovery termbimbing bisa dilakukan untuk materi pendidikan apa saja.
Selamat Mencoba, salam Pramuka
Lihat entri/topik terkait :
Metode Discovery untuk Latihan Pramuka yang Menyenangkan
Taksonomi Bloom
Kode Kehormatan Pramuka
Sumber :
http://id.wikipedia.org/
http://file.upi.edu/
Kertas Kerja Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi Departemen Vokasi UI - 2012
Kertas Kerja Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kursus Penyiaran, Ditjen PAUDNI Kemendiknas 2012
.... dan dari berbagai sumber lain, ditulis ulang dan disesuaikan dengan keperluan "ensiklopedia pramuka" (-aiw).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar