Senin, 27 Agustus 2012
Siaga (Filosofi & Model Pembinaan)
FILOSOFI
Periode anak usia 7 tahun sampai dengan 10 tahun merupakan kehidupan masa kecil yang indah dan menyenangkan. Anak-anak seusia ini memiliki sifat unik dan beragam yang pada dasarnya merupakan pribadi yang aktif dan tidak pernah diam. Mereka senang dengan lingkungan sekitarnya dan pada umumnya sangat kreatif. Pada saat itu orang tua mulai melihat penampilan dan kepribadian putranya yang membuatnya harus memberikan perhatian yang lebih untuk perkembangannya. Orang tua dapat mengarahkan mereka untuk mengurangi sifatnya yang kurang positif melalui sosialisasi dalam kelompok kehidupan sebaya. Kelompok tersebut hendaknya dapat menjamin tidak akan mengekang pribadinya, namun dapat mengendalikan egoismenya, dapat merasa memiliki teman, peduli, dan dapat menampung sifat aktif dan kreatifnya. Dengan kata lain kelompok dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pribadi anak meliputi area pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Hal yang cukup penting adalah anak-anak merasa nyaman di dalam kelompoknya seperti halnya kenyaman dalam kehidupan bahagia di keluarganya.
Di lingkungan Gerakan Pramuka kehidupan anak-anak sesusia ini dikelompokkan dalam kelompok kecil yang disebut Barung dan beberapa barung dihimpun dalam Perindukan Siaga. Dalam perindukan, Pramuka Siaga dibina oleh Pembina Siaga yang memberikan pembinaan secara pribadi.
KIASAN DASAR PRAMUKA SIAGA
Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikutsertaannya dalam setiap kegiatan.
Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain:
a. Pramuka usia 7 -10 tahun disebut Siaga. Nama Siaga diambil dari kiasan dasar yang bersumber pada
romatika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu
masa “mensiagakan” rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal
20 Mei 1908.
b. Sebutan tingkatan golongan pramuka Siaga terdiri atas:
1) Siaga Mula mengkiaskan tingkatan kecakapan mula-mula (awal) yang dimiliki Siaga.
2) Siaga Bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan
tertentu,
3) Siaga Tata mengkiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikut sertakan untuk menata karya
kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur pekerjaan dengan rapih dan bersih.
c. Sebutan “Barung” yang berarti tempat penjaga ramuan bangunan mengkiaskan kelompok kecil Siaga
beranggotakan 6 sampai dengan 8 anak.
d. Sebutan “Perindukan” yang berarti tempat anak cucu berkumpul, mengkiaskan kelompok Siaga yang
terdiri dari 3 sampai 4 barung.
Pada usia yang terhitung masih muda kehidupan anak seusia Siaga masih berkisar di seputar keluarga, yaitu kehidupan yang ada ayah dan ibu bahkan kadang ada paman dan bibi tinggal bersama keluarga tersebut. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya.
Pembinaan Pramuka Siaga dikiaskan sebagai kehidupan “Keluarga Bahagia” dimana terdapat ayah, ibu dan bibi serta paman. Suasana keluarga bahagia digambarkan selalu harmonis, saling mencintai, riang gembira, rukun, saling tolong menolong. Mereka merupakan keluarga yang takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, hidup aman dan damai tanpa rasa takut.
Dalam pembinaan Siaga, suasana keluarga bahagia ini dialihkan ke lapangan tempat latihan Siaga di alam terbuka. Di tempat latihan juga ada “ayah” yang dipanggil Yanda, “ibu” yang dipanggil Bunda, “bibi” yang dipanggil Bucik dan paman yang dipanggil Pakcik. Pada golongan Siaga wadah pembinaannya disebut Perindukan Siaga sesuai dengan kiasan dasar bahwa Siaga masih “menginduk” pada keluarganya.
SIFAT DAN KARAKTER PRAMUKA SIAGA
Perkembangan kejiwaan anak usia Siaga perlu dihayati oleh pembinanya melalui pengenalan dan
pemahaman sifat- sifat karakter. Sifat karakter Pramuka Siaga:
a. sifat karakter yang positif antara lain:
1) senang bermain, bergerak dan bekerja;
2) senang meniru, senang menghayal;
3) senang menyanyi, gemar mendengar cerita;
4) senang bertanya, ingin tahu,ingin mencoba;
5) senang pamer,senang disanjung, senang kejutan;
6) spontan, lugu, polos;
7) senang bersenda gurau dan lain-lain.
b. sifat dan karakter yang kurang positif antara lain:
1) labil, emosional,egois;
2) manja, mudah putus asa;
3) sensitif, rawan, mudah kecewa;
4) malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain.
Dengan memanfaatkan sifat karakter Siaga baik yang positif maupun yang kurang positif, Pembina mengemas kegiatan latihan di perindukan antara lain dalam bentuk permainan yang penuh gerak, cerita, dongeng, nyanyian dan tari. Bermain adalah dunia Pramuka Siaga. Bermain sebagai proses pendidikan merupakan alat utama pembinaan Siaga, dimana mereka dengan riang gembira, penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dalan kegiatan permainan.
SIFAT KEGIATAN PRAMUKA SIAGA
Pembina mengemas kegiatan latihan dalam bentuk permainan yang menarik dan menyenangkan. Sifat kegiatannya adalah modern, bermanfaat dan setia/taat azas.
a. Moderen yang berarti menantang, kreatif, inovatif, mandiri, sesuai dengan kepentingan/kebutuhan
/situasi, kondisi dan menjaman.
b. Bermanfaat berarti bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat lingkungannya.
c. Setia/taat azas berarti dalam pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan pada Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
Kegiatan di Perindukan Siaga terdiri atas: latihan mingguan dan kegiatan bersama (permainan besar). Bahan/materi latihan mingguan dan kegiatan bersama mengacu pada materi SKU. Acara latihan mingguan hendaknya didahului dengan upacara pembukaan latihan, dilanjutkan dengan kegiatan yang ramai/riang, kegiatan tenang, diselingi nyanyian/tarian/dongeng/cerita dan diakhiri dengan upacara penutupan latihan.
Kegiatan bersama merupakan kegiatan yang dilaksanakan bersama dengan perindukan-perindukan dari beberapa gugusdepan. Kegiatan tersebut dapat berbentuk perkemahan yang dilaksanakan sehari, yang disebut Persari. Kegiatannya dapat berupa bazaar, karnaval, atau lomba. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa Siaga merasa senang, nyaman, dan aman serta ingin kegiatan tersebut dapat berulang. Bagi pembina wahana ini digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Perindukan Siaga masing-masing.
Kegiatan adalah alat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu harus disusun secara menarik mengandung pendidikan, menantang, progresif dan dibungkus dalam bentuk permainan, cerita khayal atau nyanyian. Pembinaan Siaga sifatnya secara pribadi bukan kelompok (klasikal). Setiap Pembina harus mengetahui sifat dan pribadi masing masing peserta didiknya. Oleh karena itu untuk memudahkan pembinaan, pramuka Siaga dalam satu perindukaan dibagi menjadi kelompok kecil dengan jumlah peserta didik tidak lebih dari 6 – 8 peserta didik.
Catatan :
Entri terkait lihat : SKU Siaga, Perindukan Siaga, Pembina & Area Pembinaan Siaga, Permainan Siaga, Upacara Siaga,
Cerita-cerita untuk Siaga, TKK Siaga, Seragam Siaga, Kode Kehormatan Siaga, Pesta Siaga.
Sumber :
Buku Panduan Penyelesaian SKU Siaga (Pegangan Pembina), Kwarnas Gerakan Pramuka,
Jakarta 2011
Print this page
Tidak ada komentar:
Posting Komentar